backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Klonazepam

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/12/2021

    Klonazepam

    Klonazepam merupakan obat yang mungkin diresepkan oleh dokter ahli saraf atau psikiatri Anda untuk menenangkan saraf dan mengatasi kejang. Ini termasuk golongan obat psikotropika sehingga penggunaannya harus dalam pengawasan yang ketat oleh dokter ahli.

    Golongan obat: Antikonvulsan, Ansiolitik

    Merek dagang: Clonazepam, Riklona

    Apa itu klonazepam?

    karbamazepin

    Klonazepam atau clonazepam adalah obat yang berguna untuk mencegah dan mengontrol kejang. Obat ini termasuk kelas obat benzodiazepine yaitu bekerja dengan cara menenangkan otak dan saraf.

    Kegunaan obat ini antara lain adalah sebagai berikut.

    • Sebagai antikonvulsan (anti-kejang) pada penderita semua jenis epilepsi, termasuk petit mal, mioklonus, kejang tonik-klonik, dan status epileptikus.
    • Sebagai antisiolitik (anti cemas) pada orang yang mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder) dan serangan panik (panic attack).

    Dosis obat klonazepam

    Clonazepam tersedia dalam bentuk tablet 2 mg. Dosisnya dapat dibedakan sesuai indikasi pengobatan, umur, dan berat badan pasien.

    Dokter biasanya akan meresepkan obat ini dalam dosis tertentu, tetapi secara umum dosis yang diberikan adalah sebagai berikut.

    1. Epilepsi

    Untuk mengatasi kejang pada penderita epilepsi, obat minum diberikan sesuai usia pasien dan tahap pengobatan.

    Dewasa

    • Dosis awal: 1 mg pada malam hari selama 4 hari, ditingkatkan secara bertahap selama 2-4 minggu. Tidak boleh melampaui 1,5 mg/hari dalam 3 dosis terpisah.
    • Dosis mungkin dinaikkan sebanyak 0,5-1 mg setiap 3 hari sampai kejang bisa dikendalikan atau sampai efek samping tidak lagi meningkat.
    • Dosis pemeliharaan: berbeda-beda untuk setiap pasien tergantung respons.
    • Dosis harian maksimal clonazepam adalah 20 mg.

    Anak-anak

    Untuk mengontrol kejang epilepsi pada anak usia 10 tahun ke bawah atau berat badannya 30 kg ke bawah, klonazepam minum diberikan dengan dosis berikut.

    • Dosis awal: 0,01-0,03 mg/kg setiap hari diberikan dalam 2 atau 3 dosis terbagi. Dosis maksimal 0,05 mg/kg setiap hari.
    • Dosis awal dapat ditingkatkan tidak lebih dari 0,25-0,5 mg setiap hari, mulai dari hari ke-3 sampai dosis kontrol kejang tercapai. 
    • Dosis pemeliharaan: 0,1-0,2 mg/kg setiap hari dalam 3 dosis terbagi. Maksimal 0,2 mg/kg setiap hari.

    Selain dosis di atas, melansir situs MIMS, klonazepam untuk anak juga dapat diberikan dengan alternatif dosis berikut.

    • Usia 1 tahun ke bawah: dosis awal hingga 0,25 mg setiap hari, lalu ditingkatkan secara bertahap selama 2-4 minggu hingga mencapai dosis pemeliharaan 0,5-1 mg setiap hari.
    • Usia 2-5 tahun: dosis awal hingga 0,25 mg setiap hari, secara bertahap ditingkatkan selama 2-4 minggu hingga mencapai dosis pemeliharaan 1-3 mg setiap hari.
    • Usia 6-12 tahun: dosis awal 0,5 mg setiap hari, ditingkatkan secara bertahap selama 2-4 minggu hingga dosis pemeliharaan 3-6 mg setiap hari. 

    Dosis harian dibagi menjadi 3 atau 4 dosis; dosis terbesar harus diberikan pada waktu tidur jika dosis tidak dibagi rata. 

    Setelah dosis pemeliharaan diperoleh, jumlah harian dapat diberikan pada malam hari sebagai dosis tunggal.

    Rekomendasi dosis dapat bervariasi di antara masing-masing produk atau antar negara (lihat pedoman produk tertentu).

    Lansia

    Untuk mengatasi kejang pada orang lanjut usia, dosis klonazepam diberikan sesuai dosis berikut.

    • Dosis awalnya: 0,5 mg pada malam hari selama 4 hari, secara bertahap meningkat selama 2-4 minggu. 
    • Dosis pemeliharaan: 4-8 mg setiap hari, disesuaikan dengan respons dan toleransi.
    • Dosis harian dibagi menjadi 3 atau 4 dosis. Dosis terbesar harus diberikan pada waktu tidur jika dosis tidak dibagi rata. 
    • Setelah dosis pemeliharaan diperoleh, jumlah harian dapat diberikan pada malam hari sebagai dosis tunggal.

    2. Serangan panik

    Untuk mengatasi kecemasan saat mengalami serangan panik, dengan atau tanpa agorafobia, dosis klonazepam dapat diberikan sesuai dosis berikut.

    Dewasa

    • Dosis awal: 0,25 mg dua kali sehari.
    • Sebagian besar orang mungkin perlu meningkatkan dosisnya setelah 3 hari untuk mencapai target dosis 1 mg/hari setelah 3 hari.
    • Dosis mungkin ditingkatkan sebanyak 0,125-0,25 mg dua kali sehari setiap 3 hari sampai serangan panik terkendali atau efek samping hilang. 
    • Untuk mengatasi ketidaknyamanan dari rasa kantuk, pemberian satu dosis pada jam tidur mungkin diperlukan.
    • Dosis maksimal clonazepam untuk orang dewasa adalah 4 mg/hari.
    • Pengobatan harus dihentikan secara bertahap dengan pengurangan sebanyak 0,125 mg dua kali sehari setiap 3 hari, sampai obat benar-benar dihentikan konsumsinya.
    • Untuk mengatasi gejala serangan panik pada lansia, pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah, kemudian dipantau efeknya dengan cermat.

    Melansir situs Drugs, kemanjuran klonazepam untuk mengatasi serangan panik baru terbukti secara klinis untuk penggunaan selama 6 atau 9 minggu.

    Sementara untuk penggunaan jangka panjang yaitu lebih dari 9 minggu, kemanjuran obat ini masih belum terbukti.

    Oleh karena itu, bila Anda membutuhkan obat ini dalam jangka panjang, harus dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui kegunaan dan efeknya bagi tubuh.

    Aturan pakai klonazepam

    kendaron obat tab adalah

    Minum Clonazepam persis seperti yang diarahkan oleh dokter atau sesuai dengan petunjuk pada label. Jangan mengonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit dari resep yang dokter berikan.

    Anda dapat minum obat ini dengan atau tanpa makanan. Cobalah untuk meminumnya pada waktu yang sama setiap hari.

    Gunakan alarm untuk membantu Anda meminumnya sesuai jadwal. Clonazepam tersedia dalam bentuk tablet konvensional, tablet orodispersible, atau larutan oral.

    Namun hingga saat ini, yang tersedia di Indonesia hanyalah berupa tablet konvensional. Sementara bentuk sediaan tablet orodispersible dan larutan oral belum ada.

    Mengonsumsi klonazepam tablet dilakukan seperti halnya minum obat biasa yaitu menelannya dengan segelas air.

    Agar efektif, clonazepam harus diminum secara teratur sesuai jadwalnya. Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin.

    Namun, bila sudah mendekati jadwal dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.

    Lanjutkan minum obat ini bahkan ketika Anda sudah merasa lebih baik. Jangan berhenti meminumnya secara tiba-tiba karena dapat memperburuk kondisi Anda.

    Bila ingin berhenti, konsultasilah lebih dulu kepada dokter.

    Efek samping klonazepam

    Clonazepam adalah obat yang bisa menyebabkan efek samping yang ringan hingga berat. Carilah pertolongan darurat jika Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti:

    • gatal-gatal,
    • kesulitan bernapas, serta
    • pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan

    Laporkan gejala yang baru atau yang memburuk kepada dokter. Berikut adalah gejala yang perlu Anda waspadai setelah minum clonazepam:

    • perubahan suasana hati atau kebiasaan,
    • depresi,
    • cemas,
    • merasa mudah marah,
    • agresif,
    • tidak bisa tenang,
    • hiperaktif (secara mental atau fisik), atau
    • berpikir untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.

    Segera hubungi dokter bila Anda mengalami efek samping serius. Efek samping yang berbahaya dari clonazepam di antaranya adalah:

    • kebingungan, berhalusinasi, berpikir, atau bertindak aneh,
    • lemah lesu atau napas dangkal,
    • lebih nekat mengambil risiko, tidak ada rasa takut,
    • pergerakan mata yang tidak biasa atau secara tidak sadar,
    • detak jantung cepat,
    • sulit atau sakit saat buang air kecil, lebih jarang buang air kecil,
    • kulit pucat, mudah memar atau berdarah, serta
    • muncul kejang baru atau kejang bertambah buruk.

    Efek samping yang lebih ringan dari clonazepam meliputi:

    • mengantuk, pusing, sulit berpikir, atau mengingat,
    • merasa lelah, lemah otot, kehilangan keseimbangan atau koordinasi,
    • bicara tidak jelas, mengeluarkan air liur atau mulut kering, sakit pada gusi,
    • pilek atau hidung tersumbat,
    • kehilangan nafsu makan, mual, diare, sembelit,
    • penglihatan buram,
    • sakit kepala,
    • insomnia,
    • ruam, serta
    • perubahan berat badan

    Tidak semua orang mengalami efek samping yang telah disebutkan. Bisa saja beberapa orang tidak mengalami efek samping di atas atau ada pula yang belum disebutkan.

    Bila Anda mengalami kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

    Selain mewaspadai efek sampingnya, waspadai pula gejala overdosis obat ini, antara lain:

    • mengantuk berat,
    • linglung, 
    • kesulitan berbicara (disartria), 
    • bola mata bergerak-gerak (nistagmus), 
    • sulit mengontrol gerakan (ataksia), 
    • otot tidak menanggapi rangsangan (areflexia), 
    • napas tercekat, 
    • tekanan darah menurun (hipotensi), 
    • tekanan pada peredaran darah dan jalan napas, hingga
    • koma,

    Bila mengalami gejala-gejala tersebut di atas, beri sirkulasi udara yang cukup sambil mencari pertolongan medis darurat sesegera mungkin.

    Peringatan dan perhatian saat mengonsumsi klonazepam

    ciri sakit kepala karena kolesterol tinggi

    Sebelum mengonsumsi obat ini, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan Anda terlebih dahulu untuk mengantisipasi penyakit yang kontraindikasi dengan obat ini.

    Kontraindikasi klonazepam

    Clonazepam tidak boleh diberikan untuk mengatasi epilepsi atau serangan panik pada penderita gangguan hati berat atau signifikan. Ini karena ia bersifat kontraindikasi.

    Selain itu, obat ini juga kontraindikasi pada orang-orang yang mengalami salah satu dari kondisi berikut:

    • glaukoma sudut sempit akut, 
    • insufisiensi paru akut, 
    • insufisiensi pernapasan berat, 
    • sindrom sleep apnea
    • miastenia gravis, serta
    • pasien dalam keadaan koma yang diketahui mengonsumsi alkohol atau menyalahgunakan narkoba.

    Reaksi putus obat

    Clonazepam adalah obat yang mungkin menyebabkan reaksi putus obat (sakau), terutama bila telah digunakan secara teratur dalam waktu yang lama atau dalam dosis tinggi. 

    Dalam kasus seperti ini, gejala putus obat mungkin muncul kalau Anda mendadak berhenti minum obat ini.

    Untuk mencegah reaksi akibat putus obat, dokter mungkin mengurangi dosis sedikit demi sedikit terlebih dahulu sebelum menghentikannya secara total. Laporkan pada dokter mengenai reaksi sakau apapun yang Anda rasakan.

    Jika obat ini digunakan dalam jangka panjang, ia mungkin tidak akan bekerja dengan baik. Bicarakan dengan dokter bila obat berhenti bekerja dengan baik.

    Clonazepam adalah obat yang berpotensi menyebabkan ketergantungan obat. Risiko Anda mengalami hal ini akan meningkat jika pernah menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang sebelumnya. 

    Oleh karena itu, pastikan Anda meminum obat ini persis sesuai dengan resepnya untuk mengurangi risiko kecanduan.

    Bila Anda memiliki beberapa jenis kejang, Anda mungkin mengalami kejang yang semakin memburuk saat Anda mulai minum klonazepam.

    Konsultasi pada dokter secepatnya jika ini terjadi. Dokter mungkin perlu menambah atau menyesuaikan dosis obat lainnya yang Anda konsumsi untuk mengendalikan kejang. ]

    Anda perlu rutin mengontrol kondisi Anda ke dokter bila mengonsumsi obat ini. Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah buruk.

    Simpan obat ini pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan menyimpannya di kamar mandi atau membekukannya. Merek tertentu mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.

    Apakah klonazepam aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Clonazepam termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D (ada bukti bahwa berisiko) menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Adapun jenis risiko yang dapat ditimbulkan belum bisa dipastikan.

    Berkonsultasilah lebih dulu kepada dokter untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko menggunakan obat ini saat Anda hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.

    Jika Anda menggunakan clonazepam saat hamil, bayi Anda bisa menjadi ketergantungan pada obat tersebut. Ini karena sejak dalam kandungan bayi ikut mengonsumsinya dan menjadi terbiasa. 

    Setelah lahir, asupan obat tersebut tiba-tiba berhenti. Akibatnya, bayi dapat mengalami gejala putus obat yang mengancam jiwa. 

    Untuk mengatasinya, ia memerlukan perawatan medis khusus selama beberapa minggu sejak dilahirkan.

    Selain itu, jangan memulai atau berhenti minum obat kejang selama kehamilan tanpa saran dokter. 

    Mengalami kejang selama kehamilan dapat membahayakan ibu dan bayi. Beritahu dokter Anda segera jika Anda hamil.

    Interaksi klonazepam dengan obat lain

    interaksi clonazepam atau klonazepam dengan obat lain

    Sama seperti obat lainnya, clonazepam bisa berinteraksi dengan obat-obatan lainnya. Interaksi obat ini dapat memengaruhi kinerja atau meningkatkan risiko efek samping.

    Sebelum Anda mulai menggunakan obat ini, beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.

    • Obat antikonvulsan lainnya untuk mengobati epilepsi.
    • Obat antipsikotik dan antidepresan untuk mengobati masalah kesehatan mental dan depresi.
    • Obat hipnotik untuk mengobati kecemasan atau masalah tidur.
    • Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang otot (baclofen atau tizanidine).
    • Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah termasuk penghambat ACE (enalapril dan lisionopril), penghambat saluran kalsium (amlodipin dan felodipin), dan diuretik (indapamide dan bendroflumethiazide).
    • Antihistamin sebagai obat penenang (chlorphenamine atau promethazine).
    • Obat penghilang rasa sakit yang kuat (kodein, metadon, morfin, oksikodon, petidin atau tramadol).
    • Obat untuk masalah perut dan mulas (cimetidine).
    • Obat untuk mengobati infeksi bakteri (rifampisin).
    • Obat antijamur (flukonazol).

    Selain itu, melansir National Health Service, klonazepam juga dapat berinteraksi dengan herbal atau suplemen tertentu, seperti obat herbal untuk kegelisahan atau insomnia (valerian atau passionflower

    Konsumsi bersama dengan klonazepam dapat meningkatkan efek mengantuk dari klonazepam dan mungkin juga menimbulkan efek samping lainnya.

    Selain itu, merokok dan mengonsumsi alkohol juga dapat berinteraksi dengan obat ini. Bila Anda rutin merokok dan minum alkohol, diskusikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 27/12/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan