backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Cara Menjelaskan Perceraian pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/12/2022

    5 Cara Menjelaskan Perceraian pada Anak

    Setiap pasangan suami istri pasti tidak ingin berakhir dengan perceraian, apalagi saat sudah memiliki buah hati. Mengingat adanya dampak perceraian, perpisahan mungkin bukan solusi yang terbaik. Namun, mungkin hanya hal ini yang bisa dilakukan saat pertikaian tidak kunjung berakhir. Pada kondisi ini, langkah selanjutnya yang harus Anda pikirkan adalah bagaimana cara menjelaskan ke anak tentang perceraian.

    Tentu tidak mudah bagi anak melihat dari sudut pandang Anda dan pasangan. Nah, berikut ini hal-hal yang bisa Anda pertimbangkan untuk disampaikan kepada si Kecil.

    Bagaimana cara menjelaskan ke anak tentang perceraian?

    cara menghadapi anak setelah bercerai

    Menjelaskan perceraian ke anak tidak bisa dipukul rata dengan cara yang sama. Anda perlu mengetahui usia seta kepribadian anak.

    Berikut ini cara yang bisa Anda coba untuk menjelaskan tentang perceraian ke anak.

    1. Pilih waktu yang tepat

    Ketika perceraian baru sekadar rencana, sebaiknya Anda tidak perlu memberi tahu terlebih dahulu kepada anak.

    Sebab, hal ini dapat membuat anak Anda merasa kebingungan.

    Apabila Anda dan pasangan akhirnya benar-benar sepakat berpisah, terlebih salah satunya akan pergi dari rumah, maka saat itu Anda harus menjelaskan alasan perceraian ke anak.

    Cara menjelaskan tentang perceraian ke anak pun harus Anda pikirkan baik-baik. Coba tentukan waktu dan situasi yang tepat saat Anda akan mengatakan kabar perceraian ini.

    Walaupun sebenarnya tidak ada waktu khusus yang baik, anak Anda harus tetap fokus pada sekolah, kegiatan hariannya, dan lain-lain.

    Namun, Anda bisa memilih momen saat emosi anak Anda tidak dalam keadaan tertekan. Misalnya, ia tidak sedang memiliki tugas yang padat atau menghadapi ujian sekolah).

    Ada bagian otak anak yang terus menyimpan kejadian buruk. Maka dari itu, ketika Anda akan menjelaskan pada anak Anda tentang berita perpisahan, luka tersebut mungkin akan terus tersimpan di memorinya entah sampai berapa lama.

    Itu sebabnya, tak jarang ada anak-anak yang menjadi trauma ketika mengetahui kenyataan perceraian orangtuanya.

    Selain itu, siapkan juga suasana hati Anda, meskipun masih dalam keadaan tidak baik setelah perpisahan.

    Pastikan juga setelahnya, Anda ada di samping anak saat ia merasa sedih dan sendirian.

    2. Menjelaskan bersama-sama dengan pasangan

    Meski Anda sedang dalam proses atau bahkan sudah berpisah, Anda dan pasangan tetap memiliki peran sebagai orangtua. Menjadi orangtua sama seperti bekerja dalam tim.

    Menjelaskan perpisahan Anda secara bersama-sama dapat menghindari kebingungan pada anak sehingga ia tidak hanya mendengar satu versi cerita.

    Menurut Paul Coleman, psikolog dan penulis How to Say It to Your Kids, hal ini juga dapat menjaga kepercayaan anak pada Anda berdua.

    Begitu pula ketika Anda memiliki lebih dari satu anak, jangan hanya menjelaskan pada anak pertama, lalu membebankan tugas padanya untuk menceritakan tentang perpisahan orangtua pada adiknya.

    Sebaiknya, kumpulkan seisi keluarga bersama-sama agar tidak ada rahasia. Jangan berasumsi mereka akan bereaksi seperti apa, tetapi biarkan mereka menunjukkan perasaannya.

    Namun, Anda boleh memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan dilontarkan oleh mereka sehingga Anda memiliki jawaban-jawaban yang terdengar ‘netral’ untuk diucapkan.

    3. Ungkapkan kata-kata sayang

    Meski terdengar mudah, anak harus mengetahui bahwa Anda dan mantan pasangan menyayanginya. Salah satu upaya atau cara menjelaskan tentang perceraian ke anak ini penting untuk Anda lakukan.

    Ungkapan sayang tersebut akan menjadi pesan bahwa yang terpenting adalah rasa sayang kedua orangtuanya terhadap dirinya tidak berubah sama sekali.

    Ungkapkan bahwa Anda dan mantan pasangan akan terlibat pada perkembangan anak-anak.

    Katakan juga bahwa ini bukan salah anak dan tidak ada hubungan dengannya. Anak-anak mungkin akan menarik kesimpulan bahwa perpisahan tersebut disebabkan oleh mereka.

    4. Buat penjelasan yang mudah

    Jika anak Anda masih kecil, sebaiknya kurangi detail tentang cerita yang ingin Anda sampaikan.

    Sebagai contoh, Anda bisa memulainya dengan, “Ibu dan ayah telah membuat kesepakatan.”

    Lalu, Anda bisa ungkapkan bahwa salah satu dari Anda akan pindah ke rumah baru.

    Misalnya, “Ayah memutuskan untuk pindah ke rumah paman karena perlu waktu untuk memikirkan sesuatu. Adik tetap bisa menemu Adik Ayah ketika Ayah libur. Kita juga akan bermain bersama. Namun, untuk saat ini, Ayah harus tinggal dulu bersama paman.”

    Pastikan Anda juga memiliki jawaban atas pertanyaan anak setelah penjelasan tersebut.

    5. Hindari menjelekkan pasangan di depan anak

    Memang tidak mudah ketika hubungan Anda dan mantan pasangan masih renggang.

    Akan tetapi, seberapa besar pun kemarahan Anda, jangan biarkan emosi mengambil alih dengan menceritakan pada anak tentang kesalahan mantan pasangan.

    Ini merupakan salah satu cara menjelaskan tentang perceraian ke anak.

    Dalam hal ini juga termasuk permasalahan keuangan maupun hal-hal lainnya yang menyudutkan mantan pasangan Anda. Hindari juga adu argumen di depan anak Anda.

    Menurut Rachel Sarah, seorang ibu dan penulis buku Single Mom Seeking: Playdates, Blind Dates, and other Dispatches of the Dating World, yang dikutip situs Baby Center, selalu ingat bahwa anak adalah tetap bagian dari ayahnya ataupun ibunya, apa pun yang terjadi itu tidak akan berubah.

    Hal-hal yang perlu Anda tahu tentang perasaan anak

    Saat memutuskan untuk berpisah, Anda perlu mempertimbangkan beberapa hal mengenai apa yang mungkin anak inginkan.

    Berikut ini beberapa asumsi yang mungkin muncul pada anak, dikutip oleh Help Guide dari sumber penelitian University of Missouri.

    • Anak berharap Anda berdua akan tetap terlibat dalam kehidupannya. Misalnya tetap berkirim kabar, menelepon, saling mengunjungi, dan bercerita apa pun selayaknya anak dan orangtua. Ketika salah satu sudah tidak mau terlibat, anak mungkin merasa diabaikan dan tidak penting.
    • Si Kecil tidak ingin kedua orangtua bertengkar di depannya. Sebaliknya, anak menginginkan kedua orangtuanya saling menyetujui pendapat satu sama lain. Apalagi ketika Anda bertengkar hal-hal yang berhubungan dengan anak, tentu akan membuatnya merasa bersalah.
    • Anak ingin tetap menyayangi Anda berdua dan menikmati waktu bersama. Jadi, tetap beri dukungan dan nikmati waktu-waktu saat bersama anak.
    • Si Kecil menginginkan komunikasi secara langsung, bukan melalui perantara.
    • Ketika Anda sedang bersamanya dan membicarakan mantan pasangan Anda, jangan menceritakan hal-hal buruk. Ini dapat membuat anak memiliki rasa benci, entah dia akan berpihak pada Anda atau malah memihak mantan pasangan. Cobalah untuk tetap netral.

    Penting untuk tidak mengacuhkan perasaan anak meskipun kondisi Anda dan pasangan sedang tidak baik-baik saja.

    Meski dapat terasa berat, berikan pengertian kepada anak secara perlahan agar ia dapat memahami kondisi kedua orangtuanya.

    Dengan melakukan cara tepat untuk menjelaskan ke anak tentang perceraian, trauma yang mungkin terjadi akibat pertengkaran orangtua juga dapat dicegah.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan