backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kalium Klorida

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Kalium Klorida

Kekurangan kalium di dalam tubuh bisa menyebabkan hipokalemia. Untuk mengatasi atau mencegah kondisi ini, kalium klorida dapat digunakan. Obat ini akan bekerja sebagai pengganti kadar kalium yang kurang di dalam darah. Agar lebih jelas, ketahui fungsi dan cara penggunaan obat yang tepat di bawah ini.

Golongan obat: Elektrolit

Merek obat: KSR

Apa itu kalium klorida?

Irinotecan

Kalium klorida (KCL) atau potassium chloride adalah obat suplemen untuk mengatasi atau mencegah hipokalemia (kekurangan kalium).

Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,5 sampai 5 mEq (miliekuivalen)/L (liter). Anda dinyatakan mengalami kekurangan kalium jika kadar kalium dalam darah kurang dari 3,5 mEq/L.

Fungsi kalium klorida yaitu membantu memenuhi kebutuhan kalium dalam darah.

Kalium atau juga dikenal sebagai potassium merupakan mineral penting yang disebut sebagai elektrolit. Elektrolit ini membantu sel, ginjal, jantung, otot, dan saraf berfungsi dengan baik.

Untuk memastikan kadar kalium dalam tubuh Anda normal atau tidak, konsultasikan langsung ke dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan beberapa tes laboratorium seperti tes darah, tes urine, dan tes EKG.

Beberapa kondisi medis dapat menurunkan kadar kalium dalam tubuh sebagai efek sampingnya, misalnya diare kronis, muntah terus-terusan, hingga masalah hormon seperti hiperaldosteronism.

Mengonsumsi obat-obatan diuretik atau yang lebih dikenal dengan ‘pil air’ juga bisa menyebabkan kadar kalium dalam tubuh berkurang.

Selain itu, beberapa orang mungkin tidak bisa memenuhi asupan harian kaliumnya lewat makanan sehingga kadar kalium dalam tubuhnya rendah.

Sediaan dan dosis kalium klorida

Kalium klorida tersedia dalam bentuk tablet dan cairan infus dengan konsentrasi 7.46% (harus diencerkan terlebih dahulu).

Melansir dari MIMS, pembagian dosis kalium klorida sesuai usia pasien adalah sebagai berikut.

Bagaimana dosis kalium klorida untuk orang dewasa?

Dosis untuk mengatasi kekurangan kalium

  • Cairan infus: dosis dan laju pemberian tergantung kondisi tiap pasien. Bila kadar kalium dalam darah 2,5 mEq/L atau lebih, berikan kurang dari 10 milliequivalent (mEq) per jam. Dosis maksimal adalah 200 mEq per jam. Harus diencerkan terlebih dahulu sebelum pemberian. Konsentrasi tidak melebihi 40 mEq/L.
  • Tablet: 40-100 mEq per hari terbagi menjadi 2-5 dosis yang sama besar.

Dosis untuk mengatasi mencegah kekurangan kalium

  • Cairan infus: dosis dan laju pemberian tergantung kondisi tiap pasien. Bila kadar kalium dalam darah 2,5 mEq/L atau lebih, berikan kurang dari 10 milliequivalent (mEq) per jam. Dosis maksimal adalah 200 mEq per jam. Harus diencerkan terlebih dahulu sebelum pemberian. Konsentrasi tidak melebihi 40 mEq/L
  • Tablet: 10-20 mEq oral sekali sehari diberikan dalam dosis yang terbagi.

Bagaimana dosis kalium klorida untuk anak-anak?

Dosis untuk mengatasi hipokalemia pada anak

  • Larutan oral: 2 mEq per kg hingga 4 mEq per kg dalam dosis yang terbagi. Dosis maksimal harian 100 mEq.
  • Infus: dosis dan laju pemberian tergantung kondisi tiap pasien. Bila kadar kalium dalam darah 2,5 mEq/L atau lebih, berikan kurang dari 10 milliequivalent (mEq) per jam. Dosis maksimal adalah 200 mEq per jam. Harus diencerkan terlebih dahulu sebelum pemberian. Konsentrasi tidak melebihi 40 mEq/L.

Dosis untuk mencegah hipokalemia pada anak

  • Larutan oral: dosis awal 1 mEg/kg/hari. Dosis maksimal 3 m3q/kg/hari.
  • Infus: dosis dan laju pemberian tergantung kondisi tiap pasien. Bila kadar kalium dalam darah 2,5 mEq/L atau lebih, berikan kurang dari 10 milliequivalent (mEq) per jam. Dosis maksimal adalah 200 mEq per jam. Harus diencerkan terlebih dahulu sebelum pemberian. Konsentrasi tidak melebihi 40 mEq/L

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Aturan pakai kalium klorida

Selalu ikuti aturan penggunaan obat dari dokter atau baca panduan pada kemasan obat setiap kali sebelum menggunakan obat. Jika ada pertanyaan, ajukan pada dokter atau apoteker.

Jangan menghancurkan, mengunyah, atau menghisap kapsul ukuran besar atau tablet. Melakukan hal tersebut dapat melepaskan semua obat sekaligus, meningkatkan risiko efek samping.

Jangan memecah tablet ukuran besar kecuali mereka memiliki garis bagi dan dokter atau apoteker memberitahu Anda untuk melakukannya.

Telan obat secara utuh. Jika Anda memiliki kesulitan menelan kapsul, beri tahu dokter atau apoteker. Beberapa merek dapat dibuka dan isinya ditaburi ke sesendok makanan lunak, seperti puding.

Obat ini harus diminum setelah makan. Minum segelas air putih setelahnya untuk memastikan Anda menelan semua obat. Usahakan untuk tidak berbaring selama 10 menit setelah minum obat ini.

Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Supaya Anda tidak lupa, minum obat ini di waktu yang sama setiap hari.

Bila sewaktu-waktu lupa minum obat ini dan jeda konsumsi berikutnya masih jauh, disarankan segera melakukannya begitu ingat. Sementara jika jeda waktunya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jangan menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa sepengetahuan dokter. Minum obat yang tidak sesuai aturan dapat meningkatkan risiko efek samping. 

Dosis didasarkan pada kondisi medis Anda dan respons terhadap pengobatan. Jangan meningkatkan dosis atau menggunakan lebih sering daripada yang ditentukan.

Jangan memberikan obat ini ke orang lain meski mereka mengeluhkan gejala yang serupa dengan Anda. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pemberian dosis disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien dan bagaimana tubuh mereka merespon pengobatan.

Minum obat ini persis seperti yang dianjurkan dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian obat yang tertera pada label resep dan baca semua panduan pengobatan atau lembar instruksi dengan teliti. Jangan ragu untuk bertanya ke dokter bila Anda belum paham betul cara pakainya.

Jangan ragu untuk segera berobat ke dokter bila kondisi Anda tidak membaik atau justru semakin parah. Jika Anda memiliki pertanyaan, sebaiknya juga segera berkonsultasi ke dokter.

Efek samping kalium klorida

trihexyphenidyl

Sama seperti obat-obat pada umumnya, obat suplemen satu ini juga berpotensi menimbulkan efek samping dari ringan hingga berat.

Beberapa efek samping kalium klroida yang paling umum muncul setelah konsumsi adalah sebagai berikut.

  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Perut kembung atau begah.
  • Nyeri saat menelan.
  • Feses mengandung sisa selubung tablet yang tidak tercena tubuh.

Hentikan menggunakan kalium klorida dan hubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari efek samping yang serius berikut ini.

  • Kebingungan, kecemasan, perasaan seperti Anda akan pingsan.
  • Jantung berdebar cepat.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Sering merasa haus dan ingin buang air kecil.
  • Rasa tidak nyaman di kaki.
  • Badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga.
  • Mati rasa atau perasaan geli di tangan atau kaki, atau sekitar mulut.
  • Sakit perut yang parah yang disertai dengan diare terus menerus atau muntah.
  • Perubahan warna pada feses menjadi lebih gelap.
  • Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.

Anda juga sebaiknya segera cari bantuan medis darurat jika mengalami tanda-tanda reaksi alergi parah, yang dapat berupa mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal di sekujur tubuh, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti Anda akan pingsan.

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin juga ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian obat kalium klorida

Supaya obat suplemen satu ini dapat memberikan manfaat yang maksimal, Anda perlu Anda ketahui beberapa hal ini sebelum mengonsumsinya.

Alergi

Beri tahu dokter atau apoteker jika Anda memiliki alergi. Produk ini mungkin mengandung bahan-bahan aktif, yang dapat menyebabkan reaksi alergi obat parah atau masalah lainnya.

Silakan bertanya langsung ke dokter untuk mengetahui informasi lebih jelasnya.

Riwayat penyakit tertentu

Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter atau apoteker tentang kondisi Anda yang sebenarnya. Hal ini termasuk bila Anda pernah atau sedang memiliki penyakit seperti berikut ini.

  • Kadar kalium dalam darah yang terlalu tinggi (hiperkalemia).
  • Penyakit ginjal dan penyakit hati.
  • Diabetes.
  • Dehidrasi parah.
  • Penyakit jantung.
  • Kelainan kelenjar adrenal.
  • Perdarahan lambung atau usus.
  • Penyumbatan di perut atau usus.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Cedera jaringan besar seperti luka bakar parah.
  • Diare kronis.
  • Kolitis ulseratif.
  • Penyakit Crohn.

Obat-obatan tertentu

Sebelum menjalani operasi, beri tahu dokter atau dokter gigi tentang semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat resep, obat nonresep, dan obat herbal).

Anda juga sebaiknya memberi tahu dokter bila belakangan ini juga sedang mengonsumsi suplemen kalium lain. Sebab, terlalu banyak kalium dapat menyebabkan efek samping yang serius.

Pemeriksaan berkala

Untuk memastikan kadar kalium dalam darah, Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan berkala.

Biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan beberapa tes laboratorium seperti tes darah, tes urine, dan tes elektrokardiograf (EKG).

Pemeriksaan EKG bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik di jantung. Hasil pemeriksaan EKG membantu dokter menentukan durasi pengobatan yang akan dijalani pasien.

Perhatikan asupan makanan

Dokter dapat merancang pola makan yang cocok dengan kondisi Anda. Mungkin akan ada beberapa makanan yang harus Anda hindari supaya pengobatan bisa berjalan lebih optimal.

Hamil dan menyusui

Selama kehamilan, obat ini harus digunakan hanya ketika dibutuhkan. Diskusikan risiko dan manfaat dengan dokter Anda.

Bagaimana cara menyimpan kalium klorida?

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.

Perhatikan cara penyimpanan obat yang tepat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.

Apakah kalium klorida aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Kalium klorida termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil.

Kalium dapat terserap ke dalam ASI sebanyak 13 mEq/L. Namun, selama tidak digunakan dalam jumlah berlebih, kalium aman untuk ibu menyusui.

Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Interaksi obat kalium klorida

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Hipokalemia tidak seharusnya diobati dengan pemberian garam kalium dan diuretik kalium, misalnya, spironolactone, triamterene, atau amilorid. Pasalnya, pemberian secara serentak produk-produk tersebut justru dapat menghasilkan hiperkalemia berat.

Obat ini juga sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan angiotensin converting enzyme inhibitor. Golongan obat angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor seperti kaptopril dan enalapril akan menghasilkan beberapa retensi kalium dengan menghambat produksi aldosteron.

Suplemen kalium boleh diberikan kepada pasien yang sedang rutin mengonsumsi obat ACE inhibitor, tapi dengan catatan harus dalam pengawasan yang ketat oleh dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui seminggu yang lalu

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan