backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Letrozole

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/05/2022

Letrozole

Pada wanita yang telah mengalami menopause, kanker payudara dapat ditangani dengan bantuan obat terapi hormon. Salah satu obat yang dapat digunakan ada letrozole. Obat ini juga dapat digunakan untuk menangani beberapa kondisi lain. Namun, perlu diingat untuk selalu menggunakan obat sesuai dengan aturan pakai atau anjuran dari dokter.

Golongan obat: Terapi hormon kanker

Merek obat: Aromara, Femara, Femaplex, Letraz, Lezra

Apa itu obat letrozole?

letrozole

Letrozole adalah obat yang digunakan untuk mengobati tipe-tipe kanker payudara tertentu pada wanita setelah menopause. Letrozole juga digunakan untuk mencegah kembalinya kanker.

Beberapa kanker payudara dapat tumbuh lebih cepat karena hormon alami yang disebut estrogen.

Setelah seorang wanita mengalami menopause, rahimnya tidak lagi menghasilkan hormon estrogen.

Namun, tubuh wanita tersebut masih akan memiliki hormon estrogen hasil dari menggunakan enzim yang disebut dengan aromatase.

Enzim itu akan mengubah hormon seks androgen menjadi estrogen. Perubahan tersebut sebagian besar terjadi di jaringan lemak, otot, dan kulit.

Letrozole bekerja dengan menurunkan jumlah estrogen yang diproduksi tubuh dengan menghambat perubahan hormon androgen menjadi estrogen.

Letrozole umumnya digunakan untuk mengatasi jenis kanker payudara hormon-reseptor-positif.

Pasien yang menggunakan obat ini juga biasanya pernah menjalani operasi, terapi radiasi, atau terkadang kemoterapi.

Selain kondisi di atas, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi berikut ini.

  • Mencegah kanker payudara pada wanita yang berisiko tinggi menderita kondisi ini dan telah mengalami menopause.
  • Menangani kanker payudara pada wanita yang telah mengonsumsi tamoxifen selama 5 tahun.
  • Mengatasi kanker payudara pada wanita dan pria yang lebih muda.
  • Menangani infertilitas pada wanita yang menderita PCOS.

Gunakan obat ini untuk kondisi yang terlampir pada bagian ini apabila dianjurkan oleh penyedia layanan kesehatan Anda.

Dosis obat letrozole

Letrozole tersedia dalam bentuk tablet oral 2,5 mg.

Dosis letrozole untuk orang dewasa

Berikut dosis obat letrozole pada orang dewasa sesuai kegunaannya.

1. Dosis untuk Kanker Payudara

Obat ini digunakan sebagai pengobatan utama pada wanita pascamenopause.

Khususnya, wanita pascamenopause dengan hormon reseptor positif atau hormon reseptor yang belum diketahui untuk kanker payudara lokal stadium lanjut atau metastasis.

Letrozole juga ditujukan untuk pengobatan kanker payudara stadium lanjut pada wanita pascamenopause dengan progresi penyakit setelah terapi estrogen.

Dosis obat yakni 2,5 mg tablet oral yang diberikan 1 kali sehari.

2. Dosis untuk Kanker Payudara (Terapi Lanjutan)

Obat ini juga ditujukan sebagai pengobatan lanjutan untuk kanker payudara dini pada wanita pascamenopause yang telah menerima terapi tamoxifen berkelanjutan selama 5 tahun.

Dosis obat yakni 2,5 mg tablet yang diberikan 1 kali sehari.

Dosis letrozole untuk anak-anak

Dosis untuk anak-anak belum ditetapkan. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut.

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Aturan pakai obat letrozole

Gunakan obat ini dengan cara diminum dengan atau tanpa makanan sesuai dengan anjuran dokter Anda. Dosis tergantung kondisi kesehatan dan respons pada pengobatan.

Minum obat ini secara rutin untuk mendapat hasil yang diinginkan. Untuk membantu Anda mengingat jadwal minum obat, gunakan obat pada waktu yang sama setiap harinya.

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Segera beri tahu dokter apabila kondisi Anda memburuk. misalnya ada benjolan baru pada payudara.

Lakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin untuk memantau keefektifan obat. Tes darah mungkin perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya efek samping.

Efek samping obat letrozole

Segera cari pertolongan medis apabila Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi, seperti ruam, kesulitan bernapas, dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Beberapa efek samping ringan juga dapat terjadi akibat penggunaan obat letrozole, di antaranya sebagai berikut.

  • Pusing, kantuk, kelemahan, keletihan.
  • Perasaan panas, merasa hangat pada wajah atau dada.
  • Kulit memerah (kehangatan, kemerahan, atau perasaan seperti kesemutan).
  • Sakit kepala.
  • Mual atau konstipasi.
  • Nyeri tulang, otot, atau sendi.
  • Mati rasa, kesemutan, kelemahan, atau perasaan kaku pada tangan dan jari.
  • Nyeri pada tangan yang menyebar ke lengan, pergelangan tangan, atau bahu.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • Kenaikan berat badan.

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat letrozole

letrozole

Beri tahu dokter dan apoteker apabila Anda memiliki alergi terhadap letrozole atau obat-obatan lain atau komposisi apapun pada tablet letrozole. Mintalah daftar komposisi pada apoteker Anda

Beri tahu dokter dan apoteker apa obat-obatan resep dan resep, vitamin, suplemen, dan produk herbal yang Anda konsumsi atau berencana untuk mengonsumsi.

Pastikan Anda menyebutkan obat-obatan yang mengandung estrogen, seperti:

Beri tahu dokter apabila Anda memiliki kolesterol tinggi, osteoporosis, atau penyakit hati.

Penting untuk mengetahui bahwa letrozole hanya boleh digunakan oleh wanita yang telah mengalami menopause dan tidak dapat hamil.

Apabila Anda hamil atau menyusui, Anda harus memberi tahu dokter Anda sebelum memulai pengobatan. Letrozole dapat membahayakan janin

Penting untuk mengetahui bahwa Letrozole dapat mengakibatkan pusing, kantuk, dan kelelahan.

Jangan berkendara atau mengoperasikan mesin hingga Anda tahu bagaimana obat ini mempengaruhi Anda.

Hati-hati dalam menggunakan letrozole apabila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:

Cara penyimpanan obat letrozole

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.

Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Apakah letrozole aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X (kontraindikasi) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau setara dengan Badan POM di Indonesia.

Menggunakan obat ini saat sedang hamil bisa membahayakan janin. Gunakan alat kontrasepsi yang efektif selama mengonsumsi obat hingga setidaknya 3 minggu setelah dosis terakhir.

Jika Anda menduga sedang hamil, segera lakukan konsultasi ke dokter.

Jangan menyusui saat menggunakan letrozole hingga setidaknya 2 minggu setelah dosis terakhir Anda.

Interaksi obat letrozole

Interaksi obat dapat merubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko Anda untuk terkena efek samping serius.

Jangan memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa sepengetahuan dokter Anda. Hati-hati dalam menggunakan letrozole bersamaan dengan obat-obatan di bawah ini.

  • Acetaminophen.
  • Aspirin.
  • Apixaban.
  • Ascorbic acid.
  • Alprazolam.
  • Clarithromycin.
  • Cilostazol
  • Ceritinib.
  • Cetirizine.
  • Cholecalciferol.
  • Cyanocobalamin.
  • Calcium/vitamin D.
  • Escitalopram.
  • Loratadine.
  • Levothyroxine.
  • Metoprolol.
  • Montelukast.
  • Omega-3 polyunsaturated fatty acids.
  • Palbociclib.
  • Rosuvastatin.
  • Ubiquinone.
  • Tegafur.
  • Tamoxifen.

Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi.

Simpan daftar produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan beri tahu dokter serta apoteker Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 19/05/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan