backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Calcitriol

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/06/2023

Calcitriol

Calcitriol termasuk jenis suplemen yang dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D di dalam tubuh. Meski begitu, berbeda dari suplemen kebanyakan, suplemen ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Berikut penjelasan lengkap terkait manfaat dan cara penggunaan calcitriol.

Golongan obat: Analog vitamin D

Merek obat: Calcit, Kolkatriol/Kolkatriol F, Osteofem, Rocaltrol, Ecatrol, Oscal, Ostovell

Apa itu obat calcitriol?

manfaat vitamin d3 dan vitamin d2

Calcitriol atau kalsitriol adalah bentuk vitamin D3 sintetis alias buatan. Obat suplemen ini digunakan untuk membantu memenuhi asupan vitamin D yang kurang di dalam tubuh.

Dalam bentuk vitamin D, calcitriol bekerja dengan cara meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat oleh tubuh dalam perkembangan dan perawatan tulang yang normal.

Biasanya, suplemen ini diandalkan untuk mengatasi kadar kalsium yang rendah akibat dialisis ginjal jangka panjang.

Namun, calcitriol juga bisa digunakan untuk mengatasi kondisi tertentu, seperti kekurangan kalsium pada penderita hipoparatiroid atau osteoporosis pasca menopause.

Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh operasi, penyakit, atau masalah kesehatan lainnya.

Meski merupakan vitamin, obat ini termasuk ke dalam obat resep sehingga Anda harus menggunakan resep dari dokter jika ingin membelinya di apotek.

Dosis obat calcitriol

Calcitriol tersedia dalam bentuk cairan injeksi (1 mcg/mL), kapsul oral (0,25 mcg dan 0,5 mcg), sirup oral (1 mcg/mL), dan salep 3 mcg/g

Berdasarkan MIMS, berikut pembagian dosis calcitriol untuk orang dewasa sesuai kondisi tubuh.

1. Hipokalsemia

  • Oral: dosis awal 0,25 mikrogram (mcg) secara oral satu kali dalam sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 0,5 mcg sehari sesuai kebutuhan.  
  • Injeksi: dosis awal 1—2 mcg melalui IV 3 kali seminggu. Dosis dapat ditingkatkan hingga 0,5—1 mcg setiap 2—4 minggu.

2. Osteodistrofi ginjal

  • Oral: dosis awal 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari. Dosis dapat ditingkatkan sebanyak 0,25 mcg setiap 2—4 minggu hingga dosis mencapai 0,5—1 mcg.  

3. Hipoparatiroid

  • Oral: dosis awal 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari di pagi hari diikuti dengan dosis selanjutnya 0,25 mcg/ dosis pada interval 2 hingga 4 minggu. 

4. Osteoporosis postmenopause

  • Oral: 0,25 mcg 2 kali sehari. Kadar kreatinin dan kalsium serum harus diperiksa pada minggu ke-4, bulan ke-3 dan 6, dan selanjutnya tiap 6 bulan.

5. Hiperparatiroidisme

  • Pasien dialisis: 0,25 mcg secara oral satu kali dalam sehari di pagi hari. Tingkatkan dosis bila diperlukan hingga 0,25 mcg/ dosis pada interval 2-4 minggu.
  • 6. Psoriasis Plak

    • Salep untuk pasien ringan hingga tingkat keparahan 35%: oleskan secukupnya pada kulit yang terdampak 2 kali sehari, dengan dosis maksimal 30 g per hari.

    Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

    Aturan pakai obat calcitriol

    vitamin melancarkan peredaran darah

    Sebaiknya minum calcitriol sesuai dengan petunjuk dokter atau saran pemakaian yang tertera pada label kemasan. 

    Jangan mengonsumsi calcitriol lebih atau kurang dari anjuran dokter atau apoteker karena dosis mungkin tidak sesuai dengan kondisi Anda.

    Dokter Anda mungkin akan memulai memberikan calcitriol dari dosis yang paling rendah dan akan ditingkatkan secara bertahap, tidak lebih dari sekali dalam 2—8 minggu.

    Calcitriol bisa diminum oral sebanyak sekali dalam sehari, misalnya setiap pagi sebelum atau setelah makan.

    Apabila Anda melupakan satu dosis calcitriol, minum sesegera mungkin dosis yang terlupa. Namun, bila ternyata saat Anda hendak mengonsumsi dosis yang tertinggal, sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa.

    Jangan menggandakan dosis obat. Anda tidak tahu apa dampak dari meningkatkan dosis melebihi yang telah ditentukan dokter. Selain itu, meningkatkan dosis tidak akan mempercepat proses penyembuhan Anda. 

    Jangan berhenti mengonsumsi calcitriol tanpa konsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu, walaupun Anda sudah merasa lebih baik.

    Jangan mengonsumsi minyak yang mengandung mineral (mineral oil) atau antasida yang mengandung magnesium bersamaan dengan obat ini karena dapat mengurangi penyerapan calcitriol.

    Efek samping calcitriol

    Pada pasien yang alergi terhadap calcitriol, obat ini dapat menimbulkan reaksi alergi berupa ruam kulit, gatal, biduran, dan bengkak pada wajah, lidah, atau tenggorokan.

    Sama seperti obat lainnya, calcitriol juga dapat menimbulkan efek samping umum dan ringan yang meliputi berikut ini.

    • Mulut kering.
    • Sakit kepala.
    • Kehilangan nafsu makan.
    • Ada seperti rasa besi di mulut.
    • Sakit perut.

    Hentikan penggunaan obat jika timbul efek samping yang lebih serius, di antaranya sebagai berikut.

    • Jantung berdebar.
    • Pusing.
    • Sensasi seperti akan pingsan.
    • Nyeri dada.
    • Kesulitan bernapas.
    • Peningkatan rasa haus atau jumlah urine.
    • Mual.
    • Muntal.
    • Linglung.
    • Kelemahan tubuh.
    • Kelelahan.
    • Nyeri pada tulang.
    • Kram atau nyeri otot.
    • Nyeri sendi atau tulang.
    • Mati rasa atau sensasi menyengat di mulut.

    Jika dokter memberikan obat ini untuk Anda gunakan, ketahuilah bahwa dokter telah menimbang manfaat yang melebihi risiko dari efek samping. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping serius.

    Tidak semua orang mengalami efek samping yang telah disebutkan di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang Anda alami namun tidak disebutkan di atas.

    Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat calcitriol

    dokter penyakit dalam Palembang

    Sebelum menggunakan obat, beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi pada calcitriol, atau bentuk lain dari vitamin D. 

    Ambil contohnya, yakni calcifediol (Calderol), dihydrotachysterol (Hytakerol, DHT), doxercalciferol (Hectorol), ergocalciferol (Drisdol, Calciferol), paricalcitol (Zemplar), dan penggunaan dosis yang mengandung calcitriol. 

    Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk vitamin, suplemen, atau herbal.

    Calcitriol dapat berinteraksi dengan kondisi kesehatan Anda. Interaksi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan Anda atau mengubah cara kerja obat. 

    Ada beberapa kondisi kesehatan yang dapat berinteraksi langsung dengan calcitriol, di antaranya adalah sebagai berikut.

    • Penyakit paratiroid.
    • Penyakit ginjal.
    • Dialisis.

    Jangan menggunakan calcitriol pada anak-anak berusia di bawah enam tahun tanpa resep dokter. 

    Jika Anda hendak menjalani sebuah operasi, beri tahu dokter Anda jika Anda baru menggunakan obat ini.

    Untuk memastikan apakah obat ini dapat mengatasi masalah kesehatan Anda dan tidak akan memperburuk kondisi kesehatan Anda, lakukan tes darah terlebih dulu.

    Minum air mineral yang banyak, kecuali jika dokter memberikan instruksi berbeda.

    Penggunaan obat ini biasanya didampingi oleh perubahan pola makan. Anda harus memahami jenis makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi bersama dengan obat ini, dan makanan mana yang sebaiknya tidak dimakan dengan obat ini.

    Bagaimana cara penyimpanan obat ini?

    Calcitriol paling baik disimpan pada suhu ruangan dan diletakkan jauh dari paparan cahaya langsung serta tempat dengan udara yang lembab.

    Jangan menyimpan obat ini di dalam kamar mandi dan jangan pula dibekukan di dalam freezer.

    Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

    Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

    Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan lagi. Jangan membuang obat-obatan sembarangan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila diinstruksikan.

    Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

    Apakah obat calcitriol aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Calcitriol termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori A (Mungkin berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau setara dengan badan POM di Indonesia.

    Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui.

    Namun, sebaiknya Anda tidak menggunakan obat ini saat sedang hamil kecuali jika manfaatnya lebih besar dibandingkan kemungkinan risiko dari efek samping obat.

    Belum diketahui apakah penggunaan obat ini aman untuk ibu menyusui. Selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat saat sedang menyusui.

    Interaksi obat calcitriol dengan obat lain

    Calcitriol dapat berinteraksi dengan obat yang sedang Anda konsumsi, yang dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius.

    Untuk mencegahnya sebaiknya simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker.

    Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

    Obat yang dapat berinteraksi dengan calcitriol, meliputi berikut ini.  

    • Antasida.
    • Cardiac glycosides (digoxin, digitalis).
    • Cholestyramine (Questran).
    • Colestipol (Colestid).
    • Digoxin (Lanoxin).
    • Diuretic (‘water pills’).
    • Ketoconazole (Nizoral).
    • Lanthanum (Fosrenol).
    • Laksatif.
    • Steroid makan, seperti dexamethasone (Decadron, Dexone), methylprednisolone (Medrol), dan prednisone (Deltasone).
    • Bentuk lain dari vitamin D, seperti phenobarbital (Luminal, Solfoton), phenytoin (Dilantin), dan sevelamer (Renagel).

    Selalu periksa label dari semua obat resep maupun nonresep atau produk herbal (seperti antasida, laksatif, vitamin) karena dapat mengandung kalsium, magnesium, fosfat, dan vitamin D.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 07/06/2023

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan