backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fenoterol

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 21/06/2023

Fenoterol

Pada penderita asma, sesak napas terjadi akibat saluran pernapasan mengalami penyumbatan. Untuk mengatasi kondisi ini, diperlukan bantuan obat-obatan untuk membuat saluran napas terbuka agar bisa bernapas lebih lega. Fenoterol merupakan salah satu obat yang bisa membantu mengatasi sesak napas akibat asma. Ketahui cara kerja dan penggunaannya di bawah ini.

Golongan obat: obat Antiasthmatic dan COPD

Merek obat: Berotec, Farovell

Apa itu obat fenoterol? 

apakah asma menular

Fenoterol atau fenoterol hydrobromide adalah obat yang bisa digunakan untuk meredakan dan mengendalikan gejala asma dan bronkospasme.

Obat fenoterol termasuk ke dalam golongan obat agonis Beta 2-adrenergik dan memiliki sifat bronkodilatasi.

Asma terjadi akibat penyempitan saluran bronkial yang dipicu oleh kejang otot dan peradangan.

Agonis Beta 2-adrenergik bekerja dengan memicu relaksasi otot halus yang menyelimuti saluran pernapasan.

Hal ini akan membuat diameter tabung membesar sehingga udara bisa mengalir lebih baik ke dalam dan luar tubuh.

Dosis obat fenoterol

Fenaterol tersedia dalam bentuk aerosol dengan kekuatan 100 Mcg/dosis.

Melansir dari MIMS, berikut pembagian dosis fenoterol berdasarkan kondisi yang diatasi.

1. Pencegahan asma akibat olahraga

  • Dewasa: Sebagai inhaler dosis terukur (100 mcg/dosis): 1—2 inhalasi dengan dosis maksimal 8 inhalasi.

2. Asma akut

  • Dewasa: Sebagai inhaler dosis terukur (100 mcg/dosis): 1 inhalasi sesuai kebutuhan. Jika gejala tidak membaik setelah 5 menit, dosis kedua dapat diberikan.
  • Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

    Aturan pakai obat fenoterol

    Gunakan obat ini sesuai dengan aturan pakai yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter Anda. Jangan melebihi dosis yang disarankan.

    Penggunaan fenoterol berbentuk aerosol dilakukan dengan memasukannya ke dalam inhaler atau alat penghirup khusus.

    Saat digunakan untuk pertama kali, tekan katup inhaler dua kali sebelum diarahkan ke mulut.

    Penting untuk menggunakan inhaler dengan cara yang tepat agar obat bisa bekerja secara efektif. Berikut langkah-langkahnya.

    1. Buka tutup pelindung inhaler.
    2. Kocok inhaler dengan baik.
    3. Tarik dan buang napas yang dalam.
    4. Tempelkan inhaler ke mulut dengan memastikan ujung corong masuk ke dalam mulut dan lubang tabung obat mengarah ke atas. Anda bisa memerhatikan panah yang tertera pada alat dan memastikannya mengarah ke atas.
    5. Tarik napas sedalam mungkin melalui mulut sambil menekan dasar tabung obat dengan kuat untuk menyemprotkan 1 dosis.
    6. Tahan napas selama 5—10 detik sambil lepaskan inhaler dari mulut.
    7. Buang napas secara perlahan.

    Ulangi langkah di atas jika Anda perlu mendapat dosis ke-dua.

    Ganti tutup pelindung setiap kali inhaler digunakan. Jika inhaler tidak digunakan selama 3 hari, tekan kembali katup inhaler satu kali sebelum diarahkan ke mulut.

    Tabung obat tidak transparan, sehingga kadar obat di dalamnya tidak dapat terlihat langsung. Untuk memastikan jumlah dosis obat yang tersisa, Anda bisa menghitung setiap kali Anda menggunakan inhaler.

    Obat aerosol yang terukur umumnya mengandung 200 dosis semprotan. Setelah 200 dosis digunakan, mungkin masih ada cairan yang tersisa di dalam tabung obat.

    Namun, Anda tidak disarankan untuk kembali menyemprotkan obat, melainkan langsung diganti dengan obat aerosol yang baru.

    Ini karena cairan yang tersisa mungkin tidak memiliki kadar dosis yang cukup.

    Selain memastikan jumlah dosis obat, Anda juga perlu membersihkan alat inhaler. Ini untuk memastikan tidak ada obat yang menumpuk di dalam inhaler dan menghalangi jalan keluarnya obat.

    Anda bisa bersihkan inhaler setidaknya 1 minggu sekali. Berikut langkah-langkahnya.

    1. Buka tutup pelindung dan lepaskan tabung obat dari inhaler.
    2. Bersihkan alat inhaler dengan air hangat hingga tidak ada kotoran yang terlihat.
    3. Setelah dibersihkan, tiriskan inhaler dan biarkan mengering dalam suhu ruangan. Jangan dipanaskan.
    4. Ganti tutup pelindung dan tabung obat setiap kali inhaler dibersihkan.

    Pastikan alat inhaler yang digunakan sesuai dengan masing-masing merek obat feneterol. Tiap merek feneterol mungkin hanya cocok untuk alat inhaler khusus.

    Efek samping obat fenoterol

    hubungan asma dan alergi

    Setiap obat tentu memiliki efek samping, meski tidak semua efek samping berbahaya. Namun, Anda tetap harus memerhatikan beberapa kondisi yang mungkin timbul akibat penggunaan obat.

    Efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan feneterol, meliputi berikut ini.

    • Sakit kepala.
    • Pusing.
    • Mulut kering.
    • Iritasi tenggorokan.
    • Batuk.
    • Mual.
    • Sembelit.
    • Perasaan gugup.
    • Gelisah.
    • Tubuh gemetar.

    Hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter jika terjadi efek samping obat yang tergolong serius, seperti berikut ini.

    • Wajah, mata, bibir, atau lidah bengkak.
    • Sesak napas.
    • Ruam kulit yang gatal di seluruh tubuh.

    Ini bukan daftar lengkap efek samping, kemungkinan ada beberapa efek samping serius lainnya yang mungkin terjadi.

    Konsultasikan pada dokter atau apoteker untuk efek samping lainnya.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat fenoterol

    Sebelum menggunakan fenoterol, beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap bahan-bahan yang terkandung di dalam obat.

    Informasikan kepada dokter Anda tentang obat-obatan yang Anda konsumsi sekarang, misalnya vitamin, suplemen, atau herbal.

    Jangan lupa juga untuk menjelaskan riwayat penyakit yang Anda punya sebelum menggunakan obat ini.

    Beberapa kondisi kesehatan mungkin membuat Anda lebih rentan terhadap efek samping obat. Obat ini kontradiksi atau dilarang dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut ini.

    • Kardiomiopati obstruktif hipertrofi.
    • Takiaritmia.
    • Glaukoma.
    • Gangguan prostat.
    • Myasthenia gravis.
    • Fibrosis kista.

    Selama menggunakan obat, hindari atau hentikan kebiasaan merokok. Konsumsi kafein juga perlu dihentikan atau dibatasi karena bisa memicu mual, jantung berdebar, dan rasa gugup.

    Hentikan konsumsi alkohol, terutama jika ada penyakit liver atau gangguan fungsi liver.

    Batasi pola makan yang mengandung kadar gula dan karbohidrat tinggi, seperti permen, selai, kue, biskuit, keripik, dan roti. Begitu pun dengan makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh.

    Perbanyak makan tinggi protein hewani, seperti unggas, daging tanpa lemak, atau ikan.

    Bagaimana cara penyimpanan obat ini?

    Obat paling baik disimpan pada suhu yang sejuk dan tempat yang kering. Jauhkan dari paparan cahaya langsung.

    Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

    Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.

    Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

    Apakah obat fenoterol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    serangan asma apa yang harus dilakukan

    Fenoterol termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori A (Tidak berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan badan POM di Indonesia.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh, obat ini tidak memiliki risiko pada ibu hamil. Namun, penggunaan obat harus tetap dilakukan sesuai dengan anjuran dari dokter.

    Pada ibu menyusui, obat diketahui dapat terserap ke dalam ASI. Belum diketahui tingkat keamanan jumlah obat yang boleh masuk ke dalam tubuh bayi.

    Konsultasikan kepada dokter apabila Anda sedang hamil dan/atau menyusui.

    Interaksi obat fenoterol dengan obat lain

    Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini.

    Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.

    Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter

    Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan obat dexchlorpheniramine maleate adalah sebagai berikut.

    • β-adrenergic.
    • Anticholinergic.
    • MAOIs.
    • TCAs.
    • Xanthine derivative.
    • β-blockers.
    • Halothane.
    • Enflurane.
    • Trichloroethylene.

    Artikel ini tidak menyertakan semua interaksi obat yang dapat terjadi. Simpan daftar produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan dan obat herbal, serta beri tahu dokter dan apoteker Anda.

    Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan obat ini. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

    Farmasi · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 21/06/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan