backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Makan Timun Baik untuk Ibu Hamil, Ini Manfaatnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 27/06/2023

    Makan Timun Baik untuk Ibu Hamil, Ini Manfaatnya

    Tidak hanya terasa segar, mentimun alias timun rupanya menyimpan berbagai manfaat bagi tubuh. Bahkan, ada pula sejumlah manfaat makan timun untuk kesehatan ibu hamil.

    Namun, mengingat ibu perlu berhati-hati dalam memilih makanan saat hamil, adakah aturan khusus untuk ibu hamil yang ingin mengonsumsi sayuran yang satu ini? Apakah makan timun saat hamil bisa menimbulkan efek samping tertentu? Mari simak jawabannya di sini.

    Segudang manfaat timun untuk ibu hamil

    Dengan berbagai kandungan gizi seperti fosfor, kalsium, air, kalium, hingga vitamin C, tidak heran jika timun memiliki beragam manfaat bagi tubuh.

    Selama diolah dan dikonsumsi sesuai porsinya, timun bisa memberikan berbagai manfaat seperti berikut.

    1. Mencegah dehidrasi

    dehidrasi pada ibu hamil

    Salah satu sumber kesegaran dari timur diperoleh dari kandungan airnya yang mencapai 96 persen.

    Tidak hanya membuat tubuh ibu terasa lebih segar, kandungan air tersebut juga bisa membantu memenuhi kebutuhan cairan saat hamil sehingga ibu terhindar dari dehidrasi.

    Penting untuk memenuhi kebutuhan cairan selama kehamilan. Pasalnya, air tidak hanya bermanfaat untuk ibu, tetapi juga janin.

    Mengonsumsi sayuran tinggi kandungan air seperti mentimun bisa menambah cairan ketuban, menjaga pasokan darah ke janin, dan membantu pembentukan jaringan tubuh janin.

    2. Mencegah sembelit pada ibu hamil

    Mengutip dari laman Cleveland Clinic, serat pada mentimun dapat meningkatkan pergerakan usus. Proses pencernaan pun menjadi lebih lancar sehingga ibu terhindar dari sembelit.

    Sembelit pada ibu hamil memang merupakan salah satu gangguan pencernaan yang sangat umum.

    Ibu hamil bisa mengonsumsi timun segar maupun acar timun yang sudah difermentasi dengan cuka dan garam. Tak hanya tinggi serat, acar pun mengandung probiotik yang baik bagi usus.

    Tingginya kandungan air pada timun juga akan membantu proses penyerapan zat gizi dari makanan di dalam usus.

    3. Membantu menghilangkan stretch marks

    Meningkatnya jumlah beberapa jenis hormon sering kali menyebabkan perubahan kondisi kulit saat hamil, mulai dari kulit yang menjadi lebih kering, munculnya noda hitam, hingga stretch marks.

    Sebagai salah satu solusinya, ibu bisa memanfaatkan kandungan vitamin E pada timun.

    Dengan berperan sebagai antioksidan, timun akan membantu melembapkan, menenangkan, hingga mencegah peradangan pada kulit ibu hamil.

    Selain mengonsumsinya secara langsung, ibu bisa menjadikan timun sebagai masker untuk mendapatkan manfaat tersebut.

    4. Mengurangi risiko osteoporosis pada ibu hamil

    Kalsium dan fosfor pada timun merupakan mineral penting untuk mencegah osteoporosis (pengeroposan tulang) pada ibu hamil. Pasalnya, keduanya penting untuk menjaga kepadatan dan kekuatan tulang.

    Dibutuhkan asupan kalsium yang cukup untuk menjaga perkembangan janin. Jika tidak, janin akan menyerap kalsium dari tulang ibu sehingga membuat ibu hamil lebih rentan terkena osteoporosis.

    Selain itu, kalsium juga penting untuk memperbaiki jaringan sel, menjaga kestabilan detak jantung, serta menambah kekuatan kontraksi otot.

    Tahukah Anda?

    Ibu hamil membutuhkan tambahan kalsium sebanyak 200 mg setiap harinya (total 1.500 mg kalsium per hari).
    Namun, asupan kalsium ibu tidak boleh melebihi 2.500 mg supaya ibu tidak merasakan efek samping seperti sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.

    5. Menjaga perkembangan bayi

    Meski jumlahnya tidak terlalu banyak, kandungan folat pada timun tetap dapat membantu menjaga perkembangan janin.

    Folat merupakan zat gizi penting bagi ibu hamil karena dapat menjaga perkembangan janin, khususnya pada trimester awal kehamilan.

    Mencukupi kebutuhan folat selama kehamilan dapat mencegah terjadinya cacat tabung saraf seperti spina bifida.

    Selain timun, buah-buahan lain yang juga tinggi folat adalah alpukat, pisang, dan jeruk.

    6. Timun untuk mencegah diabetes gestasional pada ibu hamil

    manfaat mentimun
    Sumber: New Food Magazine

    Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Nutrition Research menyebutkan bahwa mengonsumsi tinggi serat, termasuk timun, bisa membantu mencegah diabetes gestasional pada ibu hamil.

    Ini lantaran jumlah kalori dan gula yang rendah pada timun bagus untuk menjaga kenaikan gula darah dalam tubuh.

    Selain itu, timun juga tinggi akan kandungan serat dan air yang bisa membuat ibu kenyang lebih lama. Jadi, ibu tidak makan secara berlebihan.

    Kandungan antioksidan pada timun juga dipercaya dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes gestasional, seperti preeklampsia.

    7. Menjaga kekebalan tubuh

    Berbagai perubahan fisik maupun hormonal saat hamil sering kali membuat ibu lebih mudah terserang penyakit. Sebagai solusinya, ibu perlu menjaga kekebalan tubuhnya.

    Beruntungnya, timun mengandung vitamin C, vitamin B6, dan beta karoten yang dapat berperan sebagai antioksidan.

    Dengan asupan antioksidan yang cukup, sistem kekebalan tubuh ibu bisa ikut terjaga.

    Efek samping makan timun untuk ibu hamil

    Meski mengandung segudang manfaat selama kehamilan, timun tetap tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

    Ini karena mentimun juga bisa menimbulkan beberapa efek samping, seperti masalah pencernaan, alergi, hiperkalemia, hingga keracunan (dalam kasus yang langka).

    Mengutip dari Mayo Clinic, buah dan sayur tertentu dapat memicu reaksi alergi yang mengakibatkan mulut terasa kesemutan hingga gatal.

    Oleh karena itu, tetaplah mengonsumsi timun dalam batas wajar dan di bawah pemantauan dokter. Segera periksa ke dokter jika ibu merasa tidak nyaman usai makan timun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 27/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan