backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

11

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Postinor 2

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 29/05/2023

Postinor 2

Fungsi Postinor 2

Apa itu obat Postinor 2?

Postinor 2 adalah kontrasepsi darurat yang diminum secara oral, untuk wanita yang baru saja berhubungan seksual tanpa pengaman.

Obat ini mengandung bahan aktif levonorgestrel. Levonorgestrel adalah hormon progestin yang menghambat pelepasan sel telur (ovulasi) selama siklus menstruasi berlangsung.

Hormon ini juga menyebabkan perubahan pada tekstur dinding rahim agar tidak ada sel telur yang dapat menempel, serta mengentalkan cairan vagina untuk mencegah sel sperma mencapai sel telur (pembuahan).

Postinor 2 tidak boleh digunakan sebagai alat kontrasepsi reguler (rutin). Obat ini juga tidak dapat melindungi Anda dari penyakit menular seksual.

Bagaimana cara minum Postinor 2?

Jika membeli obat ini di apotek, Anda harus membaca aturan yang tertera di label kemasan produk secara saksama. Jika ada hal yang tidak Anda mengerti atau khawatirkan, konsultasikanlah ke apoteker atau dokter.

Minum Postinor-2 sesegera mungkin bila Anda mencurigai adanya kegagalan alat kontrasepsi (seperti kondom rusak atau bocor), atau setelah Anda melakukan hubungan seksual tanpa pengaman.

Dosis pertama harus diminum dalam waktu 72 jam. Minum tablet kedua 12 jam setelah tablet pertama.

Apabila Anda muntah dalam waktu 2 jam setelah minum Postinor 2, tanyakan ke dokter apakah obat harus diminum kembali atau tidak.

Bagaimana cara menyimpan obat ini?

Postinor 2 paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.

Merek lain dari obat yang sejens mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.                            

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlaku obat telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

Dosis Postinor 2

Informasi berikut ini tidak bisa dijadikan pengganti resep dokter. Anda HARUS berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan Postinor 2.

Berapa dosis Postinor 2 untuk orang dewasa??

Konsultasikan dengan dokter Anda untuk informasi terkait dosis Postinor 2. Dosis yang dianjurkan adalah 2 tablet dalam waktu 12-72 jam setelah berhubungan seksual.

Umumnya, Anda tidak disarankan untuk menggunakan obat ini lebih dari 1-2 tablet per bulan. Jika Anda membutuhkan lebih banyak, gunakan metode kontrasepsi lainnya.

Berapa dosis Postinor 2 untuk anak?

Belum ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-anak. Obat ini bisa saja berbahaya bagi anak-anak. Penting untuk memahami keamanan obat sebelum digunakan. Konsultasikan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Dalam bentuk apa saja obat ini tersedia?

Postinor 2 tersedia dalam bentuk strip tablet. Dalam 1 strip, terdapat 2 tablet dengan ukuran masing-masing 0,75 mg.

Efek Samping Postinor 2

Apa efek samping Postinor 2 yang mungkin terjadi?

Sama seperti obat lainnya, Postinor 2 dapat menyebabkan beberapa efek samping. Kebanyakan dari efek samping jarang terjadi dan tidak memerlukan pengobatan apa pun. Namun, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki masalah apapun setelah meminum obat ini.

Beberapa efek samping kontrasepsi darurat yang mungkin terjadi adalah:

  • mual
  • perdarahan yang terjadi setelah 2-3 hari pemakaian dosis
  • ketegangan pada payudara
  • sakit kepala

Tidak menutup kemungkinan beberapa orang akan mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi Postinor 2. Menurut laman Drugs.com, berikut adalah tanda-tanda alergi yang mungkin timbul:

  • ruam kulit
  • gatal-gatal
  • pembengkakan di wajah, lidah, bibir, atau tenggorokan
  • kesulitan bernapas

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin saja ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan & Perhatian

Apa yang harus saya perhatikan sebelum menggunakan Postinor 2?

Sebelum menggunakan Postinor 2, beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki:

  • Riwayat alergi terhadap Postinor 2, atau bahan yang terkandung dalam obat tersebut (levonorgestrel). Informasi lebih rinci ada pada kemasan.
  • Reaksi alergi terhadap obat-obatan lain, makanan, pewarna, pengawet, atau hewan.
  • Kondisi kesehatan lainnya. Obat-obatan yang memiliki risiko interaksi dengan Postinor 2.

Setelah minum obat ini, kemungkinan akan ada perubahan pada siklus menstruasi Anda, baik dari jadwal haid hingga jumlah darah yang dikeluarkan.

Segera konsultasikan ke dokter apabila Anda terlambat menstruasi lebih dari 7 hari. Dokter mungkin akan meminta Anda menjalani tes kehamilan.

Apakah Postinor 2 aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini.

Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori X menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau setara dengan badan POM di Indonesia.

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA :

  • A = Tidak berisiko
  • B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
  • C = Mungkin berisiko
  • D = Ada bukti positif dari risiko
  • X = Kontraindikasi
  • N = Tidak diketahui

Interaksi Obat

Obat apa saja yang tak boleh dikonsumsi bersamaan dengan Postinor 2?

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.

Berikut adalah obat-obatan yang sebaiknya Anda hindari ketika menggunakan Postinor 2:

  • ampicillin
  • rifampicin
  • tetracycline
  • chloramphenicol
  • neomycin
  • sulphonamide
  • obat-obatan barbiturat
  • fenilbutazon

Apakah ada makanan dan minuman yang tak boleh dikonsumsi saat menggunakan obat ini?

Obat-obatan tertentu tidak bisa digunakan pada saat makan atau saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.

Merokok tembakau atau mengonsumsi alkohol dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.

Apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang dapat berinteraksi dengan Postinor 2?

Postinor 2 dapat terpengaruh dengan kondisi kesehatan Anda. Interaksi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda atau mengubah cara kerja obat. Penting untuk selalu memberitahu dokter dan apoteker terkait semua kondisi kesehatan Anda saat ini, seperti:

  • hamil atau mencoba untuk hamil
  • perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
  • penyakit hati dan sakit ginjal
  • penyakit kuning selama kehamilan
  • memiliki riwayat kanker payudara, ovarium, dan uterus
  • asma
  • hipertensi
  • depresi

Overdosis

Apa yang harus saya lakukan dalam keadaan darurat atau overdosis?

Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.

Apa yang harus saya lakukan kalau saya lupa minum/pakai obat?

Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, atau pengobatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 29/05/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan