backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Clonidine

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 11/11/2022

Clonidine

Clonidine atau klonidin merupakan obat untuk mengontrol hipertensi. Obat ini juga dapat membantu mencegah komplikasi dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

Golongan obat: antihipertensi

Merek dagang clonidine: Catapres, Clonidine hidrochloride, Clonidine HCl

Apa itu obat clonidine?

Clonidine adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Penggunaan obat ini membantu mencegah komplikasi hipertensi seperti stroke, serangan jantung, hingga masalah ginjal.

Cara kerja klonidin yaitu dengan memengaruhi otak agar membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks. Dengan begitu, darah lebih mudah mengalir dan tekanan darah pun ikut menurun.

Selain menurunkan tekanan darah tinggi, klonidin juga dapat digunakan untuk:

  • perawatan gangguan perhatian defisit hiperaktif (ADHD),
  • hot flashes yang terjadi saat menopause,
  • gejala akibat penggunaan narkotika, dan
  • membantu orang yang ingin berhenti merokok.

Dosis dan sediaan clonidine

aturan minum obat clonidine

Klonidin merupakan obat yang digunakan secara oral (diminum) atau ditempel pada tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 75 mcg dan 150 mcg, serta injeksi.

Ada pula sediaan klonidin dalam bentuk tablet lepas lambat, tetapi sediaan ini belum terdaftar di Indonesia.

Berikut dosis clonidine menurut indikasinya.

Hipertensi (oral)

  • Dewasa: dosis awal 50–100 mcg diminum tiga kali sehari. Dosis akan ditingkatkan setiap dua atau tiga hari, tergantung respons yang ditunjukkan. Dosis pemeliharaan 300–1.200 mcg/hari dibagi menjadi beberapa kali minum. Dosis mungkin akan ditingkatkan setiap minggu hingga mencapai respons yang diinginkan. Dosis maksimal 2,4 mg/hari.

Krisis hipertensi (injeksi)

  • Dewasa: dosis 150–300 mcg diberikan lewat metode slow injection selama 10–15 menit. Dosis dapat ditingkatkan maksimal 750 mg dalam 24 jam.

Hot flashes akibat menopause dan sakit kepala vaskuler (migrain, sakit kepala klaster)

  • Dewasa: dosis awal 50 mcg dan harus diminum dua kali sehari. Dosis klonidin akan ditingkatkan menjadi 75 mcg jika setelah dua minggu tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Perlu diingat, dosis di atas tidak bisa dijadikan pedoman pasti dalam penggunaan klonidin. Untuk mendapatkan dosis yang sesuai dengan kondisi Anda, konsultasikan ke dokter.

Aturan pakai clonidine

Obat clonidine dapat digunakan dengan atau tanpa makanan. Selalu minum obat pada waktu yang sama setiap harinya.

Untuk sediaan oral, obat ini harus ditelan secara utuh. Jangan membagi, mengunyah, ataupun menghancurkan obat.

Selalu gunakan obat sesuai dengan resep dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter.

Pastikan Anda mengikuti petunjuk pada label resep. Dokter mungkin mengubah dosis untuk memastikan hasil yang terbaik dari pengobatan ini.

Perlu diingat, obat ini berfungsi mengontrol kondisi Anda, bukan mengobati. Maka dari itu, obat tetap harus digunakan meskipun kondisi Anda sudah mulai membaik.

Berhenti menggunakan obat ini tanpa anjuran dokter dapat menyebabkan:

  • peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol, 
  • perasaan gugup, 
  • kegelisahan,
  • agitasi (marah dan gelisah),
  • sakit kepala, dan 
  • tubuh gemetaran.

Dalam menyimpan obat ini, ikuti petunjuk yang ada pada kemasan. Umumnya, obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauh dari cahaya langsung atau tempat lembap. 

Efek samping clonidine

Seperti penggunaan obat pada umumnya, klonidin juga memicu kemunculan efek samping. Berikut sejumlah efek samping yang umum terjadi.

  • Pusing.
  • Mengantuk.
  • Lelah.
  • Gelisah.
  • Mulut kering.
  • Mata kering atau terbakar, penglihatan kabur.
  • Sakit kepala.
  • Nyeri otot atau sendi.
  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Nafsu makan menurun.
  • Masalah tidur (insomnia).
  • Sering buang air kecil di malam hari.
  • Ruam kulit ringan atau gatal-gatal.
  • Gairah seks menurun atau impotensi.
  • Ruam pada kulit, perubahan warna, atau iritasi ringan pada kulit.

Efek samping pada setiap orang berbeda. Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter.

Peringatan dan perhatian saat pakai clonidine

Sebelum menggunakan obat, beberapa hal perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan. Jika Anda hendak mengonsumsinya, sampaikan pada dokter soal hal-hal berikut.

  • Riwayat alergi terhadap klonidin atau obat-obatan sejenis.
  • Obat resep atau nonresep yang sedang Anda konsumsi.
  • Pernah atau sedang mengidap penyakit seperti stroke, serangan jantung, penyakit jantung, bradikardia, dan penyakit ginjal.
  • Sedang atau berencana untuk hamil dan menyusui.
  • Berencana menjalani operasi, termasuk operasi gigi.

Nantinya, dokter akan mempertimbangkan apakah Anda boleh menggunakan obat klonidin atau tidak. Konsumsi obat tanpa izin dokter dapat berbahaya bagi Anda.

Apakah clonidine aman untuk ibu hamil dan menyusui?

cara menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil

Berdasarkan data US Food and Drug Administration (FDA), clonidine merupakan obat yang masuk dalam golongan C. Ini berarti, penggunaan obat ini memiliki risiko pada ibu hamil.

Namun, penggunaan obat tetap diperbolehkan dalam kasus tertentu. Umumnya, obat boleh digunakan jika potensi manfaatnya lebih besar dari risiko yang mungkin ditimbulkan.

Sementara itu, penggunaan clonidine pada ibu menyusui diketahui dapat menurunkan suplai ASI. Obat ini juga dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi kesehatan bayi.

Interaksi klonidin dengan obat lain

Klonidin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain. Bahkan, interaksinya dengan obat tertentu dapat menyebabkan kematian.

Sampaikan pada dokter apabila Anda mengonsumsi obat-obatan seperti:

  • obat diuretik,
  • beta blocker,
  • ACE inhibitor,
  • obat penenang,
  • mirtazapine, dan
  • methylphenidate.

Daftar di atas mungkin tidak mencakup semua obat yang dapat berinteraksi dengan klonidin. Maka dari itu, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum memakai obat ini.

Serba-serbi penggunaan clonidine

  • Merupakan obat untuk mengontrol hipertensi.
  • Bekerja dengan cara memengaruhi otak agar membuat pembuluh darah menjadi lebih rileks.
  • Tersedia dalam bentuk oral dan injeksi.
  • Penggunaannya pada ibu menyusui dapat memengaruhi produksi ASI dan kesehatan bayi.
  • Dapat berpotensi fatal jika berinteraksi dengan obat ADHD, methylphenidate.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 11/11/2022

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan