backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Naproxen

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 08/09/2022

Naproxen

Ada banyak jenis obat yang bisa digunakan sebagai antinyeri atau pereda rasa sakit, salah satunya naproxen. Obat ini dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit pada berbagai kondisi.

Meski begitu, penggunaan obat ini tetap harus sesuai dengan anjuran dokter atau aturan pemakaian obat. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Golongan obat: Nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID)

Merek obat: Alif 500, Xenifar

Apa itu naproxen?

Naproxen (naproksen) atau naproxen sodium adalah obat dengan fungsi untuk mengurangi rasa sakit pada berbagai kondisi, seperti sakit kepala, nyeri otot, tendonitis, sakit gigi, dan kram menstruasi.

Obat ini juga membantu mengurangi rasa nyeri, bengkak, dan sendi kaku yang disebabkan oleh arthritis, bursitis, dan serangan asam urat.

Naproxen merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID). Obat ini bekerja dengan menghambat produksi zat tertentu yang menyebabkan peradangan dalam tubuh.

Jika Anda sedang menyembuhkan penyakit kronis, seperti arthritis, tanyakan kepada dokter mengenai perawatan non-obat dan/atau menggunakan obat lain untuk mengobati rasa sakit Anda.

Dosis obat naproxen

famos

Ketersediaan obat naproxen adalah kaplet oral 500 mg.

Melansir dari MIMS, berikut adalah dosis naproxen sesuai anjuran pemakaian obat.

1. Ankylosing spondylitis, osteoarthritis, rheumatoid arthritis

  • Dewasa: dosis awal 500 – 1.000 mg per hari sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi dua kali sehari. Dosis awal untuk controlled-release naproxen sodium adalah 750 – 1000 mg per hari.
  • Lansia: berikan dosis terendah untuk jangka waktu penggunaan paling pendek.

2. Asam urat akut

  • Dewasa: 750 mg (naproxen) diminum satu kali, diikuti oleh 250 mg (naproxen) setiap 8 jam hingga serangan asam urat reda. Dosis yang dianjurkan untuk controlled-release naproxen sodium adalah 1.000 – 1.500 mg diminum pada hari pertama, diikuti oleh 1.000 mg diminum setiap hari hingga reda.
  • Lansia: berikan dosis terendah untuk jangka waktu penggunaan paling pendek.

3. Gangguan muskuloskeletal akut, bursitis, tendonitis, dismenore

  • Dewasa: dosis awal 500 mg sekali, diikuti 500 mg setiap 12 jam, atau 250 mg setiap 6 – 8 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum 1.250 mg pada hari pertama dan 1.000 mg naproxen di hari selanjutnya. Dosis awal untuk controlled-release naproxen adalah 1.000 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 1.500 mg jika diperlukan untuk jangka waktu yang terbatas, lalu diturunkan ke dosis awal.
  • Lansia: berikan dosis terendah untuk jangka waktu penggunaan paling pendek.

4. Nyeri ringan hingga sedang

  • Dewasa: Dosis awal 500 mg, diikuti 500 mg setiap 12 jam, atau 250 mg (naproxen) setiap 6 – 8 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimum 1.250 mg di hari pertama dan 1.000 mg naproxen di hari selanjutnya. Dosis awal untuk controlled-release naproxen adalah 1.000 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 1.500 mg jika diperlukan untuk jangka waktu yang terbatas, lalu diturunkan ke dosis awal.
  • Lansia: berikan dosis terendah untuk jangka waktu penggunaan paling pendek.
  • Anak: usia 12 tahun atau lebih, dosis sama dengan orang dewasa.

5. Demam

  • Dewasa: dosis awal 200 – 400 mg dalam 1 jam pertama, diikuti 200 mg setiap 8 – 12 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 600 mg dalam sehari atau 400 mg dalam 8 – 12 jam.
  • Lansia: berikan dosis terendah untuk jangka waktu penggunaan paling pendek.
  • Anak: usia 12 tahun atau lebih, dosis sama dengan orang dewasa.
  • 6. Juvenile rheumatoid arthritis

    • Anak: usia 2 tahun atau lebih, 10 mg/kg sehari dibagi menjadi dua dosis. Dosis maksimum 1.000 mg per hari.

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

    Aturan pakai obat naproxen

    Minum obat dengan bantuan air. Ikuti aturan pakai obat yang tertera pada kemasan atau sesuai anjuran dokter.

    Jangan berbaring setidaknya selama 10 menit setelah minum obat. Untuk mencegah sakit perut, minum obat ini beserta makanan, susu, atau antasida.

    Untuk controlled-release naproxen, minum obat secara langsung dan jangan dibelah, dikunyah, atau dihancurkan.

    Dosis dibuat berdasarkan kondisi medis dan respons tubuh terhadap pengobatan. Jangan menambah dosis atau meminum obat lebih sering dari yang dianjurkan.

    Jika anak mengalami penurunan berat badan selama menggunakan obat ini, segera beri tahu dokter.

    Dosis pada anak ditentukan sesuai berat badannya, sehingga penurunan berat badan akan memengaruhi dosis yang diberikan.

    Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.

    Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis obat Anda.

    Jika Anda memakai obat seperlunya saja (tidak sesuai jadwal rutin), ingatlah bahwa obat bekerja paling ampuh saat digunakan ketika tanda-tanda nyeri baru mulai terjadi.

    Bila Anda menunggu sampai rasa sakit memburuk, kemungkinan obat tidak akan bekerja dengan baik. Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau bahkan memburuk.

    Efek samping obat naproxen

    minum obat setelah makan

    Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala reaksi alergi terhadap naproxen, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, dan pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

    Hentikan penggunaan naproksen dan hubungi dokter Anda segera jika Anda mengalami kondisi berikut ini.

    • Nyeri dada, letih, sesak napas, sulit bicara, masalah dengan penglihatan atau keseimbangan.
    • Tinja hitam atau berdarah.
    • Batuk darah atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi.
    • Kenaikan berat badan yang cepat, jarang buang air kecil atau tidak sama sekali.
    • Mual, nyeri perut bagian atas, gatal-gatal, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna tanah liat, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata).
    • Memar, kesemutan yang parah, mati rasa, nyeri, kelemahan otot.
    • Demam, sakit kepala, leher kaku, menggigil, peningkatan sensitivitas terhadap cahaya, muncul bintik-bintik keunguan pada kulit, dan/atau kejang.
    • Reaksi kulit, misalnya demam, sakit tenggorokan, pembengkakan pada wajah atau lidah, rasa terbakar di mata, nyeri kulit, diikuti dengan ruam kulit merah atau ungu yang menyebar (terutama di wajah atau tubuh bagian atas) dan mengakibatkan kulit lecet serta mengelupas.

    Efek samping umum akibat penggunaan naproxen meliputi berikut ini.

  • Sakit perut, mulas ringan atau sakit perut, diare, sembelit.
  • Perut kembung.
  • Pusing, sakit kepala, gugup.
  • Gatal kulit atau ruam.
  • Penglihatan kabur.
  • Telinga terasa berdengung.
  • Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak tercantum di atas.

    Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu mengenai efek samping, silakan konsultasikan dengan dokter atau apoteker.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat naproxen

    Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap naproxen, aspirin, atau NSAID lainnya, misal, ibuprofen dan ketoprofen, obat untuk sakit atau demam, dan obat-obatan lain.

    Beri tahu dokter dan apoteker mengenai obat-obatan lain, vitamin, suplemen, dan produk herbal yang sedang atau akan digunakan.

    Dokter Anda mungkin perlu mengubah dosis obat Anda atau memantau Anda lebih hati-hati untuk menghindari efek samping.

    Jangan menggunakan naproxen dengan obat lain kecuali dokter Anda yang menyarankan seperti itu.

    Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, terutama jika Anda berada pada periode terakhir kehamilan, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. Jika Anda hamil saat menggunakan naproxen, hubungi dokter Anda.

    Bicara dengan dokter Anda mengenai risiko dan manfaat memakai naproxen jika Anda berusia 65 tahun ke atas.

    Lansia biasanya harus mengambil dosis naproxen yang lebih rendah untuk jangka waktu yang singkat karena dosis yang lebih tinggi secara teratur tidak lebih efektif dan cenderung menimbulkan efek samping yang serius.

    Jika Anda akan menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Anda sedang menggunakan naproxen.

    Jika Anda menggunakan obat ini untuk pengobatan jangka panjang, Anda mungkin harus menjalani beberapa tes medis secara rutin.

    Obat ini bisa membuat Anda pusing, mengantuk, atau depresi. Jangan berkendara atau mengoperasikan mesin sampai Anda tahu bagaimana obat ini memengaruhi Anda.

    Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa memengaruhi penggunaan obat ini. Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain, terutama sebagai berikut.

    • Asma, terutama jika Anda juga sering mengalami kembung, hidung meler, atau polip hidung (pembengkakan pada bagian dalam hidung).
    • Bengkak pada tangan, lengan, kaki, pergelangan kaki, atau kaki bagian bawah.
    • Anemia.
    • Masalah perdarahan.
    • Penggumpalan darah.
    • Edema.
    • Serangan jantung.
    • Penyakit jantung, misalnya gagal jantung kongestif.
    • Hipertensi.
    • Penyakit ginjal.
    • Penyakit hati, misalnya hepatitis.
    • Lambung atau usus borok atau perdarahan.
    • Stroke (sedang atau pernah mengalami).
    • Asma akibat alergi aspirin.
    • Sensitivitas aspirin.
    • Operasi jantung, misal koroner bypass arteri graft (CABG).

    Cara penyimpanan naproxen

    Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, terhindar dari sinar matahari langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan dibekukan.

    Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

    Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau sudah tidak diperlukan lagi.

    Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

    Apakah naproxen aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    tipes pada ibu hamil

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa obat ini bisa berbahaya bagi janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil. 

    Wanita yang sedang atau berpotensi hamil tidak disarankan menggunakan obat ini. Segera beri tahu dokter jika Anda hamil atau diduga hamil saat menggunakan obat ini.

    Dari penelitian yang dilakukan pada hewan, diketahui bahwa obat ini terserap ke dalam ASI. 

    Lakukan konsultasi ke dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini saat sedang menyusui. Dokter akan menentukan apakah penggunaan obat harus dihentikan atau ibu harus berhenti menyusui selama penggunaan obat.

    Interaksi obat naproxen dengan obat lainnya

    Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.

    Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. 

    Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain, obat-obatan juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.

    Pada kasus ini, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.

    Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan naproxen jika Anda sedang mengonsumsi antidepresan, seperti citalopram, escitalopram, fluoxetine (Prozac), fluvoxamine, paroxetine, sertraline (Zoloft), trazodone, atau Vilazodone.

    Mengonsumsi obat-obatan ini dengan NSAID dapat menyebabkan memar atau mudah berdarah.

    Tanyakan kepada dokter atau apoteker apakah aman bagi Anda untuk menggunakan obat ini jika Anda juga menggunakan salah satu obat berikut.

    • Obat anti-inflamasi lainnya, seperti aspirin atau ibuprofen.
    • Obat-obatan yang membantu mencegah pembekuan darah, seperti warfarin atau rivaroxaban.
    • Obat steroid, seperti prednisolon.
    • Obat-obatan yang membuat Anda buang air kecil lebih banyak (diuretik), seperti furosemide.
    • Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati masalah jantung dan tekanan darah tinggi

      antidepresan, seperti citalopram.

    • Obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis, seperti methotrexate.

    Dokumen ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi.

    Simpan daftar produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal) serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 08/09/2022

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan