backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kanker Testis

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/10/2021

Kanker Testis

Definisi

Apa itu kanker testis?

Kanker testis adalah salah satu jenis kanker yang berkembang pada testis laki-laki. Testis sendiri merupakan bagian sistem reproduksi pria yang terdiri dari dua pasang organ seukuran bola golf. Organ tersebut dilapisi kantong kulit yang disebut skrotum dan menggantung di bawah pangkal penis.

Fungsi dari organ ini yaitu sebagai pembuat hormon testosteron dan sperma (sel untuk membuahi sel telur wanita). Selain itu, organ ini juga berperan dalam menghasilkan dan menyimpan sperma.

Kanker yang menyerang testis, terbagi menjadi beberapa tipe, meliputi:

Tumor sel germinal

Lebih dari 90% kanker yang  menyerang pria ini bermula dari sel germinal, yakni sel pembuat sperma. Tipe kanker ini kemudian terbagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu:

  • Seminoma: Sel kanker tumbuh dan berkembang lebih lambat dan dikategorikan menjadi seminoma klasik (terjadi di usia 25-45 tahun) dan seminoma spermatositik (terjadi di usia 65 tahun ke atas).
  • Non-seminoma: Jenis kanker ini terdiri atas karsinoma embrional (kanker cepat menyebar ke luar testis), karsinoma kantung kuning telur (kanker yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak), koriokarsinoma (kanker pada orang dewasa, cepat tumbuh tapi cukup langka), dan teratoma (kanker yang menyerang lapisan embrio, seperti endoderm, mesoderm, dan ektoderm).

Karsinoma in situ testis

Kanker testis ini terbentuk dari sel abnormal yang berkemungkinan kanker atau bukan kanker. Sel abnormal mulai terlihat, tapi belum menyebar ke luar dinding tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma).

Tumor stroma (tumor stroma gonad)

Tumor yang berawal di jaringan penghasil hormon dan pendukung fungsi testis. Jenis tumor ini terbagi menjadi tumor sel leydig (terbentuk pada area testis pembuat hormon testosteron) dan tumor sel sertoli (terbentuk pada sel yang memberi makan sel germinal).

Seberapa umumkah kanker testis?

Penyakit kanker testis adalah masuk daftar jenis kanker yang umum terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Globocan tahun 2018, terdapat 1832 kasus baru dengan angka kematian mencapai 283 jiwa.

Penyakit ini dapat menyerang orang dengan usia berapa pun, termasuk bayi dan anak-anak. Hanya jenis kankernya saja yang membedakan dengan orang dewasa. Konsultasi dokter lebih lanjut diperlukan untuk menurunkan berbagai risiko berkembangnya penyakit ini.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-­tanda dan gejala kanker testis?

Pada beberapa pria, kanker ini tidak menimbulkan tanda dan gejala sama sekali, terutama pada stadium awal. Meski begitu, sebagian pria melaporkan merasakan gejala, di antaranya:

1. Benjolan atau bengkak di testis

Ciri-ciri orang yang terkena penyakit kanker testis paling umum adalah munculnya benjolan atau terjadinya pembengkakan pada testis. Bentuknya bisa berupa benjolan sekecil kacang, namun kadang bisa juga lebih besar.

Anda juga mungkin akan menyadari perbedaan ukuran antara kedua testis Anda. Jika diperhatikan, satu testis mungkin terlihat lebih rendah ke bawah. Selain itu, beberapa orang juga merasakan pegal di sekitar perut bawah hingga selangkangan.

2. Nyeri pada payudara

Nyeri payudara adalah gejala kanker testis jenis sel tumor germinal yang cukup jarang terjadi. Munculnya gejala kanker testis ini disebabkan oleh hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang berlebihan sehingga merangsang pertumbuhan payudara.

Pada jenis kanker tumor sel Leydig, hormon estrogen menjadi berlebihan membuat ukuran payudara jadi lebih besar. Gejala membesarnya payudara pada orang yang terkena kanker testis inilah yang membuat payudara terasa nyeri.

Biasanya, orang yang merasakan gejala kanker ini diikuti dengan menurunnya gairah seks (libido).

3. Pubertas dini

Kanker testis jenis tumor sel Leydig dapat menimbulkan gejala berupa pubertas dini. Anak dengan penyakit kanker ini mungkin akan menunjukkan tanda pubertas lebih awal dibanding anak lainnya, seperti suara menjadi lebih berat dan tumbuh rambut pada tubuh.

4. Gejala kanker testis lain

Selain gejala, anak atau pria dengan penyakit kanker testis mungkin mengalami tanda lain, seperti:

  • Nyeri punggung bawah yang menandakan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
  • Sakit perut karena kelenjar getah bening yang membesar atau kanker telah menyebar ke organ hati.
  • Sakit kepala terus menerus dan mudah bingung karena kanker menyebar ke otak.
  • Sesak napas, nyeri dada, atau batuk karena kanker sudah menyebar ke paru-paru.

Kapan harus periksa ke dokter?

Gejala yang sangat perlu diwaspadai adalah adanya benjolan atau pembengkakan testis diikuti rasa nyeri yang berlangsung lebih dari dua minggu. Segera periksa ke dokter jika Anda mengalami gejala kanker yang disebutkan di atas.

Penyebab

Apa penyebab kanker testis?

Penyebab kanker testis tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, ilmuwan mengungkapkan kemungkinan mutasi DNA sebagai salah satu penyebabnya. DNA sendiri berisi serangkaian perintah bagi sel untuk berfungsi dengan normal.

Ketika mutasi DNA terjadi, sistem perintah sel dapat rusak sehingga membuat sel menjadi abnormal. Sel yang bertindak di luar kendali inilah yang nantinya akan terus membelah dan tidak mati, sehingga menyebabkan kanker.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko untuk terkena kanker testis?

Meskipun penyebab kanker testis tidak diketahui, ilmuwan telah menemukan berbagai faktor yang bisa meningkatkan risikonya, yaitu:

Testis tidak turun (kriptorkismus)

Normalnya, testis berkembang di dalam perut janin dan turun ke dalam skrotum sebelum lahir. Namun pada beberapa anak laki-laki, satu atau dua testis tidak turun dan tetap berada di perut.

Pada kasus jarang, testis sudah turun tapi berada di sekitar selangkangan. Kondisi ini dikenal  dengan kriptorkismus. Sebenarnya pada beberapa anak, testis akan turun hingga ia mencapai usia 1 tahun. Bila tidak turun, anak tersebut berisiko terkena kanker testis jika tidak diatasi.

Infeksi HIV

Periset menemukan bahwa orang yang terinfeksi virus HIV atau pengidap AIDS berisiko tinggi dengan penyakit kanker ini. Hingga kini, belum ditemukan bukti infeksi lain yang juga bisa meningkatkan risiko kanker testis.

Usia

Sekitar setengah kasus dari kanker ini terjadi pada pria berusia antara 20-34 tahun. Hanya sebagian kecil yang menyerang pria usia lanjut, anak-anak, dan bayi.

Adanya karsinoma in situ

Karsinoma in situ adalah sel abnormal yang bisa berkembang menjadi kanker di waktu tertentu. Bisa juga tidak berkembang menjadi kanker. Orang memiliki karsinoma in situ pada testisnya, berisiko mengalami kanker di kemudian hari.

Keturunan

Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan penyakit kanker testis membuat risiko Anda terkena penyakit ini jadi lebih besar. Selain itu, sindrom Klinefelter yang menyebabkan testis tidak turun ke skrotum juga bisa menyebabkan risiko kanker meningkat.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana kanker testis didiagnosis?

Menegakkan diagnosis kanker testis dan status stadium 1, 2, 3, atau 4, tidak hanya dengan mengamati gejalanya saja. Dokter harus memastikan penyakit tersebut lewat tes kesehatan, seperti:

Tes pemeriksaan fisik

Tes awal yang dilakukan dokter adalah mengecek adanya pembengkakan atau munculnya rasa nyeri ketika testis ditekan. Selain itu, dokter juga akan mengecek adanya pembengkakan di perut atau kelenjar getah bening terdekat.

Tes pencitraan

Guna mengetahui adanya sel abnormal pada testis, dokter akan meminta Anda menjalani tes pencitraan, seperti CT scan, PET scan, MRI, dan rontgen dada. Lewat tes ini, dokter juga bisa menemukan lokasi tumor dan menentukan seberapa besar ukurannya.

Tes darah

Kanker yang menyerang organ penghasil testosteron ini, menghasilkan protein tertentu seperti alpha-fetoprotein (AFP) dan human chorionic gonadotropin (HCG). Jika dalam darah ditemukan protein tersebut, kemungkinan besar terdeteksi kanker.

Tingginya kadar AFP atau HCG juga membantu dokter menentukan tipe kanker testis yang menyerang. Kanker jenis seminoma hanya meningkatkan kadar AFP. Sementara jenis non-seminoma dapat meningkatkan AFP juga HCG.

Selain protein, penyakit kanker ini juga bisa meningkatkan kadar enzim yang disebut laktat dehidrogenase (LDH).

Biopsi

Tes kesehatan lainnya yang perlu Anda jalani untuk mendeteksi adanya kanker adalah biopsi. Pada prosedur ini, jaringan abnormal yang dicurigai sebagai kanker akan diambil dan dijadikan sampel. Kemudian, sampel akan dilihat menggunakan mikroskop di laboratorium.

Apa saja pilihan pengobatan untuk kanker testis?

Setelah diagnosis ditetapkan, dokter akan merekomendasikan pengobatan. Ini dilakukan untuk mencegah bahaya kanker testis semakin menyebar dan bertambah parah. Cara mengobati kanker testis yang umumnya dilakukan, antara lain:

1. Operasi

Operasi merupakan pilihan pengobatan kanker yang paling utama. Prosedur medis ini dilakukan dengan mengangkat testis yang memiliki sel abnormal dengan membuat sayatan di selangkangan. Testis yang diangkat bisa satu atau keduanya, tergantung dengan keparahan kondisi.

Pengangkatan testis mungkin akan membuat Anda kesulitan memiliki keturunan. Konsultasi lebih lanjut dibutuhkan jika Anda berencana memiliki momongan.

Operasi lainnya adalah pengangkatan kelenjar getah bening di dekat kanker dengan membuat sayatan di perut. Efek samping akibat pengobatan kanker ini adalah perdarahan, infeksi, atau kerusakan saraf.

Radioterapi

Radioterapi atau terapi radiasi dilakukan dengan cahaya radiasi, seperti X-ray, untuk membunuh sel kanker. Terapi ini umumnya dilakukan untuk penderita kanker tipe seminoma. Efek samping yang mungkin terasa adalah kulit kemerahan, mual dan muntah, serta iritasi perut.

3. Kemoterapi

Anda juga bisa mengikuti kemoterapi untuk mengobati kanker testis, dengan menggunakan obat-obatan, seperti cisplatin, etoposide (VP-16), bleomycin, ifosfamide, paclitaxel, dan vinblastine.

Obat-obatan tersebut ampuh membunuh sel kanker, tapi dapat menimbulkan efek samping berupa tubuh kelelahan, rambut rontok, mual, dan muntah.

Pengobatan di rumah

Apa saja ­perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker testis?

Menerapkan pola hidup sehat yang sesuai untuk pasien kanker adalah perawatan rumahan yang perlu dilakukan untuk mendukung efektivitas pengobatan. Ini meliputi penerapan diet kanker, penyesuaian aktivitas harian, dan ketaatan dalam mengikuti pengobatan dokter.

Jika Anda ingin menggunakan obat herbal, pastikan dokter mengizinkan dan mengawasi penggunaanya.

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah penyakit kanker testis?

Hingga kini, ilmuwan masih mencari tahu berbagai cara yang mungkin bisa mencegah kanker , termasuk pada organ pria ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan skrining kanker bagi Anda yang berisiko.

Selain lewat tes kesehatan, deteksi kanker ini juga bisa dilakukan secara mandiri, yakni dengan cara berikut:

  • Pegang penis Anda selama atau setelah mandi. Raba testis dengan di dengan ibu jari dan jari lain.
  • Periksa apakah ada benjolan keras atau perubahan ukuran pada penis Anda.

Bagi Anda yang sehat, konsultasikan lebih dahulu dengan dokter, apakah Anda perlu mengikuti skrining atau tidak sebagai tindakan pencegahan kanker testis.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 25/10/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan