backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cetuximab

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Cetuximab

Cetuximab adalah obat yang digunakan untuk mengobati kanker kolon (usus besar) atau rektum yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Obat cetuximab atau setuksimab juga sering dimanfaatkan untuk pengobatan kanker kepala dan leher serta kanker ginjal. 

Untuk mengetahui kegunaan, dosis, efek samping, dan lainnya lebih lanjut simak ulasannya di bawah ini.

Golongan obat: Obat terapi

Merek dagang: Erbitux

Apa itu obat cetuximab?

cetuximab

Cetuximab atau setuksimab tergolong dalam obat-obatan kelas terapi untuk kanker yang berfungsi memperlambat atau mematikan pertumbuhan sel kanker. 

Cetuximab mengikat diri pada protein tertentu atau epidermal growth factor receptor-EGFR) pada beberapa tumor. Obat ini adalah protein buatan manusia (antibodi monoklonal).

Melansir Medicines, cetuximab atau setuksimab juga dapat digunakan untuk mengobati dua jenis kanker yang berbeda.

Kedua jenis kanker tersebut yakni kanker metastatik usus besar (kolon) serta kanker kepala dan leher tertentu (kanker sel skuamosa). 

Pada kanker usus besar, obat cetuximab digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat antikanker lainnya.

Pada sejumlah pasien, cetuximab atau setuksimab digunakan dalam kombinasi dengan terapi radiasi atau dengan obat antikanker lainnya.

Dosis obat cetuximab

Obat cetuximab tersedia dalam bentuk larutan intravena 100 mg/20 mL.

Cetuximab biasanya diberikan sebagai infus dengan memasukkannya ke dalam pembuluh darah vena.

Dosis obat cetuximab diberikan berdasarkan berat badan, kondisi kesehatan, dan bagaimana Anda merespons pengobatan.

Pertama, dosis (400 mg/m² luas permukaan tubuh) diberikan selama sekitar 2 jam dengan laju infus tidak lebih cepat dari 5 mg/menit. 

Setiap dosis berikutnya (250 mg/m² permukaan tubuh area) diberikan dalam waktu sekitar 1 jam dengan kecepatan infus tidak lebih cepat dari 10 mg/menit.

Obat cetuximab biasanya diberikan seminggu sekali. Durasi pengobatan dapat bervariasi tergantung pada penyakit yang diderita.

Sebelum tindakan, dokter akan mendiskusikan hal tersebut dengan Anda, termasuk mengenai berapa lama Anda akan menerima obat cetuximab atau setuksimab.

Aturan pakai obat cetuximab

Selalu ikuti aturan yang telah diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat cetuximab untuk mengatasi efek samping penggunaannya.

Efek samping ini biasanya terjadi selama infus, dalam waktu 1 jam setelah itu, atau terkadang juga setelah periode ini. 

Untuk mengenali tanda-tanda awal efek samping, kondisi Anda akan diperiksa secara teratur oleh dokter saat menerima obat cetuximab atau minimal 1 jam setelahnya.

Ikuti rekomendasi gizi yang diberikan dokter Anda untuk mendapatkan manfaat optimal dari obat ini. Minum cukup air selama proses pengobatan, kecuali dokter menyarankan sebaliknya. 

Beri tahu dokter bila kondisi Anda tidak membaik atau bertambah buruk.

Efek samping obat cetuximab

efek samping cetuximab

Lebih dari 80 dari 100 pasien cenderung mengalami efek samping yang melibatkan kulit. Terdapat sekitar 15 dari 100 pasien reaksi kulit ini cenderung parah. 

Sebagian besar efek samping obat cetuximab ini berkembang dalam tiga minggu pertama pengobatan. Mereka biasanya menghilang seiring berjalannya waktu, setelah berakhirnya erbitux terapi.

Efek samping pada kulit meliputi:

  • perubahan kulit seperti jerawat,
  • gatal,
  • kulit kering,
  • kulit bersisik,
  • pertumbuhan rambut yang berlebihan, dan
  • gangguan kuku, misalnya radang dasar kuku.

Sementara itu, beberapa pasien yang telah menjalani pengobatan dengan cetuximab atau setuksimab melaporkan timbulnya reaksi infus saat cairan diinjeksikan ke dalam pembuluh darah. 

Informasikan pada petugas medis jika Anda mengalami napas terengah-engah, merasa lemah atau pusing, mual, gatal-gatal, napas mengi atau berbunyi, atau suara serak selama menerima infusi.

Cari bantuan medis jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi, seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami efek samping serius, di antaranya:

  • iritasi kulit seperti jerawat, atau iritasi kulit lainnya,
  • kulit memerah, bengkak, atau menggembung,
  • sakit pada area mata atau memerah, belekan atau gangguan penglihatan, 
  • rasa ingin pingsan,
  • nyeri dada,
  • demam, kedinginan, gejala flu, 
  • rasa haus yang amat sangat, kepanasan, sulit buang air kecil, dan
  • laju jantung pelan, denyut jantung melemah, pingsan, napas melambat (kemungkinan berhenti).

Waspadai juga efek samping lainnya dari obat ini, seperti:

  • kulit kering dan pecah-pecah,
  • iritasi kulit ringan atau gatal-gatal,
  • perubahan warna pada kuku tangan dan kaki,
  • sakit kepala,
  • diare,
  • mual, muntah, perut melilit,
  • sakit tenggorokan,
  • berat badan berkurang, dan 
  • lemas.

Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan.

Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian saat pakai exemestane

Hal yang harus Anda lakukan sebelum menggunakan obat cetuximab atau setuksimab adalah memberi tahu dokter atau apoteker bila Anda alergi terhadap obat ini atau semacamnya.

Produk ini bisa mengandung bahan yang dapat mengakibatkan reaksi alergi atau masalah lainnya. Bicarakan dengan apoteker Anda untuk lebih rinci.

Sebelum menggunakan obat ini, beritahu dokter atau apoteker riwayat medis Anda.

Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan serta jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. 

Jangan menyimpan obat di kamar mandi dan jangan dibekukan. Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. 

Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan. 

Buang obat bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi.

Apakah obat cetuximab aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Belum ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.

Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. 

Menurut US Food and Drugs Administration (FDA) atau setara BPOM di Indonesia, obat cetuximab termasuk ke dalam kategori C, yang memungkinkan terjadinya risiko pada kehamilan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan, cetuximab berisiko menimbulkan efek pada janin ketika diberikan pada ibu hamil.

Selain itu, obat ini juga berisiko mengganggu kesuburan wanita usia reproduksi. 

Sementara pada ibu menyusui, pemberian obat ini juga tidak disarankan karena khawatir menimbulkan efek serius pada bayi karena kandungan obat yang terserap ke dalam ASI.

Jika harus menggunakan obat ini, ibu tidak disarankan untuk menyusui selama perawatan dan dua bulan setelah dosis terakhir.

Interaksi obat cetuximab dengan obat lain

Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. 

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat-obatan resep atau non resep dan obat herbal. Konsultasikan pada dokter atau apoteker.

Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Cetuximab adalah obat yang juga bisa menyebabkan beberapa reaksi tertentu. Kondisi kesehatan lain yang Anda miliki bisa mempengaruhi penggunaan obat ini. 

Selalu beri tahu dokter jika Anda memiliki masalah kesehatan lain, terutama:

  • ritme jantung bermasalah,
  • penyakit paru atau gangguan pernapasan,
  • gagal jantung kongestif,
  • penyakit jantung koroner (arteri tersumbat), dan
  • ketidakseimbangan elektrolit (kadar potasium atau magnesium rendah dalam darah).

Mungkin ada obat lainnya yang bisa berinteraksi dengan eksemestan. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan