backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tes CD4

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Tes CD4

Apa itu tes CD4?

Tes CD4 adalah tes darah untuk menentukan seberapa baik kondisi sistem imun orang yang telah didiagnosis terinfeksi HIV (human immunodeficiency virus).

Tes ini berfungsi untuk mengukur jumlah sel CD4 positif (CD4+).

Sel CD4 positif (CD4+) adalah jenis sel darah putih dalam sistem imun. Sel darah putih berperan penting untuk melawan infeksi kuman penyebab penyakit, salah satunya virus HIV.

Melalui tes ini dapat diketahui jumlah sel CD4 positif (CD4+) di dalam tubuh. Pada orang dewasa dan remaja, nilai normal dari CD4 adalah 500-1200 sel/mm3.

Infeksi HIV di dalam tubuh menyerang dan merusak sel-sel CD4 positif (CD4+). Jadi, semakin rendah jumlah sel CD4 positif (CD4+) menandakan semakin kuat infeksi dari HIV.

Alhasil, kondisi kekebalan tubuh pun semakin melemah karena nilai CD4 di dalam tubuh tidak berada pada kadar yang normal.

Menurut studi dari Immunological Reviews, jumlah sel tersebut yang berada di bawah batas normal, misalnya sekitar 200 sel/mm3 dapat menunjukkan risiko infeksi oportunistik.

Ketika orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami infeksi oportunistik, tubuhnya rentan terkena berbagai penyakit akibat sistem imun yang lemah, termasuk penyakit kelamin.

Maka itu, hasil dari tes HIV ini dapat membantu dokter mengetahui perkembangan infeksi HIV, memantau kondisi imun tubuh, dan mengukur seberapa efektif pengobatan yang diberikan.

Selain untuk penyakit HIV/AIDS, tes ini juga bermanfaat dalam diagnosis dan pengobatan kanker kelenjar getah bening (limfoma), transplantasi organ, dan sindrom  DiGeorge.

Kapan saya harus menjalani tes CD4?

Tes CD4 ini biasanya dilakukan dengan tes viral load untuk HIV. Kedua tes ini merupakan pemeriksaan dasar untuk mendiagnosis pasien HIV.

Pemeriksaan dasar bertujuan untuk mengetahui stadium infeksi HIV dan menentukan pengobatan HIV yang tepat.

Agar hasilnya lebih optimal, tes CD4 bisa dilakukan selama beberapa kali untuk memberikan informasi yang lebih jelas karena ada perbandingan.

Setelah pemeriksaan dasar, tes selanjutnya akan dilakukan secara berkala seiring berjalannya pengobatan dan konsultasi medis rutin dengan dokter.

Berikut ini adalah waktu yang dianjurkan pasien HIV melakukan pemeriksaan CD4:

  • Pertama kali didiagnosis positif HIV.
  • Tiga bulan setelah tes pertama dilakukan.
  • Setiap 3-6 bulan sekali jika pengobatan ART tertunda.
  • Sekali dalam 3-6 bulan saat pengobatan ART dijalani secara rutin selama 2 tahun.
  • Setiap 3-6 bulan sekali jika jumlah viral load konsisten berada di atas 200 kopi/mL.
  • Satu tahun sekali jika nilai CD4+ konsisten berada di atas batas normal (500 sel/mm3).
  • Sewaktu-waktu ketika mengalami gejala HIV baru.

Pencegahan dan peringatan

Penting untuk diketahui diketahui bahwa jumlah sel ini cenderung lebih rendah di pagi hari dan lebih tinggi di malam hari.

Penyakit akut seperti pneumonia, influenza, atau infeksi virus herpes simpleks (herpes genital dan oral) dapat menyebabkan jumlah sel CD4 menurun untuk sementara waktu.

Begitu pun dengan kemoterapi kanker yang dapat menurunkan jumlah sel imun CD4 secara drastis di bawah nilai normal seharusnya.

Jumlah CD4 tidak selalu merefleksikan bagaimana kondisi seseorang dengan penyakit HIV.

Sebagai contoh, beberapa orang dengan jumlah sel yang lebih tinggi sering jatuh sakit dan mengalami komplikasi HIV.

Sebaliknya, beberapa orang dengan jumlah yang lebih rendah bisa hanya memiliki sedikit komplikasi medis dan kesehariannya berfungsi dengan baik.

Prosedur tes CD4

Apa yang harus saya lakukan sebelum menjalani tes?

Sebelum Anda melakukan tes ini, Anda mungkin memiliki kesempatan untuk melakukan sesi konseling.

Dalam sesi ini, konselor yang sudah berpengalaman akan memberikan penjelasan serta pendampingan sehingga Anda memahami tujuan dan prosedur tes CD4 ini.

Konselor juga akan menjelaskan hubungan hasil tes dengan kondisi infeksi HIV yang mungkin Anda alami.

Bagaimana proses tes CD4?

Tenaga medis yang bertugas mengambil darah Anda akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Melilitkan ikatan elastis di sekitar lengan bagian atas untuk menghentikan aliran darah. Hal ini membuat pembuluh darah di bawah ikatan membesar sehingga memudahkan penyuntikan jarum ke dalam pembuluh darah.
  2. Membersihkan bagian kulit yang akan disuntik dengan alkohol.
  3. Menyuntikkan jarum ke dalam pembuluh darah.
  4. Memasangkan tabung ke jarum suntik untuk diisi dengan darah.
  5. Melepaskan ikatan dari lengan Anda ketika pengambilan darah dirasa sudah cukup.
  6. Menempelkan kain kasa atau kapas pada bagian yang disuntik setelah selesai.
  7. Memberi sedikit tekanan pada bagian tersebut dan kemudian memasang perban.

Setelah proses pengambilan darah selesai, selanjutnya tenaga medis melilit ikatan elastis di sekitar lengan bagian atas Anda.

Selama proses pengambilan darah berlangsung, Anda mungkin tidak merasakan apa-apa atau Anda sedikit seperti dicubit.

Apabila Anda memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan proses tes ini, konsultasikanlah lebih lanjut dengan dokter.

Hasil Tes CD4

Hasil tes ini untuk mendeteksi HIV umumnya selesai dalam 1-3 hari tergantung laboratorium tempat tes dilaksanakan.

Pada hasil tes ini biasanya tertera jumlah sel yang Anda miliki. Namun, sebelum dijelaskan lebih rinci mengenai cara membaca hasil tes CD4, ada yang perlu Anda tahu.

Nilai normal CD4 yang ada pada daftar ini, atau disebut dengan referensi jangkauan (range), hanya berfungsi sebagai panduan.

Referensi range bisa bervariasi untuk setiap laboratorium yang mengadakan tes. Laboratorium swasta mungkin memiliki nilai normal CD4 yang berbeda dengan laboratorium di rumah sakit.

Selain itu, laporan laboratorium biasanya juga menggunakan berapa referensi jangkauan (range) nilai.

Membaca hasil pemeriksaan

Hasil range normal ditunjukkan dengan kriteria seperti:

1. Jumlah CD4 berkisar dari 500–1.200 sel/mm3

Nilai normal CD4 ini dapat diartikan bahwa sistem imun tidak terpengaruh secara signifikan dengan infeksi HIV.

2. Jumlah CD4 lebih besar dari 350, kurang dari 500 sel/mm3

Menunjukkan sistem kekebalan tubuh mulai melemah. Jika Anda didiagnosis dengan HIV, dokter akan memberikan obat antiretrovial (ARV).

Selama pasien HIV menjalani pengobatan antiretroviral (ARV), jumlah sel imun ini bisa meningkat dan mulai stabil seiring waktu.

Pada tahun pertama pengobatan, jumlah sel ini bisa meningkat sebanyak 50-150 sel/m3 . Kondisi ini menandakan pengobatan ARV berhasil memberikan dampak yang baik.

Sementara itu, range abnormal ditunjukkan dengan kriteria seperti:

1. Jumlah CD4 kurang dari 350 sel/mm3

Menunjukkan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan meningkatkan risiko infeksi oportunistik.

Infeksi oportunistik adalah kondisi di mana pasien HIV rentan mengalami berbagai penyakit infeksi seperti pneumonia dan infeksi jamur Candidiasis, beserta komplikasi HIV.

2. Jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm

Mengindikasikan infeksi HIV sudah berkembang menjadi AIDS (acquired immunodeficiency syndrome).

Hal ini menandakan bahwa stadium infeksi HIV sudah berkembang ke tahap paling akhir. Kondisi ini membuat kondisi sistem kekebalan tubuh semakin menurun.

Hasil tes bisa memberikan hasil yang jauh berbeda dari hasil sebelumnya, meskipun tidak ada perubahan kondisi kesehatan.

Maka dari itu, petugas kesehatan mungkin bisa melakukan beberapa kali tes untuk mendapatkan beberapa nilai CD4.

Untuk analisis hasil yang menyeluruh, hasil tes sebaiknya dievaluasi dengan melihat pola peningkatan atau penurunan sel dari waktu ke waktu.

Dokter juga akan memeriksa hasil tes Anda berdasarkan kondisi kesehatan dan faktor lainnya.

Penting bagi Anda yang dinyalakan memiliki HIV untuk melakukan pemeriksaan ini. Mengetahui jumlah sel CD4 dapat membantu Anda untuk memperoleh penanganan medis yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan