backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

Diazepam

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Diazepam

    Diazepam adalah obat keras yang hanya bisa diberikan berdasarkan resep dari dokter ahli saraf atau psikiater. Obat ini termasuk golongan psikotropika sehingga penggunaannya harus benar-benar di bawah pengawasan dokter. Anda mungkin diberikan obat ini bila memiliki masalah pada otak atau sistem saraf.

    Golongan obat: Benzodiazepin

    Merek dagang diazepam: Diazepam, Stesolid, Valdimex, Nozepav, Valisanbe, Valium, Analsik, Metaneuron, Neurodial, Neurindo, Proneuron, Potensik, Opineuron, Neuroval, Trazep, Yekalgin.

    Apa itu diazepam?

    obat aterosklerosis

    Melansir situs Medicine, diazepam adalah obat golongan benzodiazepin yang bekerja di otak dan saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek tenang. 

    Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk sediaan yaitu:

    • tablet,
    • suspensi,
    • emulsi,
    • oral solution bebas gula,
    • injeksi, dan
    • rectal solution (cairan yang dimasukkan lewat dubur).

    Adapun kekuatan obatnya terdiri dari 2,5 mg, 5 mg, dan 10 mg.

    Fungsi diazepam

    Obat ini bekerja dengan meningkatkan efek bahan kimia tertentu di otak. Obat ini dapat digunakan untuk terapi penyakit-penyakit meliputi:

    • ansietas.
    • insomnia.
    • sindrom putus alkohol akut.
    • epilepsi.
    • kejang demam.
    • spasme otot.

    Kegunaan diazepam

    Obat ini dapat digunakan pada orang dewasa maupun anak-anak. Pada orang dewasa digunakan untuk tujuan-tujuan berikut.

    • Terapi jangka pendek (14 hari) untuk kecemasan yang parah yang mungkin terjadi sendiri atau dengan insomnia (sulit tidur) atau dengan masalah kesehatan mental lainnya.
    • Dalam kasus spastisitas tertentu pada palsi serebral (kelumpuhan otak) dan perawatan spasme otot lainnya.
    • Mengontrol spasme otot (kejang) pada tetanus.
    • Terapi pengobatan beberapa bentuk epilepsi.
    • Meredakan gejala putus alkohol akut.

    Adapun pada anak-anak, obat ini memiliki kegunaan berikut.

    • Untuk mengobati mimpi buruk atau tidur berjalan pada anak-anak.
    • Mengontrol spasme otot (kejang) pada penyakit tetanus.
    • Untuk mengontrol ketegangan dan iritabilitas pada kasus tertentu spastisitas pada cerebral palsy.

    Selain fungsi-fungsi di atas, diazepam bisa diberikan sebelum operasi untuk membantu relaksasi dan menyebabkan kantuk pada orang dewasa dan anak-anak.

    Dosis diazepam

    Dosis obat ini perlu disesuaikan dengan tujuan terapi pengobatan, sediaan, dan kategori usia. Berikut penjelasannya.

    1. Dosis untuk diazepam oral

    Dosis diazepam oral (obat minum) perlu disesuaikan dengan kategori usia dan kegunaannya.

    Dosis untuk dewasa

    Berikut dosisnya untuk dewasa menurut kegunaan.

    • Untuk mengatasi gangguan kecemasan atau masalah kesehatan mental lainnya: 2mg-30mg setiap hari, dalam dosis terbagi.
    • Insomnia yang berhubungan dengan kecemasan: 5mg-15mg di jam tidur.
    • Spastisitas pada cerebral palsy: 2mg-60mg setiap hari, dalam dosis terbagi.
    • Untuk mengontrol kejang otot: 2mg-15mg setiap hari, dalam dosis terbagi.
    • Untuk membantu mengontrol kejang otot seperti pada tetanus: dosis yang Anda berikan akan tergantung pada berat badan Anda dan akan didasarkan pada 3 sampai 10 mg/kg berat badan setiap hari.
    • Epilepsi: 2mg-60mg per hari, dalam dosis terbagi.
    • Gejala putus alkohol: 5mg-20mg, yang dapat diulang setelah 2 sampai 4 jam jika diperlukan.
    • Sebelum operasi: 2mg-20mg.

    Pada orang lanjut usia atau lemah, dokter akan memberikan dosis yang jauh lebih rendah yaitu kurang dari setengah dosis dewasa. Begitupun pada orang yang memiliki masalah pernapasan, hati, atau ginjal.

    Dosis untuk remaja dan anak-anak

    Berikut dosis yang dianjurkan menurut tujuan terapinya.

    • Mimpi buruk (night terror) dan tidur sambil berjalan: 1mg-5mg sebelum tidur.
    • Untuk kejang otot yang berhubungan dengan tetanus, dosisnya tergantung pada berat badan. Biasanya 3 sampai 10 mg/kg berat badan setiap hari.
    • Spastisitas pada palsi serebral: 2mg-40mg setiap hari, dalam dosis terbagi.
    • Sebelum operasi: 2mg-10mg.

    2. Dosis diazepam rektal

    Secara umum dosisnya sebesar 0,25 – 0,5 mg/kg (berat badan). Namun, ini perlu disesuaikan dengan usia pasien dan kondisi kesehatannya.

    Penggunaan obat ini hanya boleh diberikan pada orang dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Berikut dosis yang dianjurkan.

    • Anak-anak usia 1 sampai 3 tahun (10-15kg): satu tabung 5 mg.
    • Anak di atas usia 3 tahun (lebih dari 15 kg): satu tabung 10mg
    • Dewasa: dua tabung 10 mg.

    Sediaan rektal ini adalah obat sekali pakai yang hanya diberikan pada kondisi darurat, bukan untuk terapi jangka panjang.

    3. Dosis diazepam injeksi

    Untuk diazepam injeksi, dokter dan perawat yang akan menentukan dosis dan waktu pemberiannya yang tepat untuk Anda.

    Kemungkinan dokter atau perawat akan memberikan injeksi dalam dosis yang kecil. Namun, bila Anda merasa dosis yang diberikan terlalu banyak, sebaiknya sampaikan kepada mereka.

    Aturan pakai diazepam

    neosanmag

    Aturan pakai obat ini perlu disesuaikan dengan jenis sediaan yang Anda konsumsi.

    1. Aturan minum diazepam oral

    Konsumsi obat ini tepat sesuai dosis yang diberikan. Jangan tingkatkan dosis atau minum lebih sering.

    Jika Anda meminum obat ini dalam bentuk cair, gunakan alat pengukur obat untuk mengukur dosis yang tepat sesuai yang diresepkan. Jangan gunakan sendok rumah karena dosisnya dapat tidak sesuai. 

    Selain itu, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai waktu yang ditentukan, jangan menjeda lebih lama dari yang diresepkan karena obat ini dapat membuat ketergantungan.

    Bila mengonsumsi obat ini dalam jangka panjang, jangan berhenti meminumnya secara mendadak tanpa sepengetahuan dokter. 

    Beberapa kondisi dapat memburuk saat obat dihentikan mendadak. Sampaikanlah pada dokter bila ingin berhenti agar dosisnya dapat diturunkan secara bertahap.

    Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.

    Namun bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa dan hindari menggandakan dosis.

    2. Aturan pakai diazepam rektal

    Satu tube diazepam rektal hanya untuk satu kali pemakaian dan hanya pada kondisi darurat. Bila diperlukan, Anda dapat mengurangi pemberian obat ini setiap 12 jam.

    Bila obat ini tidak menunjukkan efektivitas setelah 10 menit, Anda dapat mengulang pemberiannya sesuai dosis atau menambahkan 10 mg lagi (untuk dewasa).

    Obat jenis ini diberikan dengan cara memasukkannya melalui dubur. Berikut langkah-langkahnya.

    • Jika memungkinkan, miringkan pasien ke samping atau ke depan untuk pasien anak.
    • Robek kemasan obat lalu lepaskan tutup tabung.
    • Masukkan nozzle sepenuhnya ke dalam anus, sambil diarahkan ke bawah.
    • Pada anak di bawah 15 kg, masukkan nosel hanya sampai setengah bagian.
    • Pencet tabung dengan kuat menggunakan ibu jari dan jari telunjuk hingga isinya habis.
    • Pastikan tabung ditekan secara bersamaan sampai Anda menariknya dari rektum (anus).
    • Mungkin akan tersisa sedikit cairan dalam tabung dan itu tidak masalah.
    • Pertahankan posisi pasien sambil menahan pantatnya selama beberapa menit untuk mencegah cairan keluar kembali.

    3. Aturan pakai diazepam injeksi 

    Diazepam injeksi dapat diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), melalui infus (infus), atau suntikan ke dalam otot (intramuskular).

    Pemberian obat ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis sesuai dengan dosis yang ditentukan.

    Efek samping diazepam

    halusinasi adalah

    Efek samping paling umum dari obat diazepam adalah sebagai berikut:

    • masalah ingatan,
    • mengantuk, 
    • merasa lelah,
    • pusing dan linglung,
    • sulit tidur atau gelisah,
    • lemah otot,
    • mual, 
    • sembelit
    • mengiler atau mulut kering, 
    • bicara tidak jelas,
    • penglihatan ganda atau kabur,
    • gatal atau ruam kulit ringan, serta
    • gairah seksual menurun.

    Hubungi dokter jika Anda mengalami kondisi berikut:

  • bingung atau halusinasi,
  • berpikir atau perilaku tidak biasa,
  • sulit menahan diri,
  • tidak takut bahaya,
  • depresi,
  • keinginan bunuh diri atau melukai diri,
  • hiperaktivitas, agitasi, agresi, atau mudah marah,
  • mengalami kejang baru atau kondisi kejang memburuk,
  • napas lemah atau pendek,
  • merasa seperti akan mati,
  • berkedut dan tremor (gemetar),
  • tidak mampu mengontrol buang air kecil, atau
  • buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali.
  • Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Namun, bisa pula Anda mengalami beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. 

    Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

    Peringatan dan perhatian saat mengonsumsi diazepam

    Sebelum memulai pengobatan, beritahukan dokter mengenai informasi berikut ini.

    • Anda alergi terhadap diazepam, alprazolam, chlordiazepoxide, clonazepam, clorazepate, estazolam, flurazepam, lorazepam, oxazepam, prazepam, temazepam, triazolam, atau obat lainnya.
    • Anda sedang mengonsumsi obat resep dan non resep, khususnya antihistamin cimetidine, digoxin, disulfiram, fluoxetine, isoniazid, ketoconazole, levodopa, obat untuk depresi, kejang, nyeri, penyakit Parkinson, asma, dan flu.
    • Anda alergi terhadap metoprolol dan obat pelemas otot.
    • Anda mengonsumsi kontrasepsi oral probenecid, propoxyphene, propranolol, ranitidin, rifampin.
    • Anda mengonsumsi obat tidur sedatif theophylline, obat penenang valproic acid, dan vitamin.

    Jika Anda mengonsumsi antasida, konsumsi diazepam terlebih dahulu, lalu tunggu 1 jam sebelum konsumsi antasida

    Selain itu, masalah kesehatan lain dapat memengaruhi kinerja obat ini. Beri tahukan dokter bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, khususnya:

    • penyalahgunaan atau riwayat konsumsi alkohol,
    • penyalahgunaan, ketergantungan, atau riwayat penggunaan narkotika,
    • masalah pernapasan atau penyakit paru berat,
    • glaukoma sudut tertutup,
    • penyakit hati berat,
    • myasthenia gravis,
    • sleep apnea (henti napas sementara saat tidur),
    • depresi atau riwayat depresi,
    • penyakit ginjal, serta
    • penyakit hati ringan atau berat.

    Bicarakan dengan dokter Anda mengenai risiko dan keuntungan menggunakan diazepam jika Anda berusia 65 tahun ke atas.

    Lansia seharusnya tidak menggunakan diazepam karena tidak seaman obat lain yang dapat digunakan untuk mengobati kondisi yang sama.

    Jika akan melakukan operasi, seperti operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Anda menggunakan diazepam

    Anda harus tahu bahwa obat ini dapat membuat Anda mengantuk. Jangan menyetir mobil atau menjalankan kendaraan bermesin hingga efek obat sudah habis. 

    Apakah diazepam aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Studi pada ibu menyusui menunjukkan bahwa diazepam memberikan efek bahaya pada bayi. Mintalah resep obat lain dari dokter atau Anda harus berhenti menyusui selama menggunakan obat ini.

    Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D (ada bukti bahwa berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat.

    Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsinya, beri tahukan dokter jika Anda hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. 

    Interaksi diazepam dengan obat lain

    interaksi diazepam dengan obat lain

    Menggunakan obat ini dengan obat lain biasanya tidak dianjurkan, tetapi mungkin dibutuhkan pada beberapa kasus. 

    Jika kedua obat-obatan tertentu diresepkan bersama, dokter Anda mungkin menghentikan penggunaan, mengubah dosis, atau frekuensi penggunaan pada salah satu atau keduanya.

    Beri tahu dokter atau apoteker jika Anda sedang mengonsumsi, baru saja mengonsumsi atau mungkin mengonsumsi obat lain, termasuk obat yang diperoleh tanpa resep. Obat-obatan berikut mungkin bereaksi dengan diazepam.

    • Obat antidepresan (misalnya fluvoxamine, fluoxetine).
    • Obat antipsikotik untuk mengobati masalah mental (clozapine).
    • Antihistamin untuk mengobati alergi.
    • Obat anestesi umum.
    • Obat penenang yang digunakan untuk memberikan efek menenangkan.
    • Obat hipnotik untuk membantu Anda tidur.
    • Antibiotik (eritromisin).
    • Obat untuk merelaksasi otot (suxamethonium, tubocurarin).
    • Beberapa obat penghilang rasa sakit yang kuat seperti morfin (opioid) dapat memberikan sensasi melayang (fly) saat dikonsumsi bersama dengan diazepam sehingga membuat Anda ketagihan atau sangat mengantuk.
    • Barbiturat untuk mengobati epilepsi dan gangguan mental (fenobarbital).
    • Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, diuretik, atau nitrat untuk penyakit jantung. Konsumsi bersama diazepam dapat menurunkan tekanan darah Anda terlalu banyak.
    • Obat antasida untuk mengurangi asam lambung dapat memperlambat penyerapan diazepam dalam tubuh.
    • Obat anti jamur (flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, atau vorikonazol). Ini dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih lambat dari biasanya dan karenanya meningkatkan risiko efek samping, seperti membuat Anda merasa mengantuk lebih lama atau menyebabkan kesulitan bernapas.

    Mengonsumsi obat-obatan berikut dengan diazepam dapat mempengaruhi kondisi mental sehingga membuat Anda sangat mengantuk, serta menekan pernapasan dan tekanan darah.

    • Obat-obatan untuk mengobati kecanduan alkohol (disulfiram). Minum obat ini dengan diazepam bisa membuat Anda sangat mengantuk dan dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih lambat dari biasanya.
    • Obat-obatan untuk epilepsi (fenobarbital, fenitoin dan karbamazepin, natrium valproat). Diazepam dapat mempengaruhi kadar obat-obatan ini dalam darah dan mempengaruhi kinerja fenitoin.
    • Obat-obatan untuk asma dan gangguan pernapasan lainnya (teofilin), karena dapat melemahkan efek dari diazepam, serta menyebabkan diazepam dibuang oleh tubuh lebih cepat dari seharusnya.
    • Obat penurun asam lambung (cimetidine, omeprazole atau esomeprazole), karena dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih lambat dari seharusnya.
    • Obat antibiotik untuk mengobati infeksi (rifampisin) karena dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih cepat dari biasanya dan melemahkan efeknya.
    • Obat-obatan tuberkulosis (isoniazid), karena dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih lambat dari biasanya.
    • Obat kontrasepsi oral (pil KB), karena dapat memperlambat pembuangan diazepam dari tubuh dan meningkatkan efeknya. Pendarahan dapat terjadi saat mengonsumsi diazepam bersamaan dengan kontrasepsi oral. Namun efektivitas kontrasepsi tidak berkurang.
    • Obat untuk mengobati masalah perut (cisapride), karena dapat menyebabkan diazepam dikeluarkan dari tubuh lebih lambat dari biasanya.
    • Obat-obatan kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati peradangan dalam tubuh, karena dapat melemahkan efek diazepam.
    • Obat-obatan untuk penyakit Parkinson (levodopa). Diazepam dapat mengurangi efek levodopa.
    • Obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi dan gangguan mental (asam valproat) karena dapat memperlambat pembuangan diazepam dari tubuh dan meningkatkan efeknya.
    • Obat bius (ketamin), karena diazepam meningkatkan efek ketamin.
    • Obat untuk membantu meringankan gejala saat Anda berhenti mengonsumsi opioid (lofexidine).
    • Obat untuk mengatasi mual dan muntah (nabilone).
    • Obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi (alpha blocker atau moxonidine)

    Selain berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, diazepam dapat berinteraksi dengan alkohol, kafein, dan jeruk bali (grapefruit).

    Jangan minum alkohol saat Anda mengonsumsi obat minum diazepam. Alkohol dapat meningkatkan efek sedatif dari diazepam sehingga membuat Anda sangat mengantuk.

    Jus jeruk bali dapat meningkatkan jumlah diazepam dalam darah Anda. Sementara minuman yang mengandung kafein dapat mengurangi efek dari diazepam.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan