backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Metformin

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 07/10/2022

Metformin

Pasien diabetes memiliki masalah gula dalam darah tinggi. Salah satu obat untuk membantu mengontrol kadar gula darah adalah obat metformin.

Ketahui dosis metformin yang biasanya dianjurkan dan apa saja efek sampingnya dalam penjelasan di bawah ini.

Golongan obat:antidiabetes.

Merek dagang: Actosmet, Amaryl-M, Glucophage XR, Glucotika, Metformin Hydrochloride, Nevox XR, Trajenta Duo.

Apa itu metformin?

Metformin adalah obat untuk mengontrol kadar gula darah tinggi yang biasanya diberikan kepada pasien diabetes tipe 2

Metformin membantu mengontrol jumlah glukosa (gula dalam darah) dengan mengurangi jumlah glukosa yang Anda serap dari makanan dan jumlah glukosa yang dibuat oleh hati Anda.

Selain itu, obat ini membantu mengembalikan respons tubuh terhadap insulin yang diproduksi secara alami dan mendukung penyembuhan pada pasien dengan gangguan ginjal.

Mengutip dari Journal of Research in Medical Science (2014), obat metformin terbukti dapat mencegah diabetes pada orang yang berisiko tinggi dan mengurangi sebagian besar komplikasi diabetes.

Meski begitu, pasien diabetes tetap perlu melakukan diet untuk diabetes dan olahraga rutin untuk mengoptimalkan penyembuhan.

Dosis dan sediaan

metformin

Obat metformin ini sudah disetujui penggunaannya oleh BPOM dan tersedia dalam bentuk tablet salut selaput dan tablet lepas tunda dalam dosis 250 mg, 500 mg, 850 mg, dan 1000 mg.

Obat ini dapat digunakan sebagai obat tunggal maupun dikombinasikan dengan obat untuk diabetes lainnya.

Dosis yang diberikan oleh dokter akan bergantung dengan kondisi kesehatan Anda dan seberapa parah gejala diabetes yang Anda alami.

Berikut ini dosis metformin yang umumnya diresepkan oleh dokter.

1. Dosis untuk pasien diabetes tipe 2

Untuk dewasa, dosis awal 500 – 850 mg sebanyak 1 – 3 kali sehari untuk tablet salut selaput dan 500 mg – 1000 mg sekali sehari untuk tablet lepas tunda.

Maksimal dosis tablet salut selaput adalah 2550 – 3000 mg per hari dibagi menjadi 3 dosis.

Maksimal dosis tablet lepas tunda adalah 1500 – 2000 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan setelah 7 – 15 hari.

Untuk anak-anak usia di atas 10 tahun, dosis awal 500 – 850 mg per hari.

Dosis dapat ditingkatkan bertahap dengan interval waktu 1 minggu hingga 10 – 15 hari.

Dosis maksimal per hari adalah 2000 mg yang dibagi menjadi 2 – 3 dosis.

2. Dosis untuk pasien gangguan ginjal

  • eGFR <30 mL/menit: tidak dianjurkan. 
  • eGFR 30 – 44 mL/menit: dosis maksimal 1000 mg per hari.
  • eGFR 45 – 59 mL/menit: maksimal dosis yang diberikan adalah 2000 mg setiap hari. 
  • eGFR 60  -89 mL/menit: dosis maksimal 3000 mg setiap hari untuk tablet salut selaput dan 2.000 mg per hari untuk tablet lepas tunda. 
  • Semua dosis harus dibagi ke dalam 2 – 3 dosis.

Dosis yang diberikan akan menyesuaikan dengan kadar gula darah pada pasien diabetes dan respons tubuh terhadap obat.

Aturan konsumsi metformin

Metformin adalah obat oral yang memerlukan resep dokter, biasanya dikonsumsi 1 – 3 kali sehari. 

Berikut ini aturan konsumsi salah satu jenis obat metformin.

  • Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet.
  • Minum di pagi hari saat sarapan bila Anda mendapatkan dosis 1 kali sehari.
  • Bila dosis Anda 2 kali sehari, minumlah saat pagi dan sore.
  • Jika Anda mendapatkan dosis 3 kali sehari, Anda bisa meminumnya saat sarapan, makan siang, dan makan malam.

Minumlah banyak air saat sedang menjalani pengobatan dengan obat ini, kecuali dokter Anda berkata lain.

Dosis metformin disesuaikan dengan kondisi medis Anda, fungsi ginjal, dan respons terhadap pengobatan. 

Dokter mungkin meminta Anda untuk mengonsumsi obat ini dalam dosis rendah pada awalnya.

Dokter kemudian meningkatkan dosisnya secara bertahap untuk menurunkan risiko efek samping.

Konsumsilah obat ini secara rutin untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Jangan lupa untuk mengonsumsinya di waktu yang sama setiap hari.

Efek samping metformin

metformin

Bagi Anda yang memiliki alergi terhadap obat ini, Anda mungkin akan mengalami gejala seperti gatal-gatal, ruam kulit, bengkak pada wajah, dan sulit bernapas.

Selain itu, ada efek samping metformin yang tergolong ringan, seperti:

  • sakit kepala atau nyeri otot,
  • merasa lemah,
  • mual-mual ringan, 
  • muntah, 
  • diare
  • buang angin, dan
  • sakit perut.

Menurut situs Medlineplus, metformin dapat berisiko menimbulkan lactic acidosis, yaitu penumpukan asam laktat dalam tubuh, yang bisa berakibat fatal. 

Lactic acidosis dapat terjadi perlahan-lahan dan memburuk seiring dengan waktu.

Cari bantuan medis segera jika Anda mengalami gejala lactic acidosis, seperti:

  • nyeri otot atau merasa lemas,
  • mati rasa atau terasa dingin di tangan dan kaki,
  • kesulitan bernapas,
  • merasa pusing, kepala berputar, lelah, dan sangat lemah,
  • sakit perut, mual disertai muntah, dan
  • detak jantung lambat atau tidak teratur.

Hubungi dokter segera jika Anda mengalami gejala yang lebih parah:

  • napas pendek, bahkan setelah mencoba menarik napas panjang,
  • pembengkakan seluruh badan,
  • demam hingga menggigil, dan
  • sakit badan.

Tidak semua orang mengalami efek samping tersebut. Mungkin ada beberapa efek samping obat yang tidak disebutkan di atas. 

Perhatian dan peringatan

Dokter akan memeriksa perkembangan kondisi Anda pada kunjungan rutin, terutama selama beberapa minggu pertama Anda minum obat ini. 

Tes darah dan urine mungkin diperlukan untuk memeriksa efek samping yang tidak diinginkan.

Mengutip dari situs Mayo Clinic, obat ini dapat berinteraksi dengan pewarna yang digunakan untuk X-ray atau CT scan. 

Dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk berhenti meminumnya sebelum menjalani tes medis yang menyebabkan produksi urine lebih sedikit

Anda mungkin juga disarankan untuk mulai minum obat lagi 48 jam setelah pemeriksaan jika fungsi ginjal ternyata normal.

Pastikan untuk memberi tahu dokter yang merawat Anda bahwa Anda sedang menggunakan obat ini. 

Anda mungkin perlu berhenti menggunakan obat ini beberapa hari sebelum menjalani operasi atau tes medis lainnya.

Apakah metformin aman dikonsumsi ibu hamil dan menyusui

metformin

Menurut Journal of Research in Medical Science (2014), obat metformin cukup aman dan efektif untuk membantu mengobati diabetes gestasional atau diabetes yang dialami selama kehamilan.

Namun, belum ada penelitian memadai yang membahas tentang efek jangka panjang pada ibu dan bayi.

Obat ini juga dapat diserap ke dalam ASI dengan kadar yang cukup kecil, sehingga ibu menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

Interaksi obat metformin

Interaksi dengan obat lain dapat memengaruhi cara kerja metformin dan meningkatkan risiko efek samping. 

Anda akan berisiko lebih tinggi untuk menderita hiperglikemia (gula darah tinggi) jika Anda mengonsumsi metformin dengan obat lain yang meningkatkan gula darah, seperti:

  • isoniazid,
  • obat diuretik,
  • steroids (prednison, dll),
  • obat-obatan untuk jantung dan tekanan darah (Cartia, Cardizem, Covera, dll),
  • niasin (Advicor, Niaspan, Niacor, Simcor, Slo-Niacin, dll),
  • phenothiazines (Compazine, dll),
  • thyroid medicine (Synthroid, dll),
  • pil KB dan pil hormon lain,
  • obat untuk kejang (Dilantin, dll), dan
  • pil diet atau obat-obatan untuk asma, flu, dan alergi.

Untuk menghindari interaksi obat ini, catatlah semua produk obat yang Anda gunakan, termasuk obat resep, nonresep, dan herbal.

Setelah itu, konsultasikan dan ikuti petunjuk konsumsi dari dokter dan apoteker.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 07/10/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan