backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Berapa Lama Obat Dapat Bereaksi dalam Tubuh setelah Diminum?

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 19/01/2023

    Berapa Lama Obat Dapat Bereaksi dalam Tubuh setelah Diminum?

    Saat minum obat, mungkin Anda berharap obat tersebut akan bekerja dengan cepat mengatasi keluhan. Namun, sebenarnya berapa lama obat bereaksi dalam tubuh? Ketahui lama reaksi obat dan hal yang bisa memengaruhi cara kerjanya. 

    Berapa lama obat bereaksi?

    Normalnya, obat yang Anda minum akan masuk ke dalam pembuluh darah sekitar 30 menit sampai 6 jam untuk memberikan efek pada tubuh.

    Menurut situs Harvard Medical School, beberapa jenis obat dapat bereaksi pada hari pertama dikonsumsi. Namun, obat antikolesterol mungkin baru menunjukkan efeknya setelah 2 minggu. 

    Hal ini dikarenakan setiap obat memiliki cara kerjanya masing-masing di dalam tubuh. 

    Selain itu, aturan minum obat yang berbeda-beda akan memengaruhi cara kerja obat. 

    Berikut adalah hal yang memengaruhi lama reaksi obat dalam tubuh.

    • Sifat kelarutan. Obat hirup dapat cepat diserap dibandingkan dengan obat tablet.
    • Cara pemberian obat. Obat dapat langsung masuk ke dalam tubuh dengan disuntikan melalui pembuluh darah, dimasukkan lewat anus (supositoria), atau dihirup.
    • Kemampuan tubuh mencerna obat.

    Pemberian obat dengan cara dihirup dan disuntikkan ke pembuluh darah cenderung lebih cepat diserap karena tidak melewati proses pencernaan yang panjang.

    Bagaimana cara obat diserap oleh tubuh?

    waktu yang tepat minum obat cacing

    Tidak semua obat akan langsung diserap dan dilepaskan ke aliran darah untuk memberikan efek pada tubuh.

    Obat yang dikonsumsi secara oral (minum) perlu melewati proses metabolisme obat dalam sistem pencernaan, baik di organ hati maupun lambung dan usus.

    Menurut buku Drug Metabolism (2022), kecepatan metabolisme obat ini dipengaruhi oleh kerja enzim, interaksi obat, dosis, dan jenis obat yang dikonsumsi.

    Berikut ini proses penyerapan obat hingga bereaksi di dalam tubuh Anda.

    • Penyerapan: terjadi mulai dari mulut hingga usus. Usus halus menyerap senyawa kimia dalam obat untuk dialirkan ke pembuluh darah. 
    • Distribusi: setelah masuk ke pembuluh darah, kandungan obat akan didistribusikan ke jaringan-jaringan tubuh.
    • Metabolisme: obat yang larut lemak berubah menjadi larut air sehingga sisa-sisa metabolisme mudah dikeluarkan dari tubuh.
    • Ekskresi: sisa metabolisme obat di hati dan ginjal akan dikeluarkan melalui feses dan urine.

    Mengetahui tahapan penyerapan obat dapat membantu Anda lebih cermat sebelum mengonsumsi jenis obat apa pun.

    Pasalnya, obat juga dapat diserap ke dalam ASI sehingga reaksi pun dapat terjadi pada bayi yang menyusu.

    Hindari hal berikut agar obat cepat bereaksi

    Lama reaksi obat dalam tubuh Anda juga dapat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang Anda konsumsi.

    Untuk itu, Anda pun perlu menghindari konsumsi minuman berikut setelah minum obat. 

    1. Minum air kelapa

    Belum banyak penelitian yang memadai tentang boleh atau tidaknya mengonsumsi air kelapa setelah minum obat.

    Sebenarnya, air kelapa sendiri tidak berbahaya bagi tubuh Anda. Air kelapa mengandung elektrolit, vitamin, dan mineral yang baik untuk kesehatan.

    Namun, mengutip dari situs Medline Plus, air kelapa dapat berisiko menurunkan tekanan darah.

    Untuk itu, sebaiknya Anda membatasi konsumsi air kelapa jika sedang mengonsumsi obat tekanan darah karena berisiko menyebabkan tekanan darah terlalu rendah.

    2. Minum susu

    Penting untuk mengetahui apakah Anda bisa mengonsumsi obat bersama makanan dan minuman, misalnya susu.

    Dalam beberapa kasus, minum susu setelah minum obat tertentu dapat memengaruhi reaksi obat dalam tubuh.

    Bahkan, menurut situs Harvard Medical School, minum susu setelah mengonsumsi jenis obat bifosfonat kurang dari 30 menit dapat mengurangi efektivitas obat.

    Tak hanya itu, kandungan kalsium dalam susu juga disebut-sebut dapat mengganggu penyerapan senyawa dalam beberapa jenis antibiotik.

    3. Konsumsi alkohol

    Konsumsi alkohol saat minum obat tak hanya dapat memengaruhi lama reaksi obat, tapi juga mengurangi efektivitas obat.

    Selain itu, alkohol dapat meningkatkan efek samping obat, terutama pada obat antihistamin.

    Menurut situs Cleveland Clinic, alkohol dapat meningkatkan efek sedatif (penenang) dari obat-obatan tertentu, mengganggu kerja obat diabetes, hingga menambah risiko gula darah rendah.

    Seperti penjelasan di atas, beberapa jenis makanan dan minuman dapat memengaruhi reaksi obat dalam tubuh.

    Untuk itu, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter mengenai interaksi obat yang mungkin terjadi dan cara mencegahnya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 19/01/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan