backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Nefropati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 30/11/2020

Nefropati

Definisi

Apa itu nefropati?

Nefropati adalah istilah medis yang digunakan untuk mendefinisikan kerusakan atau penyakit ginjal yang bisa berujung gagal ginjal. Fungsi utama ginjal adalah membuang limbah dan cairan berlebih agar air dan elektrolit di tubuh seimbang.

Jika terjadi masalah pada ginjal, tentu organ berbentuk kacang ini tidak akan bekerja dengan baik dan dapat menyebabkan kondisi kesehatan serius. 

Nefropati dianggap sebagai penyakit yang memperburuk kondisi kesehatan penderitanya jika tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, semakin cepat menyadari adanya kerusakan pada ginjal, Anda juga akan mendapatkan pengobatan sedini mungkin.

Jenis

Apa saja jenis nefropati?

Nefropati adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penyakit ginjal. Namun, ada beberapa jenis penyakit yang termasuk golongan nefropati, yaitu sebagai berikut.

Nefropati diabetik

Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal yang termasuk ke dalam komplikasi diabetes. Diperkirakan 20-40% penyandang diabetes melitus akan mengalami nefropati diabetik jika gula darah tidak dikendalikan dengan baik.

Apabila kadar gula melonjak drastis, ginjal pun akan bekerja lebih keras untuk menyaring darah. Perlahan, kemampuan ginjal akan menurun dan menyebabkan nefron menebal, sampai akhirnya bocor. Akibatnya, protein, seperti albumin, ikut terbuang di dalam urine hingga menyebabkan nefropati diabetik. 

Selain kadar gula darah yang tidak terkendali, ada berbagai faktor lainnya yang dapat memperbesar risiko penyandang diabetes mengalami kondisi ini, di antaranya:

  • tekanan darah tinggi,
  • obesitas atau kelebihan berat badan,
  • mempunyai riwayat penyakit diabetes tipe 1 sebelum berusia 20 tahun, serta
  • aktif merokok.

Penyakit Berger (IgA Nefropati)

Penyakit Berger (IgA Nefropati) adalah jenis penyakit ginjal yang terjadi akibat penumpukan IgA di ginjal. Penumpukan IgA ini menyebabkan peradangan yang merusak jaringan ginjal. 

IgA adalah antibodi yang berisi protein dan dibuat oleh sistem kekebalan untuk melindungi tubuh dari zat asing, seperti bakteri dan virus. Antibodi yang menumpuk di glomerulus ini akhirnya menyebabkan peradangan (glomerulonefritis). Akibatnya, kemampuan ginjal pun ikut berkurang. 

Hingga saat ini belum diketahui apa yang menyebabkan penumpukan IgA di ginjal. Namun, ada berbagai faktor yang dianggap berhubungan dengan kemunculan IgA nefropati, meliputi:

  • genetik, IgA nefropati lebih sering terjadi dalam keluarga dan ras tertentu,
  • riwayat penyakit hati (liver), seperti sirosis, hepatitis B, dan hepatitis C,
  • penyakit Celiac, gangguan pencernaan akibat konsumsi gluten, serta
  • dermatitis herpetiformis, bintik-bintik gatal akibat intoleransi gluten.

Kondisi ini termasuk penyakit yang cukup umum terjadi dan dapat terjadi pada usia berapapun. Namun, gejala awal IgA biasanya baru akan terlihat di usia remaja hingga akhir usia 30-an. Selain itu, penyakit Berger juga lebih rentan terjadi pada orang Asia dan ras Kaukasia. 

Tanda-tanda dan gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejalanya?

Umumnya, tahap awal kerusakan ginjal tidak menunjukkan tanda apa pun. Gejala sakit ginjal biasanya baru akan muncul dan terasa ketika ginjal sudah benar-benar tidak lagi berfungsi dengan optimal.

Kebanyakan kasus juga menunjukkan bahwa Anda mungkin tidak akan mengalami gejala yang parah hingga kerusakan sampai pada stadium akhir. Berikut ini beberapa gejala nefropati yang perlu Anda waspadai, mulai dari yang ringan hingga benar-benar mengganggu aktivitas harian.

  • Warna urine berubah menjadi coklat, merah, atau merah darah.
  • Ada darah dalam urine (hematuria).
  • Nyeri di bagian punggung bagian samping, tepatnya di bawah tulang rusuk.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Peningkatan kolesterol dan trigliserida tiba-tiba.

Kemungkinan ada beberapa gejala yang tidak disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran terhadap gejala penyakit tertentu, segera periksakan diri ke dokter.

Ciri-ciri Urine yang Normal Menurut Warna, Bau, dan Jumlahnya

Kapan saya harus ke dokter?

Nefropati adalah penyakit ginjal yang dianggap progresif dan terkadang langsung menunjukkan gejala yang mengganggu ketika kerusakan ginjal semakin parah. 

Jika Anda mengalami beberapa gejala di bawah ini, konsultasikan ke dokter karena dikhawatirkan kerusakan ginjal sudah mencapai stadium akhir. 

  • Pembengkakan (edema) di kaki dan betis akibat retensi cairan.
  • Nafsu makan menurun.
  • Berat badan turun.
  • Merasa lemas dan lelah sepanjang hari.
  • Mual dan muntah.
  • Mengalami gangguan tidur.

Penyebab

Apa saja penyebabnya?

Nefropati adalah penyakit ginjal yang disebabkan kerusakan pada ginjal akibat berbagai faktor tertentu. Berikut ini sejumlah penyebab nefropati berdasarkan jenisnya. 

Nefropati diabetik

Para penyandang diabetes biasanya memiliki ginjal yang perlahan menebal dan semakin rusak akibat kadar gula darah yang tinggi. Akibatnya, kebocoran nefron pun terjadi yang juga menyebabkan protein ikut ke dalam urine. 

Sejauh ini penyebab diabetik nefropati (DN) belum diketahui pasti. Namun, hipertensi diyakini berperan banyak dalam mengakibatkan kondisi ini. Hal ini dikarenakan dengan mengontrol tekanan darah terbukti dapat mengurangi perkembangan diabetes menjadi nefropati. 

Kondisi tersebut mungkin terjadi karena tekanan darah tinggi dapat menyebabkan cedera pada sel yang melapisi permukaan pembuluh darah dan limfa (endotel). Alhasil, aliran darah menuju ginjal pun terganggu. 

Oleh sebab itu, tekanan darah dan kadar gula darah yang tinggi menjadi faktor penyebab kerusakan ginjal yang dialami oleh diabetesi (pengidap diabetes).

Penyakit Berger (IgA Nefropati)

IgA nefropati adalah kondisi yang dianggap sebagai penyakit ginjal autoimun. Artinya, penyakit ini disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang dapat merusak ginjal. 

Penderita IgA nefropati biasanya memiliki kadar IgA yang tinggi dalam darahnya dan mengandung lebih sedikit galaktosa (gula khusus) daripada biasanya. Jika IgA kekurangan galaktosa, antibodi ini akan dianggap asing oleh antibodi lainnya di dalam darah. 

Akibatnya, antibodi lain akan menempel pada IgA yang kekurangan galaktosa dan membentuk gumpalan. Gumpalan yang disebut kompleks imun ini akan tersangkut di glomerulus dan menimbulkan peradangan serta kerusakan. 

Bagi beberapa orang, penyakit Berger diturunkan dalam keluarga. Bahkan, para ilmuwan menemukan beberapa penanda genetik yang mungkin memicu perkembangan penyakit. 

IgA nefropati juga mungkin berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atau usus dan respons sistem imun terhadap infeksi tersebut. 

Nefropati analgesik

Nefropati analgesik adalah penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh konsumsi campuran obat analgesik yang berlebihan dan dalam jangka panjang.

Biasanya, obat analgesik yang mengandung fenasetin, asam salisilat-parasetamol, dan parasetamol-pirazolon menjadi pemicu kondisi ini. Namun, obat itu tidak bekerja sendiri karena dikombinasikan dengan zat adiktif, seperti kodein dan kafein.

Obat dan pengobatan

Bagaimana cara mengobati penyakit ini?

Jika nefropati, baik diabetik nefropati maupun penyakit Berger, didiagnosis lebih awal, beberapa obat dan perawatan dapat mengurangi perkembangan sakit ginjal

Berikut ini beberapa pengobatan nefropati yang dilakukan untuk mengurangi kerusakan ginjal menjadi lebih parah berdasarkan jenisnya. 

Nefropati diabetik

Langkah pertama yang dilakukan oleh dokter untuk mengobati diabetik nefropati yang dialami adalah mengontrol diabetes. Selain itu, tekanan darah pun juga turut dipantau untuk mengurangi risiko komplikasi penyakit ginjal. 

Berikut ini beberapa obat-obatan yang biasanya diberikan dokter untuk mengendalikan glukosa dan tekanan darah pada penyandang DN. 

  • Obat penurun kolesterol, seperti statin.
  • Obat penghambat enzim ACE dan reseptor angiotensin II (ARB).
  • Obat untuk mengontrol kadar gula darah, seperti metformin dan gliptin.
  • Obat untuk membantu mengatur keseimbangan kalsium fosfat .

Selain obat-obatan di atas, diabetik nefropati juga menjalani sejumlah perawatan tertentu ketika kerusakan ginjal sudah mencapai stadium akhir yaitu:

IgA nefropati

Hingga saat ini, para ahli belum menemukan obat yang dapat menyembuhkan IgA nefropati. Pasalnya, luka pada ginjal cenderung tidak dapat diperbaiki. 

Meski begitu, dokter akan memberikan obat dan perawatan untuk menunda perkembangan sakit ginjal sebagai berikut.

  • Obat untuk mengendalikan tekanan darah.
  • Asam lemak omega-3 untuk mengurangi peradangan di glomerulus.
  • Obat kortikosteroid, seperti prednison untuk menekan respons imun.
  • Terapi statin yang menurunkan kolesterol.
  • Mycophenolate mofetil.

Tujuan utama pengobatan IgA nefropati adalah agar pasien tidak perlu menjalani dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal. Namun, ketika kondisinya sudah semakin parah, kedua pilihan tersebut mungkin akan diperlukan. 

Bagaimana cara mendiagnosis kondisi ini?

Setelah memeriksakan diri ke dokter umum, dokter mungkin akan merujuk Anda ke dokter spesialis urologi. Kemudian, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan ginjal, seperti:

  • urinalisis, seperti tes urine mikroalbuminuria,
  • tes darah untuk mendeteksi kadar urea nitrogen dalam darah,
  • uji kreatinin, dan
  • biopsi ginjal.

Jika hasil pemeriksaan tidak normal, dokter mungkin akan memeriksakan kondisi Anda lebih lanjut. Dengan begitu, tim perawatan dapat menawarkan sejumlah pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda. 

Pengobatan di rumah

Apa yang perlu dilakukan ketika didiagnosis penyakit ini?

Sebenarnya, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mendukung pengobatan nefropati dari dokter. Dengan begitu, Anda mungkin bisa menjalani aktivitas seperti biasanya karena berusaha menjaga kesehatan ginjal

  • Mengontrol tekanan darah dan gula darah.
  • Ikuti pola makan sehat dengan menghindari pantangan makanan sakit ginjal sesuai anjuran dokter.
  • Hindari penggunaan obat yang dapat merusak ginjal.
  • Rutin berolahraga yang direkomendasikan oleh dokter.
  • Perhatikan kebutuhan cairan yang sesuai dengan kondisi ginjal.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 30/11/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan