backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

8

Tanya Dokter
Simpan

6 Hal yang Wajib Dilakukan Setelah Berhubungan Intim

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 22/04/2022

    6 Hal yang Wajib Dilakukan Setelah Berhubungan Intim

    Tak bisa dipungkiri, seks memang nikmat dan menyenangkan. Oleh karenanya, Anda mungkin jadi lupa diri dan terbawa suasana setelah berhubungan intim. Menikmati momen-momen menyenangkan habis seks itu sah-sah saja, kok. Namun, jangan sampai Anda lupa melakukan enam hal wajib berikut ini setelah sesi panas bersama pasangan berakhir.

    Setelah selesai berhubungan intim, lakukan hal ini

    berapa kali berhubungan intim agar bisa hamil

    Sebaiknya jangan langsung tidur dulu, berikut beberapa hal yang perlu Anda dan pasangan lakukan setelah berhubungan intim:

    1. Minum air putih

    Setelah berhubungan intim, tubuh akan kehilangan banyak cairan yang keluar lewat keringat.

    Selain itu, tenggorokan Anda mungkin terasa kering habis bercinta, terutama kalau saat berhubungan seks Anda bernapas lewat mulut yang terbuka.

    Jadi, selalu sediakan segelas air putih di sisi tempat tidur atau di mana pun Anda biasanya berhubungan seks. Air putih juga bisa membantu melancarkan peredaran darah.

    Hal ini baik untuk mencegah kram atau kesemutan setelah seks.

    2. Bersihkan vagina dan penis

    Lagi-lagi, jangan langsung tidur setelah seks, ya.

    Sebaiknya cuci dan bersihkan dulu organ intim Anda. Tak perlu sekalian mandi. Anda cukup membasuh penis atau vagina dengan air bersih.

    Membersihkan penis dan vagina setelah berhubungan intim berguna untuk mencegah infeksi bakteri atau ragi.

    Pasalnya, ketika bercinta penis dan vagina mungkin terpapar berbagai jenis kuman, bakteri, dan kotoran dari berbagai hal. Misalnya tangan, pelumas, mainan seks, dan mulut.

    Namun, jangan pakai sabun antibakteri atau cairan pembersih kewanitaan.

    Bahan kimia dari pembersih-pembersih tersebut justru akan mengacaukan keseimbangan tingkat pH di area intim Anda. Hal ini berisiko menyebabkan infeksi atau iritasi.

    3. Lepas dan buang kondom dengan benar

    Sehabis penetrasi atau kalau Anda sudah berejakulasi, segera lepas dan buang kondom.

    Jangan ditunda-tunda karena kondom bisa saja bocor atau terlepas dari penis.

    Bila tidak hati-hati, Anda berisiko menyebabkan kehamilan atau penularan penyakit kelamin.

    Untuk melepas kondom, tahan pangkalnya sebelum ereksi hilang dan perlahan-lahan dorong sampai terlepas. Ingat, dorong ke depan supaya air mani tidak bocor keluar, jangan digulung ke depan.

    Setelah dilepas, bungkus dengan tisu dan buang ke tempat sampah.

    4. Buang air kecil

    Hal ini wajib dilakukan, khususnya bagi wanita. Buang air kecil setelah seks mampu mencegah infeksi saluran kencing.

    Ketika berhubungan seks, bukaan vagina mungkin terpapar bakteri dari anus, tangan, atau hal lainnya.

    Jika tidak segera dibersihkan, bakteri bisa pindah ke uretra (saluran kencing) melalui lubang kemih yang letaknya berdekatan dengan bukaan vagina.

    Nah, buang air kecil akan membasuh bakteri-bakteri tersebut keluar dari lubang kemih.

    5. Mengonsumsi probiotik

    Merasa lapar setelah berhubungan intim? Anda bisa mengonsumsi makanan atau minuman yang kaya akan probiotik, misalnya yoghurt.

    Probiotik berguna untuk menyeimbangkan kadar bakteri baik di vagina dan penis. Maka, area intim Anda pun akan tetap sehat dan terhindar dari infeksi bakteri jahat.

    6. Bermesraan

    Salah satu hal yang wajib dilakukan setelah berhubungan intim adalah bermesraan.

    Daripada langsung main hp, tidur, atau menonton televisi, sebaiknya manfaatkan momen romantis setelah seks untuk bercumbu dan berpelukan dengan pasangan.

    Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin, bermesraan habis seks akan melepaskan hormon oksitosin.

    Hormon ini membuat Anda merasa lebih nyaman dengan pasangan. Hubungan Anda pun jadi lebih mesra dan penuh kepercayaan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Irene Anindyaputri · Tanggal diperbarui 22/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan