backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Penyakit Pes

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

Penyakit Pes

Pengertian penyakit pes

Penyakit pes, atau yang juga dikenal dengan istilah plague, pasteurella pestis, atau sampar, merupakan infeksi bakteri serius yang umumnya ditularkan melalui gigitan kutu.

Bakteri yang menyebabkan pes, Yersinia pestis, umumnya ditemukan di hewan mamalia kecil, seperti tikus, serta kutu-kutu yang berada di tubuhnya.

Manusia dapat tertular penyakit ini melalui gigitan kutu yang terinfeksi, kontak langsung dengan cairan yang terkontaminasi bakteri, serta menghirup udara yang terkontaminasi bakteri.

Penyakit sampar termasuk kondisi yang sangat serius dan menimbulkan gejala yang parah pada penderitanya, terutama pada pes jenis septicemic. Perkembangannya pun relatif cepat dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Penyakit pes adalah kondisi yang sempat mewabah pada abad pertengahan. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Black Death dan menyebabkan lebih dari 75-200 juta populasi dunia meninggal.

Untungnya, berkat kemajuan teknologi di bidang kesehatan, kasus pes saat ini sudah mengalami penurunan yang signifikan. Kasus kejadian penyakit pes saat ini adalah sekitar 5.000 pasien per tahun di seluruh dunia.

Kebanyakan kasus pes terjadi di negara-negara berkembang, seperti di benua Afrika dan Asia. Selain itu, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia di bawah 20 tahun.

Jenis penyakit pes

Penyakit pes adalah kondisi yang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu bubonic, pneumonic, dan septicemic. Pembagian jenis ini berdasarkan pada cara penularan dan bagian tubuh yang terserang. Berikut penjelasannya.

1. Bubonic plague

Jenis penyakit pes yang paling umum adalah bubonic plague. Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda tergigit oleh kutu atau tikus yang terinfeksi bakteri Y. pestis.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, Anda juga mungkin dapat tertular penyakit ini dari penderita lain. Bubonic plague menyerang sistem limfatik, yaitu salah satu bagian sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya peradangan pada kelenjar getah bening.

Apabila tidak diobati, pes jenis ini dapat berpindah ke darah (menyebabkan septicemic plague) atau paru-paru (mengakibatkan pneumonic plague).

2. Pneumonic plague

Apabila bakteri pes berhasil menyebar atau pertama kali masuk ke dalam paru, kondisi tersebut dinamakan dengan penyakit pneumonic plague. Penularan bakteri biasanya terjadi ketika seseorang menghirup partikel udara yang telah terkontaminasi bakteri.

Pneumonic plague adalah satu-satunya jenis pes yang dapat ditularkan antarmanusia. Namun, kondisi ini biasanya juga bisa saja terjadi setelah sebelumnya mengalami pes jenis bubonic atau pneumonic.

3. Septicemic plague

Saat bakteri masuk ke dalam aliran darah dan berkembang biak, kondisi ini dinamakan dengan septicemic plague. Orang yang mengalami jenis pes ini akan mengalami perubahan pada warna kulit di bagian jari tangan, kaki, dan hidung.

Sama seperti jenis bubonic, pes jenis septicemic juga dapat terjadi akibat gigitan kutu atau tikus yang terinfeksi.

Gejala penyakit pes

Tanda-tanda dan gejala yang ditunjukkan pada masing-masing pasien penyakit pes umumnya bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan jenisnya.

Berikut adalah penjelasan mengenai gejala penyakit pes berdasarkan jenisnya.

1. Bubonic plague

Pada kasus bubonic, gejala-gejala akan muncul 2-5 hari setelah Anda terinfeksi bakteri. Berikut gejala-gejala yang mungkin muncul:

  • Demam dan menggigil
  • Merasa tidak enak badan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kejang
  • Pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya ditemukan di pangkal paha. Namun, juga dapat terjadi pada ketiak atau leher, paling sering pada area yang terinfeksi
  • Rasa nyeri dapat muncul sebelum pembengkakan

2. Pneumonic plague

Gejala pada pes jenis pneumonic akan tampak 1-4 hari setelah terpapar bakteri. Penderita akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:

  • Batuk parah
  • Kesulitan bernapas dan sakit pada dada saat bernapas dalam-dalam
  • Demam
  • Dahak yang berbusa dan berdarah

3. Septicemic plague

Jenis pes ini adalah yang paling berbahaya. Bahkan, kondisi ini dapat menyebabkan kematian sebelum gejala-gejala muncul. Berikut adalah gejala yang mungkin muncul:

  • Sakit perut
  • Perdarahan akibat masalah pembekuan darah
  • Diare
  • Demam
  • Mual
  • Muntah

Jika pasien tidak ditangani dengan antibiotik yang tepat, bakteri dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Penyebab penyakit pes

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab penyakit pes adalah infeksi bakteri yang disebut dengan Yersinia pestis. Bakteri ini biasa ditemukan di tubuh hewan pengerat, serta kutu-kutu di dalamnya.

Hewan-hewan pengerat yang paling umum terinfeksi oleh penyakit ini adalah tikus, tupai, kelinci, dan anjing. Penyakit ini biasanya ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu dari hewan-hewan tersebut.

Satu-satunya jenis pes yang dapat ditularkan antara manusia satu dengan lainnya adalah pneumonic plague. Penularan terjadi ketika seseorang bernapas dan menghirup partikel udara dari seseorang yang terinfeksi. Namun, kasus penularan antar manusia sangat jarang terjadi.

Kucing peliharaan di rumah Anda juga berisiko terinfeksi bakteri Y. pestis, dan Anda kemungkinan dapat tertular pes jenis pneumonic dari kucing peliharaan. Selain itu, anjing peliharaan juga dapat terinfeksi dan menularkan bakteri ini ke manusia.

Faktor risiko

Pes adalah penyakit yang dapat terjadi pada hampir semua orang, terlepas dari apa kelompok usia dan golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit ini.

Pes adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Terdapat beberapa faktor yang membuat Anda lebih berisiko terinfeksi bakteria Yersinia pestis, penyebab penyakit pes, yaitu:

1. Usia

Meskipun infeksi bakteri Y. pestis dapat terjadi pada hampir setiap orang, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia 20 tahun ke bawah.

2. Tempat tinggal

Kasus penyakit pes paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang yang berada di kawasan Asia dan Afrika. Hal ini didukung dengan fakta bahwa negara-negara tersebut belum memiliki sistem sanitasi yang baik.

Selain itu, populasi penduduk di negara-negara berkembang cenderung terlalu banyak, sehingga sulit untuk menjaga kebersihan lingkungan. Populasi hewan pengerat seperti tikus pun dapat meningkat.

3. Pekerjaan

Dokter hewan, asistennya, serta penjaga kebun binatang memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terinfeksi penyakit ini. Hal ini disebabkan karena mereka sering berinteraksi secara langsung dengan hewan.

Selain itu, orang-orang yang sering bekerja di luar ruangan juga memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terkena infeksi bakteri, terutama jika bekerja di lingkungan yang kotor.

4. Hobi

Jika Anda memiliki hobi berkegiatan di tempat terbuka, seperti camping, panjat tebing, atau hiking, kemungkinan Anda untuk terinfeksi melalui gigitan kutu jauh lebih besar.

Selain itu, apabila anda memiliki hobi memelihara hewan yang mudah terkena kutu dan Anda tidak menanggulangi kondisi tersebut, risiko Anda untuk terinfeksi akan lebih tinggi.

Komplikasi penyakit pes

Jika penyakit ini tidak segera ditanggulangi, kemungkinan penderita akan mengalami beberapa masalah kesehatan dan komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa, seperti:

1. Kematian

Kebanyakan kasus penyakit ini berakhir dengan kematian. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasiennya memiliki peluang yang lebih besar untuk selamat dengan pengobatan tertentu.

2. Gangren

Penggumpalan darah pada bagian dalam pembuluh darah jari kaki dan tangan Anda dapat mengganggu aliran darah dan menyebabkan jaringan-jaringan mati. Kondisi ini disebut dengan gangren. Kondisi ini mungkin mengharuskan tim medis mengambil tindakan tertentu, seperti amputasi.

3. Meningitis

Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya peradangan pada selaput yang melapisi otak dan saraf tulang belakang. Kondisi ini disebut dengan meningitis.

Diagnosis

Apabila merasakan tanda-tanda dan gejala penyakit pes, Anda mungkin akan segera dilarikan ke unit gawat darurat. Apabila mengalami gejala masalah pernapasan, Anda diharuskan menggunakan masker untuk mencegah penularan ke orang lain.

Untuk menentukan apakah Anda benar terkena penyakit pes atau tidak, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan perjalanan Anda. Selain itu, dokter mungkin juga akan menanyakan kontak terakhir Anda dengan hewan.

Dalam mendiagnosis, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengetahui apakah ada bakteri di dalam tubuh Anda. Berikut adalah beberapa tes yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit pes:

  • Tes darah: dokter akan mengambil sedikit sampel darah Anda untuk diuji di laboratorium.
  • Tes kelenjar getah bening: cairan dari kelenjar getah bening akan diambil dan diperiksa oleh tim medis.
  • Tes kultur dahak: dengan prosedur bronkoskopi, dokter akan mengambil cairan dari saluran pernapasan Anda.

Pengobatan penyakit pes

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Penyakit pes adalah penyakit mematikan yang membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin. Jika penyakit ini terdeteksi secara cepat dan ditangani dengan tepat, peluang pasien untuk sembuh pun semakin besar.

Tanpa pengobatan yang tepat, bakteri pes dapat berkembang biak dan menyebar hingga ke pembuluh darah (septicemic plague) atau paru-paru (pneumonic plague). Pada kasus yang parah, pasien bisa meninggal dalam 24 jam setelah gejala pertama kali muncul.

Berikut adalah beberapa pengobatan yang diberikan untuk penyakit pes:

1. Obat-obatan

Pengobatan umumnya berfokus pada konsumsi antibiotik. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut antibiotik yang termasuk dalam pengobatan penyakit pes. 

2. Ruangan isolasi

Dalam perawatan pasien penyakit plague, pasien sebisa mungkin harus diletakkan di ruangan yang terpisah dari orang lain, mengingat penularannya yang cukup mudah terjadi.

Orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien pneumonic plague dapat turut diperiksa dan ditempatkan di ruang isolasi. Terapi antibiotik sebagai langkah pencegahan juga mungkin diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan. 

Pencegahan penyakit pes

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mencegah pes:

  • Menjaga rumah agar terbebas dari hewan pengerat Anda dapat melakukan pengecekan rutin, menutup lubang apapun yang terdapat di rumah, serta memasang racun atau jebakan tikus.
  • Menggunakan sarung tangan Ini karena tangan Anda jauh lebih mudah terpapar oleh infeksi bakteri dan gigitan hewan.
  • Menggunakan penangkal kutu Gunakan obat penangkal kutu jika Anda harus beraktivitas di luar ruangan, seperti kegiatan camping, hiking, atau bekerja di luar ruangan.
  • Batasi kontak fisik dengan hewan liar

    Sebisa mungkin, hindari kontak fisik dengan hewan liar, terutama hewan-hewan pengerat.

  • Menjaga kebersihan hewan peliharaan Anda Bersihkan kutu dari hewan peliharaan dengan menggunakan produk anti kutu. Jika hewan peliharaan Anda sakit, segera kunjungi dokter hewan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan