backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Voltaren

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 02/09/2022

Voltaren

Voltaren adalah obat untuk mengatasi nyeri dan peradangan. Obat ini termasuk obat keras, sehingga membutuhkan resep dokter untuk menggunakannya. Ketahui lebih dalam mengenai dosis dan efek samping obat Voltaren melalui penjelasan berikut.

Golongan obat: Obat antiinflamasi non steroid

Kandungan obat: Natrium Diklofenak

Apa itu obat Voltaren?

Voltaren adalah obat golongan antiperadangan nonsteroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug atau NSAID) dengan kandungan utama diclofenac sodium atau natrium diklofenak .

Obat Voltaren bekerja dengan cara menghambat kerja zat dalam tubuh yang menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan (prostaglandin).

Manfaat Voltaren bisa digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan sampai sedang, seperti untuk meredakan gejala kekakuan sendi akibat osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.

Jika gejala tidak bertambah baik setelah menggunakan obat ini, segera periksakan ke dokter.

Sediaan dan dosis obat Voltaren

gasfamin, obat tablet

Voltaren tersedia dalam bentuk tablet, gel, suppositoria, dan cairan injeksi dengan rincian kekuatan sebagai berikut.

  • Tablet 12.5 mg, 25 mg, 50 mg, 75 mg, dan 100 mg.
  • Emulgel 1%.
  • Suppositoria 50 mg dan 100 mg
  • Cairan injeksi 25 mg/mL.

Dosis dan frekuensi penggunaan Voltaren harus disesuaikan dengan kondisi dan respons terhadap pengobatan agar sesuai kebutuhan.

Berikut anjuran dosis yang bisa Anda ikuti.

1. Voltaren tablet

  • Tablet: Dosis awal 50 mg 2 – 3 kali per hari. Kasus ringan: 75 – 100 mg per hari.
  • Tablet SR:  Dosis awal 100 – 150 mg per hari. Kasus ringan: 75 – 100 mg per hari biasanya cukup adekuat (memenuhi syarat).
  • Tablet Retard: Dosis awal 100 mg per hari atau dua tablet Voltaren SR 75. 

2. Voltaren gel

Oleskan gel pada kulit dengan dosis 2 – 4 gram atau seujung jari sebanyak 3 – 4 kali sehari atau daerah seluas 400 – 800 cm². Jumlah gel yang diperlukan tergantung pada luas tempat yang nyeri.

3. Voltaren suppositoria

Dosis awal 2 x 50 mg atau 1 x 100 mg pada malam hari. Kasus yg lebih berat: dikombinasikan dengan 25/50 mg tablet, maksimal: 150 mg per hari.

4. Voltaren cairan injeksi

Dosis awal sebanyak 1 – 2 ampul 3 ml (setara dengan 75 mg) per hari dengan dosis maksimal 150 mg per hari. Dosis ini tidak dianjurkan diberikan lebih dari dua hari.

Pemberian Voltaren kepada anak di bawah 12 tahun tidak dianjurkan karena belum diketahui keamanan dan keampuhannya.

Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan Voltaren untuk anak Anda.

Dokter mungkin akan memberikan resep sesuai dengan kondisi anak atau memberi obat lain.

Anda juga bisa mengikuti aturan minum obat yang tertera dalam label kemasan sebelum menggunakan obat ini.

Jangan gunakan obat Voltaren ini melebihi dosis yang dianjurkan, lebih sedikit, lebih lama dari yang disarankan.

Untuk meminimalkan risiko efek samping, gunakan Voltaren dengan dosis efektif terendah dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Efek samping obat Voltaren

Sama seperti obat lain, efek samping bisa terjadi jika obat ini tidak digunakan sesuai petunjuk. Efek samping ringan yang mungkin terjadi setelah menggunakan Voltaren adalah sebagai berikut.

  • Sakit perut, mual.
  • Heartburn dan perut kembung.
  • Diare atau sembelit.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Kantuk.
  • Kelelahan.
  • Reaksi alergi, seperti ruam, gatal (terutama di wajah, lidah, dan tenggorokan), pusing parah, hingga sulit bernapas.

Jika Anda merasakan efek tersebut dan makin memburuk, segera periksakan ke dokter. Obat ini juga bisa menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti di bawah ini.

Tidak semua orang mengalami efek samping saat menggunakan obat ini. Mungkin juga ada beberapa efek samping yang belum disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda.

Apakah obat Voltaren aman untuk ibu hamil dan menyusui?

hamil 7 bulan

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil dan menyusui.

Selalu konsultasikan pada dokter untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Mengutip MIMS, obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko).

Hindari penggunaan Voltaren jika usia kehamilan Anda sudah masuk trimester ketiga atau 30 minggu.

Penggunaan obat ini pada trimester ketiga dapat meningkatkan risiko penutupan dini duktus arteriosus janin (salah satu saluran penghubung di pembuluh darah janin).

Bagi ibu menyusui, penggunaan Voltaren tidak disarankan atau harus dalam penanganan khusus. Diklofenak sebagai kandungan utama Voltaren dapat ikut keluar melalui ASI.

Efek samping mungkin saja terjadi pada bayi Anda yang menyusui ASI.

Selalu konsultasi terlebih dulu pada dokter atau bidan sebelum menggunakan obat apa pun, jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.

Peringatan dan perhatian sebelum mengonsumsi Voltaren

Sebelum menggunakan Voltaren dalam berbagai varian, beri tahu dokter atau apoteker bila Anda memiliki kondisi medis seperti di bawah ini.

  • Alergi diklofenak, aspirin, atau obat NSAID lainnya, seperti ibuprofen, naproxen, dan celecoxib atau jika Anda punya alergi lainnya.
  • Memiliki riwayat kesehatan, terutama asma, masalah perdarahan atau penggumpalan darah, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, edema, penyakit hati, penyakit ginjal, polip hidung, masalah lambung/usus/kerongkongan, dan stroke.
  • Sedang atau akan menjalankan operasi bypass arteri koroner.

Masalah ginjal terkadang bisa terjadi karena penggunaan diklofenak. Hal ini lebih mungkin terjadi jika Anda mengalami dehidrasi, gagal jantung, atau penyakit ginjal.

Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi terjadi. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika ada perubahan dalam buang air kecil.

Obat ini bisa menyebabkan pusing dan kantuk. Jangan mengemudi, mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi setelah minum obat ini.

Obat ini juga bisa membuat Anda lebih peka terhadap sinar matahari. Untuk itu, batasi waktu Anda di bawah sinar matahari setelah minum atau mengoleskan obat Voltaren.

Beri tahu dokter jika Anda mengalami kulit terbakar. Lansia mungkin lebih peka terhadap efek samping obat ini, terutama perdarahan lambung atau usus, masalah ginjal, dan masalah jantung yang memburuk.

Interaksi obat Voltaren dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum di sini.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal). Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.

Beberapa obat lain dapat berinteraksi dengan Voltaren, di antaranya sebagai berikut.

  • Aliskiren.
  • Penghambat ACE, seperti captopril, lisinopril.
  • Penghambat reseptor angiotensin II, seperti valsartan, losartan.
  • Kortikosteroid, seperti prednison.
  • Cidofovir.
  • Lithium.
  • Metotreksat.
  • Diuretik, seperti furosemide.

Voltaren yang diminum dengan obat lain bisa meningkatkan risiko perdarahan. Berikut beberapa obat yang dimaksud. 

  • Obat antiplatelet, seperti clopidogrel.
  • Obat pengencer darah, seperti dabigatran, enoxaparin, dan warfarin.

Periksa semua label obat yang Anda gunakan dengan cermat karena banyak obat mengandung penghilang rasa sakit, seperti aspirin, ibuprofen, ketorolac, dan celecoxib.

Obat-obatan tersebut dapat meningkatkan risiko efek samping bila dikonsumsi bersamaan dengan Voltaren.

Namun, jika dokter telah mengarahkan untuk mengambil obat-obatan tersebut, sebaiknya ikuti instruksi dokter Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 02/09/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan