backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

3 Jenis Stres, Gejala, dan Dampaknya yang Perlu Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/11/2023

    3 Jenis Stres, Gejala, dan Dampaknya yang Perlu Anda Ketahui

    Stres kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya akibat masalah pekerjaan, keuangan, atau keluarga. Kemunculan stres tidak sepenuhnya buruk, karena ada jenis stres yang justru membuat Anda lebih waspada dan mencari jalan keluar untuk menghadapinya.

    Namun, bila stres terus menumpuk, hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Mari simak informasi berikut untuk mengetahui apa saja macam-macam stres dan cara menghadapinya.

    Mengenal jenis-jenis stres yang bisa dialami seseorang

    susu kedelai mengurangi stres

    Stres adalah suatu ketegangan fisik dan emosional yang muncul sebagai respons tubuh ketika mengalami perubahan, tuntutan, ancaman, atau perubahan apa pun.

    Meski normal terjadi, stres yang berlebihan justru bisa menimbulkan dampak buruk. Dampak stres bagi tubuh antara lain meningkatnya risiko depresi, kecemasan, hingga penyakit kronis.

    Menurut American Psychological Association (APA), ada tiga macam stres yang memiliki dampak masing-masing pada tubuh. Berikut ini penjelasannya.

    1. Stres akut

    Stres akut muncul saat ada tantangan, ancaman, atau sesuatu yang tidak terduga terjadi. Jenis stres ini berjangka pendek dan bisa terjadi beberapa kali dalam sehari.

    Contohnya adalah ketika Anda berselisih paham dengan pasangan, hendak berpidato pada suatu acara, terjebak macet, atau melakukan pelanggaran saat berkendara.

    Gejala stres akut antara lain denyut jantung meningkat, napas cepat, berkeringat, sakit kepala, dan kadar gula darah naik. Semua gejala stres tersebut muncul dengan cepat dan singkat.

    Stres akan akan melatih tubuh untuk membentuk respons terhadap situasi pemicu stres di kemudian hari. Setelah melewati fase ini, sistem tubuh akan kembali normal.

    Namun, stres akut juga bisa berdampak cukup parah bila kondisinya mengancam jiwa. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan penyakit mental lainnya.

    Tahukah Anda?

    Respons stres juga bisa muncul saat Anda melakukan sesuatu yang menyenangkan, misalnya menaiki roller coaster atau arum jeram. Jenis stres ini disebut stres positif atau eustress.
    Eustres dapat membangkitkan semangat dan motivasi dalam hidup. Tanpa stres ini, hidup akan terasa membosankan dan dalam kasus serius bisa meningkatkan risiko depresi.

    2. Stres episodik

    menghadapi stres lembur kerja

    Jenis stres ini biasanya terjadi bila Anda kerap mengalami episode stres akut. Orang-orang dengan kondisi ini sering mengambil terlalu banyak tanggung jawab sehingga beban hidupnya cukup besar.

    Stres episodik sangat berpotensi terjadi pada seseorang yang merasa hidupnya kacau. Mereka mungkin terus menghadapi krisis yang terasa sulit dan tidak berkesudahan.

    Beberapa profesi yang berkaitan dengan jenis stres ini antara lain penegak hukum dan pemadam kebakaran. Orang-orang dengan profesi ini sering kali berada di situasi dengan tingkat stres yang tinggi.

    Sama halnya dengan stres akut yang parah, stres episodik juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. 

    Gejala yang terjadi sama dengan stres akut, hanya saja frekuensinya lebih sering. Bahkan, stres berat bisa mengganggu jantung dan menyebabkan depresi.

    3. Stres kronis

    Stres kronis adalah jenis stres yang tingkatannya cukup parah. Kondisi ini terjadi dalam waktu lama sehingga cenderung lebih berbahaya bagi kesehatan secara keseluruhan.

    Gejala stres kronis bisa sangat membebani dan melelahkan. Beberapa orang dapat merasakan kelelahan, perubahan nafsu makan, sulit tidur, sakit perut, sakit kepala, dan sulit berkonsentrasi.

    Jika tidak ditangani dalam jangka panjang, stres kronis dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, insomnia, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes.

    Penyebab jenis stres ini sangat beragam, seperti masalah ekonomi, lingkungan kerja yang buruk, pernikahan yang tidak harmonis, atau hubungan keluarga yang tidak bahagia.

    Di samping itu, seseorang yang pernah mengalami trauma psikologis pada masa kanak-kanak juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami tipe stres ini.

    Dengan mengetahui macam-macam stres dan karakteristiknya, Anda dapat memahami gejala dan penyebabnya. 

    Informasi di atas juga dapat membantu Anda agar lebih waspada dan menyegerakan diri untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental.

    Diagnosis dan penanganan sedini mungkin membantu mencegah stres bertambah parah dan menghindarkan Anda dari dampak negatifnya.

    Kesimpulan

    • Stres adalah respons fisik dan emosional terhadap perubahan, tuntutan, atau ancaman dalam kehidupan sehari-hari.
    • Secara umum, stres terbagi dalam tiga jenis, yakni stres akut (berjangka pendek), stres episodik (sering terjadi), dan stres kronis (berjangka panjang).
    • Mengetahui macam-macam stres membantu Anda memahami gejala, penyebab, serta penanganan yang tepat untuk mencegah dampak negatifnya bagi kesehatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan