backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Isofluran (Isoflurane)

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 17/12/2021

    Isofluran (Isoflurane)

    Saat menjalani prosedur operasi, umumnya Anda akan mendapatkan anestesi hirup atau inhalasi, salah satunya dengan obat isofluran.

    Golongan obat: anestetik umum dan oksigen

    Merek dagang isofluran: Isonest, Isothesia, Isorane, Isoflurane, Terrel Isoflurane

    Apa itu obat isofluran?

    Isofluran adalah obat anestesi hirup (inhalasi) untuk membius pasien yang akan menjalani prosedur operasi atau pembedahan.

    Penggunaan obat bius sebelum operasi bertujuan mengurangi aktivitas sistem saraf pusat. Hal ini menyebabkan Anda kehilangan kesadaran selama operasi berlangsung.

    Selain itu, isoflurane membantu membuat otot-otot lebih rileks dan mengurangi sensitivitas tubuh terhadap sensasi nyeri.

    Isoflurane berbentuk cairan bening tidak berwarna. Untuk mengubahnya menjadi gas, dokter akan memasukkan cairan ke dalam alat hirup yang disebut vaporiser.

    Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan digunakan saat menjalani operasi tertentu.

    Dosis isofluran

    Isofluran dapat digunakan untuk menginduksi (memulai) pasien untuk tidur dan memelihara kondisi pasien tetap tak sadarkan diri selama operasi.

    Obat ini harus diberikan sebagai anestesi hirup atau inhalasi. Dosis isofluran bervariasi sesuai usia dan harus disesuaikan dengan konsentrasi alveolar minimum (MAC). 

    Umumnya, nilai konsentrasi obat ini akan menurun seiring dengan bertambahnya usia pasien.

    Dosis anestesi untuk orang dewasa

  • Induksi: dosis awal 0,5% yang meningkat secara bertahap dalam oksigen atau campuran oksigen dan dinitrogen oksida. Konsentrasi antara 1,5–3% biasanya menghasilkan efek anestesi bedah dalam 7–10 menit.
  • Pemeliharaan: dosis pemeliharaan 1–2,5% dengan campuran oksigen dan dinitrogen oksida atau 1,5–3,5% dengan oksigen saja.
  • Pemeliharaan operasi caesar: dosis pemeliharaan 0,5–0,75% dengan campuran oksigen dan dinitrogen oksida untuk mempertahankan anestesi sebelumnya.
  • Dosis anestesi untuk bayi dan anak-anak

    • Induksi dan pemeliharaan: tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai dosis awal dan pemeliharaan karena menyebabkan gangguan pernapasan, seperti batuk, sesak napas, laringospasme, dan peningkatan air liur.

    Penting untuk Anda pahami bahwa dosis obat ini mungkin berbeda-beda untuk setiap orang.

    Pemberian dosis isofluran oleh dokter disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh, serta respons pasien terhadap pengobatan.

    Aturan pakai isofluran

    operasi bypass jantung

    Isoflurane hanya diberikan oleh dokter ahli anestesi untuk keperluan pembiusan saat Anda menjalani operasi di rumah sakit. 

    Dokter akan memutuskan dosis obat anestesi tergantung usia, berat badan, dan jenis operasi yang Anda lakukan. 

    Obat ini Anda dapatkan dengan cara dihirup atau inhalasi menggunakan alat bantu vaporiser.

    Isofluran memiliki bau yang kuat untuk membuat cepat tertidur. Selain itu, obat ini dapat digunakan sebagai pemeliharaan setelah mendapatkan anestesi lain lewat suntikan.

    Dokter dan tim perawat akan memantau tekanan darah, denyut nadi, kadar oksigen, kadar kalium darah, serta kadar isoflurane sebelum dan selama anestesi. 

    Hal ini untuk memastikan pasien dalam keadaan yang aman dan stabil, sekaligus memastikan Anda tidak terbangun saat sedang operasi.

    Setelah operasi selesai, dokter akan menghentikan pemberian isofluran. Anda umumnya akan terbangun beberapa menit setelahnya.

    Beri tahu dokter bila Anda mengalami gejala yang tidak nyaman selama penggunaan obat ini. 

    Selain itu, Anda juga sebaiknya segera memberitahukan ke dokter bila kondisi tidak membaik atau malah justru semakin memburuk.

    Patuhi aturan yang dokter berikan sebelum pemberian anestesi. Apabila memiliki pertanyaan lebih lanjut, konsultasikan ke dokter Anda.

    Efek samping isofluran

    Setiap obat-obatan memiliki potensi efek samping, termasuk penggunaan anestesi inhalasi ini.

    Sebagian besar efek samping anestesi berlangsung dalam waktu singkat, tetapi sejumlah efek samping yang cukup serius juga dapat terjadi.

    Efek samping umum

    Beberapa efek samping paling umum dari penggunaan obat isofluran, antara lain:

    • menggigil,
    • sering kentut
    • mual dan muntah,
    • kesulitan bernapas,
    • tekanan darah rendah, dan
    • denyut jantung melambat atau cepat.

    Efek samping serius

    Meskipun jarang terjadi, beberapa orang mungkin mengalami efek samping yang cukup serius, antara lain:

    • reaksi alergi, termasuk ruam kulit dan pembengkakan wajah,
    • suhu badan naik tiba-tiba (hipertermia maligna),
    • kadar kalium darah meningkat (hiperkalemia),
    • warna kulit kebiruan pada bibir, kuku, atau kaki,
    • perubahan mood berkepanjangan, hingga
    • gangguan hati, seperti penyakit kuning (jaundice).

    Segera beri tahu dokter atau cari bantuan medis darurat bila merasakan efek samping serius setelah penggunaan obat isofluran.

    Tidak semua orang mengalami efek samping dari penggunaan obat ini. Selain itu, mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. 

    Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, lebih baik konsultasikanlah pada dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat isofluran

    Dokter mungkin memutuskan untuk tidak menggunakan isofluran bila Anda alergi terhadap isofluran atau kandungan obat lainnya.

    Sebelum menggunakan obat anestesi ini, terdapat beberapa hal lainnya yang harus Anda perhatikan seperti berikut ini.

    • Perhatikan penggunaan obat ini bila Anda alergi obat, makanan, atau zat lainnya.
    • Hindari penggunaan obat anestesi dalam jangka waktu dekat (kurang dari 3 bulan) karena bisa menyebabkan penyakit kuning.
    • Hindari penggunaan obat anestesi bila Anda atau anggota keluarga memiliki riwayat hipertermia maligna, dengan gejala seperti demam tinggi, detak jantung cepat, kekakuan otot, dan sulit bernapas.
    • Beri tahukan dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit kronis, seperti penyakit jantung koroner, stroke, penyakit hati, dan penyakit ginjal.
    • Beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat penyakit sistem saraf dan otot (neuromuskular), seperti myasthenia gravis atau penyakit Addison.
    • Pastikan memberi tahu dokter tentang obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan. 
    • Tanyakan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui.

    Untuk menentukan dosis yang tepat, dokter akan menanyakan terkait kondisi kesehatan Anda. Pastikan menjawab sejujurnya untuk menghindari risiko timbulnya efek samping.

    Isofluran disimpan pada suhu ruangan di bawah 30 ºC yang jauh dari cahaya langsung. Pastikan botol dalam posisi benar dan tertutup rapat.

    Perhatikan instruksi penyimpanan dan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk. Jauhkan obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Apakah obat isofluran aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Apabila Anda sedang hamil, menyusui, berpikir sedang hamil, atau berencana memiliki bayi, tanyakan ke dokter tentang keamanan penggunaan obat isofluran.

    Hingga saat ini, tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol mengenai risiko penggunaan obat ini terhadap ibu hamil dan menyusui.

    Isoflurane mungkin dapat menyebabkan kehilangan darah setelah operasi terkait rahim. Bagi ibu menyusui, hentikan pemberian ASI sampai efek isofluran hilang dari tubuh Anda.

    Para ahli umumnya menganjurkan untuk menghentikan pemberian ASI setelah anestesi selama 24 jam hingga 48 jam ke depan. 

    Meski begitu, obat ini boleh digunakan oleh ibu hamil dan menyusui jika dianggap benar-benar dibutuhkan dan manfaat lebih besar risikonya.

    Pastikan untuk selalu meminta saran ke dokter Anda sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi obat isofluran dengan obat lain

    Isofluran dapat menimbulkan interaksi dengan obat lain yang memengaruhi cara kerja atau meningkatkan risiko efek samping serius.

    Anda mungkin membutuhkan perhatian khusus saat sedang mengonsumsi sejumlah jenis obat-obatan, seperti:

    • amfetamin,
    • obat MAO inhibitor,
    • obat beta blocker,
    • isoniazid,
    • dekongestan,
    • obat calcium channel blocker,
    • opioid atau narkotika lainnya, serta
    • agen simpatomimetik, seperti isoprenaline.

    Daftar obat tersebut tidak menjelaskan semua obat-obatan yang berinteraksi dengan isofluran. 

    Simpan daftar semua produk yang sedang atau pernah Anda gunakan, termasuk obat resep, obat nonresep, vitamin, dan herbal.

    Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui apakah penggunaan isofluran aman bersamaan dengan obat yang Anda Konsumsi.

    Hindari memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 17/12/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan