backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Flixotide

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/10/2023

Flixotide

Flixotide adalah obat yang digunakan untuk membantu mencegah serangan asma pada penderita asma. Penggunaan obat ini tentunya tak boleh sembarangan. Ketahui informasi lengkap mengenai dosis, aturan pakai, dan efek sampingnya melalui ulasan berikut ini. 

Golongan obat: obat kortikosteroid

Kandungan obat: fluticasone propionate 

Apa itu Flixotide?

Flixotide adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi pada paru-paru. Obat ini mengandung fluticasone propionate. 

Obat yang termasuk golongan kortikosteroid ini dapat digunakan untuk mencegah serangan asma pada orang yang membutuhkan pengobatan rutin. 

Oleh karena itu, flixotide sering disebut juga sebagai obat pencegah pada penderita serangan asma. Obat ini harus digunakan secara rutin setiap harinya guna mencegah asma kambuh

Dosis dan sediaan obat Flixotide

flixotide

Flixotide tersedia dalam bentuk cairan inhalasi (inhaler) dan aerosol (nebules/nebulizer).

Obat ini merupakan obat keras yang memerlukan resep dari dokter. Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter untuk memulai pengobatan. 

Berikut ini adalah dosis obat flixotide untuk orang dewasa berdasarkan bentuk kemasannya. 

1. Flixotide inhaler 

Obat jenis ini mengandung fluticasone propionate 50 mcg, 125 mcg, atau 250 mcg.

Dosis obat flixotide inhaler untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 16 tahun, yaitu sebagai berikut. 

  • Asma ringan: 100—250 mcg dua kali sehari.
  • moderat: 250—500 mcg dua kali sehari 
  • Asma berat: 500—1.000 mcg dua kali sehari. 

Sementara dosis awal untuk anak-anak usia 4—16 tahun, yaitu 50—100 mcg dua kali sehari. 

2. Flixotide aerosol 

Obat ini mengandung 50 mcg fluticasone propionate dengan penggunaan dosis obat sebagai berikut. 

  • Dewasa dan anak di atas 16 tahun: 500–2.000 mcg dua kali sehari. 
  • Anak usia 4—16 tahun: 1.000 mcg dua kali sehari. 

Hindari menggunakan obat melebihi dosis yang dianjurkan, lebih sedikit, atau bahkan lebih lama dari yang disarankan.

Dosis ini biasanya dibedakan berdasarkan tingkat keparahan gejala asma. Pastikan Anda selalu mengikuti petunjuk dokter dalam menggunakannya.

Efek samping obat Flixotide 

Sama seperti obat-obatan pada umumnya, Flixotide juga bisa menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Berikut ini adalah beberapa efek samping obat Flixotide yang mungkin terjadi. 

  • Reaksi alergi obat, seperti ruam, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
  • Mimisan yang parah atau berkelanjutan.
  • Pernapasan yang berbunyi, hidung meler, atau pengerasan kulit di sekitar lubang hidung.
  • Kemerahan, luka, atau bercak putih di mulut atau tenggorokan.
  • Demam, kedinginan, kelemasan, mual, muntah, gejala flu.
  • Luka yang tidak sembuh.
  • Penglihatan kabur, nyeri mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.

Efek samping obat yang kurang serius dapat meliputi berikut ini.

  • Sakit kepala, nyeri punggung.
  • Mimisan ringan.
  • Masalah menstruasi, kehilangan minat pada hubungan seksual.
  • Nyeri sinus, batuk, sakit tenggorokan.
  • Luka atau bercak putih di dalam atau sekitar hidung.

Perlu diingat tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping Flixotide yang tidak disebutkan di atas.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat Flixotide

obat dan pengobatan asma

Sebelum menggunakan obat ini, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan segala manfaat dan risiko yang ada. Sebab, obat ini tidak boleh digunakan secara sembarangan. 

Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu Anda ketahui sebelum menggunakan obat ini.

  • Flixotide dapat menimbulkan kontraindikasi pada orang yang memiliki alergi terhadap komponen yang terkandung di dalam obat ini. 
  • Penting untuk memberikan informasi kepada dokter mengenai obat yang Anda gunakan, mulai dari obat resep, obat nonresep, obat herbal, suplemen makan, hingga multivitamin.
  • Informasikan juga kepada dokter tentang penyakit atau kondisi kesehatan lainnya yang sedang Anda derita.
  • Pernah menjalani pengobatan untuk tuberkulosis.

Mungkin ada hal-hal lain yang tidak disebutkan di atas. Jika ada pertanyaan lain, konsultasikan kepada dokter.

Nantinya, dokter akan memberikan informasi lengkap, termasuk dosis, keamanan, serta interaksi dari obat Flixotide ini.

Bagaimana cara menyimpan obat Flixotide? 

Obat ini sebaiknya disimpan di tempat kering dan sejuk serta jauhkan dari sinar matahari langsung atau tempat yang lembap. 

Hindari menyimpan obat ini di kamar mandi dan jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan Anda.

Hindari juga untuk menusuk, membakar, atau memecahkan tabung tersebut meskipun terlihat kosong. 

Bila obat ini sudah habis masa berlakunya, segera buang. Anda bisa bertanya kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda. 

Apakah obat Flixotide aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Belum diketahui apakah ibu hamil dan menyusui aman menggunakan obat ini. Tidak ada penelitian yang memadai juga mengenai risiko pengobatan obat ini. 

Sebaiknya selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. 

Interaksi obat Flixotide dengan obat lain

obat nyeri sendi

Flixotide dapat berinteraksi dengan obat lain yang sedang Anda gunakan, yang berarti dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.

Untuk menghindari potensi interaksi obat, Anda harus menyimpan daftar semua obat yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan yang diresepkan, dijual bebas, dan produk herbal) serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

Untuk keamanan Anda, jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter Anda.

Menurut MIMS dan beberapa situs lainnya, berikut adalah obat-obatan yang mungkin berinteraksi dengan Flixotide.

  • Obat antivirus (inhibitor protease).
  • Golongan obat kortikosteroid lain.
  • Obat infeksi jamur, seperti ketoconazol.
  • Obat antidepresan, seperti nefazodone atau fluoxetine.

Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan Flixotide selain yang telah disebutkan di atas. Tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda untuk informasi lebih lanjut. 

Kesimpulan

Flixotide adalah obat yang digunakan untuk mencegah serangan asma dengan kandungan fluticasone propionate. Pastikan untuk menggunakan obat ini sesuai dengan anjuran dokter atau sesuai dengan aturan pakai yang tertera dalam kemasan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/10/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan