backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gastroparesis

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 15/02/2021

Gastroparesis

Definisi gastroparesis

Gastroparesis adalah kondisi di mana otot pada organ lambung menjadi lemah dan mengganggu kemampuan mencerna makanan. Kondisi ini memengaruhi pergerakan spontan otot-otot (motilitas) normal di perut Anda. 

Biasanya, kontraksi otot yang kuat secara otomatis mendorong makanan melalui saluran pencernaan Anda. Jika Anda mengalami gastroparesis, motilitas perut akan melambat atau tidak berfungsi sama sekali dan membuat proses pengosongan perut menjadi terhambat.

Obat-obatan tertentu seperti penghilang rasa sakit opioid, beberapa antidepresan, dan obat tekanan darah tinggi dan alergi, dapat menghambat pengosongan lambung dan menyebabkan gejala gastroparesis.

Pengobatan itu malah membuat kondisi pasien gastroparesis pun semakin parah. 

Gastroparesis merupakan gangguan pencernaan yang dapat memicu gejala berupa mual, muntah, hingga masalah kadar gula darah dan nutrisi.

Dilansir dari Mayo Clinic, kondisi ini merupakan komplikasi dari diabetes yang menyerang pencernaan. Beberapa orang yang menjalani operasi juga berisiko mengalami gastroparesis.  Perubahan pola makan dan obat-obatan dapat membantu mengatasi kondisi ini.

Seberapa umumkah gastroparesis?

Gastroparesis merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, wanita muda dan paruh baya lebih sering terkena penyakit ini.

Anda bisa mengatasi gangguan pencernaan ini dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala gastroparesis

Gejala gastroparesis tidak jauh berbeda dengan masalah pencernaan lainnya, meliputi:

  • perut kembung dan distensi,
  • mual,
  • sakit perut,
  • merasa kenyang setelah beberapa suap,
  • hipoglikemia (kadar gula darah abnormal),
  • anoreksia, serta
  • berat badan menurun akibat kekurangan gizi.
  • Kemungkinan ada beberapa tanda atau gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda khawatir akan sebuah gejala, silakan konsultasikan dengan dokter.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Bila Anda mengalami salah satu atau lebih gejala di atas dan tidak kunjung mereda, segera periksakan diri ke dokter.

    Tubuh setiap orang bereaksi berbeda. Selalu diskusikan dengan dokter apa yang terbaik bagi situasi Anda.

    Penyebab dan faktor risiko

    Apa penyebab kondisi ini?

    Gangguan motilitas lambung dan gastroparesis merupakan kondisi dengan penyebab yang belum diketahui. Namun, ilmuwan mengatakan penyakit ini disebabkan cedera perut dalam mengendalikan saraf. 

    Kerusakan pada saraf vagus

    Saraf vagus adalah saraf yang membantu mengelola proses rumit pada saluran pencernaan. Hal ini termasuk memberi sinyal pada otot perut untuk berkontraksi dan mendorong makana ke dalam usus kecil.

    Bila saraf vagus rusak, sinyal tidak akan tersampaikan dengan baik menuju ke otot perut. Akibatnya, makanan akan tetap berada pada perut lebih lama, daripada bergerak secara normal menuju usus kecil untuk dicerna.

    Kerusakan pada saraf dapat terjadi akibat diabetes atau mengalami operasi perut. Selain itu, kondisi dan obat-obatan tertentu juga dapat memicu kerusakan saraf vagus, seperti:

    • obat tidur,
    • kalsium inhibitor,
    • obat kemoterapi, serta
    • penyakit kekebalan tubuh.

    Apa yang meningkatkan risiko terkena gastroparesis?

    Gastroparesis dan gangguan motilitas lambung dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko Anda terhadap penyakit ini, yakni:

    Tidak memiliki faktor-faktor risiko bukan berarti Anda tidak dapat terkena penyakit ini. Faktor-faktor ini umum terjadi dan hanya sebagai referensi, sehingga sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk detil lebih lanjut.

    Diagnosis dan pengobatan

    Apa tes yang paling umum untuk mendiagnsosis kondisi ini?

    Selain pemeriksaan fisik berdasarkan gejala dan kondisi yang Anda alami, dokter juga akan menyarankan sejumlah tes untuk diagnosis gastroparesis, yakni:

    • mengambil kontras barium pada bagian atas pencernaan,
    • mengukur seberapa dalam barium melewati perut,
    • melakukan endoskopi saluran cerna bagian atas,
    • tes pernapasan, dan
    • CT scan.

    Apa pilihan pengobatan gastroparesis?

    Setelah didiagnosis oleh dokter, perawatan gastroparesis akan dimulai dengan menentukan dan mengatasi penyebabnya.

    Bila diabetes menjadi penyebab dari masalah pencernaan ini, dokter akan berusaha mengendalikan kadar gula darah.

    Berikut ini beberapa cara yang biasanya dilakukan dokter untuk mengobati gastroparesis.

    Ubah pola makan

    Salah satu cara mengatasi gastroparesis akibat diabetes adalah mengubah pola makan. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah bisa dikendalikan, sehingga gejala gangguan motilitas lambung bisa diredakan.

    Anda bisa mengatur pola makan dengan bantuan dari ahli gizi yang direkomendasikan oleh dokter. Dengan begitu, ahli gizi akan memberitahu Anda perihal pola makan dan makanan yang baik untuk gastroparesis.

    Obat-obatan

    Bila pola makan sehat tidak meredakan gejala yang dialami, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu, seperti:

    Perawatan bedah

    Bila Anda tidak dapat menyerap makanan atau minuman, dokter juga merekomendasi prosedur operasi untuk menaruh tabung makanan pada usus.

    Tidak hanya itu, dokter juga akan menyarankan tabung ventilasi agar tekanan dari isi lambung berkurang. Tabung makanan ini dapat melewati hidung atau mulut Anda, atau langsung meunju usus kecil melalui kulit.

    Pemasangan tabung hanya dilakukan sementara dan dipakai ketika kondisi pasien semakin parah, atau saat kadar gula darah tidak bisa dikendalikan.

    Pengobatan gastroparesis di rumah

    Selain mendapatkan pengobatan dari dokter, Anda juga disarankan untuk menjalani gaya hidup yang sehat guna mengatasi gastroparesis dan gangguan motilitas lambung, seperti:

    • selalu ikuti instruksi dari dokter,
    • hindari penggunaan obat tanpa resep atau berhenti tanpa izin dokter,
    • jadwalkan pemeriksaan untuk memantau perkembangan gejala dan kondisi,
    • kontrol gula darah, bila perlu ganti obat diabetes atau insulin,
    • hindari makanan berserat dan berlemak,
    • rutin berolahraga, serta
    • kelola stres.

    Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui solusi terbaik bagi Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 15/02/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan