backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kapan Harus Menjalani Tes Kadar Homosistein?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 15/11/2021

    Kapan Harus Menjalani Tes Kadar Homosistein?

    Homosistein adalah sejenis asam amino yang ada dalam tubuh. Jika kadarnya terlalu tinggi, itu bisa jadi pertanda timbulnya beberapa gangguan kesehatan, mulai dari penyakit jantung hingga stroke. Oleh karena itu, Anda bisa menjalani tes pemeriksaan kadar homosistein untuk memeriksa kondisi jantung. Simak di bawah ini untuk tahu persiapan dan prosedur tes ini.

    Apa itu tes kadar homosistein?

    Homosistein adalah satu dari 20 jenis asam amino yang ditemukan dalam tubuh dan darah. Asam amino ini dihasilkan ketika tubuh memecah protein. Ketika tubuh perlu membentuk protein kembali, bahan utama yang dibutuhkan ialah asam amino.

    Homosistein merupakan asam amino esensial yang tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh. Oleh sebab itu, Anda perlu mendapatkan asupannya dari makanan sehari-hari, khususnya makanan tinggi protein seperti daging, ikan, dan susu.

    Anda juga perlu mengonsumsi vitamin B6, B9, dan B12 karena vitamin inilah yang membantu memecah asam amino dalam tubuh. Proses ini menghasilkan berbagai zat yang tubuh butuhkan dan akan menyisakan sedikit homosistein dalam aliran darah.

    Kadar homosistein yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh arteri. Kondisi yang dikenal sebagai homosisteinemia ini juga dapat menandakan sejumlah gangguan kesehatan, seperti kekurangan vitamin, masalah jantung, dan stroke.

    Untuk mengetahui apakah Anda mengalami homosisteinemia, Anda perlu menjalani tes homosistein. Pemeriksaan darah ini akan menunjukkan seberapa tinggi kadar homosistein dalam darah Anda.

    Apa tujuan dari tes kadar homosistein?

    Dokter umumnya menyarankan tes kadar homosistein kepada orang yang mengalami gejala kekurangan vitamin B12 dan/atau folat (vitamin B9). Kondisi ini biasanya menimbulkan gejala yang susah dikenali sehingga pasien perlu menjalani tes.

    Orang-orang yang mengalami kekurangan vitamin B tahap awal bisa saja menjalani tes tanpa menunjukkan gejala lebih dulu. Sementara itu, banyak pula yang menjalani tes setelah mengalami gejala seperti:

    • diare,
    • pusing,
    • pucat,
    • badan lesu dan lemah,
    • kehilangan nafsu makan,
    • jantung berdebar,
    • sesak napas,
    • mulut dan lidah nyeri, dan
    • rasa geli, kebas, atau terbakar pada tangan atau kaki.

    Dokter juga dapat menyarankan tes kadar homosistein untuk menilai seberapa rentan Anda terhadap penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Seringkal tes ini diperlukan dalam pengobatan stroke dan serangan jantung.

    Pada kasus tertentu, dokter menggunakan tes ini untuk mendiagnosis homosistinuria pada bayi yang baru lahir. Ini merupakan penyakit genetik langka yang mengganggu pemecahan protein dalam tubuh sehingga kadar asam amino darah meningkat.

    Apa yang harus Anda ketahui sebelum menjalani pemeriksaan ini?

    Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan kadar homosistein darah. Beberapa di antaranya yakni jenis kelamin, pertambahan usia, kebiasaan merokok, serta konsumsi obat-obatan seperti carbamazepine, methotrexate, dan phenytoin.

    Jika ada anggota keluarga Anda yang terdiagnosis mengalami homosistinuria, ia perlu menjalani tes genetik lebih lanjut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi mutasi gen yang menyebabkan peningkatan kadar asam amino pada urine.

    Apa yang harus Anda persiapkan?

    Sebelum menjalani pemeriksaan, berkonsultasilah kepada dokter mengenai persiapan, prosedur, risiko, dan arti dari hasil tes. Pastikan Anda telah memahami semuanya dan jangan ragu untuk bertanya kepada dokter.

    Anda kemungkinan perlu menghindari makan, minum (kecuali air putih), dan minum obat selama delapan jam sebelum tes. Beritahu dokter mengenai semua obat resep maupun non-resep yang Anda konsumsi secara rutin.

    Bagaimana prosedur tes kadar homosistein?

    Tes kadar asam amino memerlukan sampel darah Anda. Sebelum mengambil sampel darah, tenaga medis akan membersihkan area kecil pada lengan Anda dengan cairan antiseptik. Lalu, ia akan mengikatkan sabuk elastis di sekitar lengan Anda.

    Tenaga medis kemudian menusukkan jarum steril pada lengan Anda. Darah Anda akan mengalir ke dalam tabung kecil yang terhubung dengan jarum tersebut. Setelah darah terkumpul, jarum steril pada lengan Anda akan dicabut.

    Anda dapat menjalani aktivitas seperti semula begitu tes selesai. Tenaga medis akan memberi tahu kapan Anda bisa mengambil hasil tes dan menjelaskannya kepada Anda pada pertemuan selanjutnya.

    Apa arti dari hasil tes yang Anda dapatkan?

    Rentang nilai normal yang tercantum di sini hanyalah sebuah panduan. Setiap rumah sakit atau laboratorium mungkin memiliki rentang nilai normal yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, hasil tes Anda akan mengacu pada standar tempat Anda menjalani tes.

    Dokter juga dapat menilai hasil tes berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan berbagai faktor lainnya. Ini berarti nilai di luar jangkauan normal yang tercantum di sini bisa saja tergolong normal bagi laboratorium yang Anda kunjungi.

    Melansir laman University of Rochester Medical Center, kadar homosistein normal yakni kurang dari 15 mikromol per liter darah (mcmol/L). Berikut merupakan rentang nilai yang tergolong tinggi.

    • Sedang: 15 – 30 mcmol/L
    • Menengah: 30 – 100 mcmol/L
    • Parah: lebih tinggi dari 100 mcmol/L

    Berikut beberapa kondisi yang dapat meningkatkan kadar asam amino dalam darah Anda.

    • Tidak cukup mendapatkan asam folat, vitamin B6, atau vitamin B12.
    • Kondisi atau penyakit lainnya seperti homosistinuria, penyakit ginjal, hipotiroid, penyakit Alzheimer, atau kanker tertentu.
    • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
    • Berjenis kelamin pria.
    • Pertambahan usia.

    Hasil tes juga dapat menunjukkan nilai rendah yang berkaitan dengan konsumsi suplemen vitamin atau obat-obatan tertentu. Dokter akan berdiskusi dengan Anda mengenai hasil tes abnormal yang terkait dengan riwayat kesehatan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 15/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan