backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Alopurinol

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Alopurinol

    Alopurinol adalah obat yang umumnya diresepkan untuk mengobati penyakit asam urat dan batu ginjal jenis tertentu. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kinerja enzim pembentuk asam urat dalam tubuh. Artikel kali ini akan membahas secara mendalam mengenai dosis, aturan pakai, serta efek samping obat ini.

    Golongan obat: Antipirai, xanthine-oxidase inhibitor

    Merek dagang alopurinol: Alluric, Alodan, Allopural, Allopril, Alofar, Etaluric, Favolar, Goutika, Kolton, Licoric, Mediuric, Selespurin, Omeric, Pritanol, Puricemia, Tylonic

    Apa itu obat alopurinol?

    Alopurinol adalah obat yang berfungsi untuk mengobati asam urat tinggi di dalam darah. Penyakit asam urat atau gout adalah peradangan sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah.

    Asam urat diproduksi secara alami oleh tubuh ketika memecah purin dari makanan. Seharusnya, asam urat dikeluarkan oleh tubuh lewat urine dan feses.

    Namun, asam urat dapat menumpuk secara berlebihan dan membentuk kristal di sekitar sendi sehingga menimbulkan peradangan sendi.

    Kegunaan alopurinol adalah membantu menurunkan kadar asam urat dengan cara menghambat kinerja enzim xantin oksidase. Enzim tersebut berperan dalam proses pembentukan asam urat.

    Selain untuk mengobati penyakit gout, obat ini juga bisa digunakan untuk batu ginjal kambuhan akibat asam urat berlebih dalam urine, serta mencegah kenaikan asam urat pada pasien yang menjalani kemoterapi untuk kanker.

    Dosis alopurinol

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

    Penyakit asam urat

    • Dewasa: Dosis awal 100 mg per hari. Setelah itu, dosis dapat ditingkatkan tergantung 100 mg setiap 2-4 minggu, tergantung pada penurunan kadar asam urat. Dosis pemeliharaan adalah 100-200 mg/hari untuk kondisi ringan, 300-600 mg untuk kondisi sedang, dan 700-900 mg/hari untuk kondisi berat. Dosis maksimal adalah 900 mg/hari.
    • Anak: 10-20 mg/kg berat badan per hari. Dosis maksimal adalah 400 mg/hari.

    Asam urat tinggi akibat kemoterapi

    • Dewasa: 600-800 mg per hari, dibagi menjadi beberapa dosis selama 2-3 hari sebelum pengobatan kemoterapi.
    • Anak: 150 mg/hari untuk di bawah usia 6 tahun, 300 mg/hari untuk usia 6-10 tahun, atau 10-20 mg/kg berat badan per hari untuk di bawah usia 15 tahun. Dosis maksimal adalah 400 mg/hari.

    Batu ginjal

    Untuk mengobati batu ginjal, dosis alopurinol yang disarankan adalah 200-300 mg per hari dan dibagi menjadi 2-3 dosis terpisah.

    Dosis lansia dan pasien dengan masalah ginjal atau hati

    Untuk pasien dan lansia yang memiliki penyakit ginjal atau hati, dokter akan meresepkan dosis yang lebih rendah dengan jeda waktu minum obat lebih lama.

    Jika Anda menjalani dialisis (cuci darah) sebanyak 2-3 kali seminggu, dokter akan meresepkan dosis 300 atau 400 mg yang harus diminum segera setelah dialisis.

    Baca label kemasan untuk mengetahui dosis obat lebih lanjut. Bila Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan dengan dokter.

    Aturan pakai alopurinol

    Allopurinol hanya boleh diminum sesuai dengan resep dokter. Anda harus meminum obat ini setelah makan dan menelannya dengan segelas air.

    Apabila Anda minum obat ini lebih dari dosis yang disarankan, segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat.

    Jika Anda lupa minum satu dosis, segera minum sesuai dengan dosis awal secepatnya. Namun, jika sudah mendekati waktu untuk dosis berikutnya, Anda boleh langsung melewati dosis sebelumnya.

    Pastikan Anda tidak minum 2 dosis sekaligus untuk menggantikan dosis yang terlewatkan. Hindari menghentikan konsumsi obat tanpa konsultasi dengan dokter.

    Efek samping alopurinol

    Berdasarkan informasi dari EMC, alopurinol juga berpotensi menyebabkan beberapa efek samping seperti:

    • ruam kulit yang disertai gatal,
    • sariawan,
    • mengi (napas berbunyi),
    • rasa sesak atau penuh di dada,
    • demam dan menggigil,
    • sakit kepala,
    • nyeri otot,
    • konjungtivitis (mata merah),
    • peningkatan produksi hormon tiroid,
    • mual dan muntah,
    • peradangan hati, dan
    • tubuh terasa lemah.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat alopurinol

    Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi obat ini.

    • Konsultasikan dengan dokter apabila Anda memiliki alergi terhadap obat alopurinol.
    • Informasikan pada dokter jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti masalah ginjal, hati, serangan asam urat akut, tekanan darah tinggi, diabetes, jantung, atau tiroid.
    • Beri tahu dokter apa saja obat-obatan dan suplemen yang sedang Anda konsumsi. Pasalnya, obat ini bisa saja memicu interaksi dengan obat-obatan lain yang tengah Anda gunakan.
    • Simpanlah obat di tempat yang kering dengan suhu ruangan atau di bawah 25 derajat Celsius. Hindari memindahkan obat dari kemasan asli ke container atau tempat obat lain.
    • Obat ini tidak boleh dibuang di toilet, saluran pembuangan air, atau tempat sampah rumahan. Tanyakan pada apoteker bagaimana cara membuang obat yang sudah habis atau tidak terpakai.

    Apakah obat alopurinol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Obat ini tergolong dalam kategori C oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat.

    Ini artinya, hingga saat ini belum ada penelitian terkontrol yang dilakukan terhadap ibu hamil. Namun, ada potensi risiko dan efek samping yang bisa memengaruhi perkembangan janin.

    Apabila Anda sedang hamil dan menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini.

    Interaksi obat alopurinol dengan obat lain

    Obat ini kemungkinan dapat memicu interaksi jika dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu, seperti:

    • antikoagulan atau pengencer darah (seperti warfarin),
    • aspirin,
    • imunosupresan,
    • obat antikanker (seperti doxorubicin dan bleomycin),
    • vidarabine,
    • teofilin,
    • obat diabetes,
    • obat hipertensi (seperti diuretik atau ACE inhibitor),
    • fenitoin,
    • aluminium hidroksida,
    • antibiotik, dan
    • didanosine.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan