backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hidronefrosis (Ginjal Bengkak)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 26/11/2020

Hidronefrosis (Ginjal Bengkak)

Definisi

Apa itu hidronefrosis?

Hidronefrosis adalah kondisi ketika ginjal mengalami pembengkakan. Ginjal dapat menjadi bengkak karena gagal mengalirkan urine ke kandung kemih. Akibatnya, urine menumpuk di dalam ginjal. 

Umumnya, pembengkakan hanya terjadi pada salah satu ginjal (hidronefrosis unilateral). Namun, tidak menutup kemungkinan kondisi ini dapat memengaruhi kedua ginjal (hidronefrosis bilateral).

Fungsi utama saluran kemih adalah membuang sisa makanan dan cairan dan tubuh. Saluran kemih terdiri dari empat bagian utama yaitu ginjal, saluran kencing, kandung kemih, dan uretra. 

Urine terbentuk saat ginjal menyaring darah serta membuang sisa makanan dan cairan berlebih. Urine kemudian terkumpul di pelvis ginjal dan kemudian mengalir melalui saluran kencing menuju kandung kemih. Urine yang ada di kandung kemih akan dibuang dari tubuh melalui uretra. 

Jika ada sesuatu yang menghambat aliran urine atau urine kembali ke pelvis dari kandung kemih (refluks vesikoureter), pembengkakan ginjal pun terjadi. 

Hidronefrosis bukan penyakit, melainkan sindrom yang terjadi akibat penyakit lain yang mendasarinya. Jika tidak segera ditangani, beberapa masalah kesehatan dapat terjadi, seperti penyakit ginjal atau gagal ginjal permanen. 

Seberapa umumkah kondisi ini?

Hidronefrosis adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Namun, ginjal yang bengkak dapat terjadi pada hampir semua orang dari berbagai kelompok usia. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, perbedaan kasus baru terlihat jelas ketika memasuki usia 20 tahun. 

Pada rentang usia 20-60 tahun, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin perempuan dibanding dengan laki-laki. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan kehamilan atau adanya masalah pada sistem reproduksi wanita.

Selain itu, pada pria berusia 60 tahun ke atas, angka kasus kondisi ini mengalami peningkatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan kelenjar prostat.

Pembengkakan pada ginjal dapat diatasi dengan cara mengenali faktor risiko yang ada. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui informasi seputar penyakit ini lebih lanjut. 

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala hidronefrosis?

Pada awalnya, penderita hidronefrosis mungkin tidak merasakan tanda atau gejala yang jelas. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala dapat muncul ketika pembengkakan semakin parah, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman. 

Hal ini dapat terjadi karena ginjal yang terisi penuh oleh urine dapat menekan organ lainnya serta dipengaruhi oleh berapa lama sumbatan yang telah terjadi bisa memengaruhi gejala yang timbul. 

Tanda dan gejala hidronefrosis akan berbeda pada beberapa orang, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul jika ginjal Anda bengkak.

  • lebih jarang buang air kecil,
  • urine tidak sebanyak biasanya,
  • darah dalam urine (hematuria),
  • sering tidak dapat menahan kencing,
  • sakit pada punggung, perut, atau bagian samping tubuh,
  • nyeri saat buang air kecil,
  • demam, serta
  • mual dan muntah.

Tanda dan gejala ginjal bengkak pada bayi

Selain pada orang dewasa, pembengkakan ginjal juga dapat terjadi pada bayi. Walaupun kebanyakan kasus tidak menunjukkan gejala apa pun, ada beberapa tanda yang mungkin perlu orangtua waspadai, seperti:

  • nyeri pada perut atau bagian samping tubuh,
  • darah di urine (hematuria),
  • demam,
  • rewel, mudah menangis tanpa alasan,
  • tampak kurang semangat,
  • perut terlihat membengkak, dan
  • nafsu makan menurun.

Kemungkinan ada juga tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda merasakan gejala yang disebutkan di atas, atau muncul tanda lain yang tidak wajar, segera periksakan diri ke dokter. 

Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai adanya gejala infeksi saluran kemih (ISK). Pasalnya, masalah pada saluran kencing dapat menimbulkan ISK. Hal ini yang menyebabkan ISK menjadi salah satu komplikasi yang paling umum dari hidronefrosis. 

Reaksi tubuh setiap orang terhadap gejala sebuah penyakit mungkin akan bervariasi. Oleh sebab itu, sebaiknya selalu periksakan gejala yang dialami dengan dokter untuk mendapatkan penanganan sesuai dengan kondisi Anda. 

Penyebab

Apa penyebab hidronefrosis?

Penyebab ginjal bengkak paling umum adalah sumbatan yang terdapat pada saluran kencing. Kondisi dapat terjadi secara tiba-tiba dan biasanya disebabkan oleh batu ginjal atau gumpalan darah. 

Jika saluran kencing uretra atau ureter tersumbat, aliran urine dapat berbalik ke arah ginjal (refluks vesikoureter), sehingga pembengkakan pun terjadi.

Selain itu, ada berbagai kondisi yang menyebabkan hidronefrosis yang dilansir dari National Kidney Foundation, yaitu:

1. Kanker

Tumor yang terdapat di kandung kemih, kelenjar prostat, rahim, atau organ tubuh lain yang terletak di sekitar saluran kencing dapat menghambat aliran urine. 

2. Pembesaran prostat jinak

Pembesaran prostat jinak (BPH) adalah kondisi umum yang terjadi pada pria berusia lanjut. Pembengkakan pada prostat dapat menyebabkan aliran urine terhambat. 

3. Pembekuan darah

Penggumpalan atau pembekuan darah di ginjal atau saluran kencing juga dapat memengaruhi aliran urine.

4. Penyempitan uretra (striktur uretra)

Striktur uretra adalah kondisi yang disebabkan oleh cedera, infeksi, atau peradangan non-infeksi. Jika kondisi ini terjadi, akan terjadi masalah pada proses pembuangan urine. 

5. Penyakit ginjal bawaan

Penyakit ginjal bawaan atau ginjal multikistik terjadi ketika ginjal tidak berfungsi akibat adanya kista. Jika kista ginjal berkembang, hal ini dapat memengaruhi aliran urine dan menyebabkan pembengkakan pada ginjal.

6. Masalah pada sistem saraf

Jika terdapat gangguan pada sistem saraf di sekitar kandung kemih dan saluran kencing, aliran urine juga akan terganggu.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk terkena hidronefrosis?

Hidronefrosis adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, terlepas dari usia atau golongan ras. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. 

Perlu diketahui bahwa mempunyai salah satu atau beberapa faktor risiko tidak berarti Anda dipastikan akan terkena suatu penyakit. Pada kasus yang jarang terjadi ada kemungkinan penyakit ini muncul tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Berikut ini beberapa hal yang dapat membuat seseorang berisiko mengalami pembengkakan ginjal yang diakibatkan penumpukan urine.

1. Usia

Baik pada orang dewasa maupun bayi, pembengkakan ginjal dapat terjadi. Namun, kebanyakan kasus menunjukkan pasien berada di rentang usia 20-60 tahun. 

2. Jenis kelamin

Pada rentang usia 20-60 tahun, kasus hidronefrosis lebih banyak ditemukan pada pasien berjenis kelamin dibandingkan pria. Jika termasuk golongan usia tersebut dan berjenis kelami wanita, risiko Anda lebih besar. 

3. Menderita batu ginjal

Jika Anda memiliki batu ginjal, kondisi ini dapat memengaruhi proses pembuangan urine dari tubuh. Hal yang membuat penderita batu ginjal juga berisiko mengalami pembengkakan ginjal

4. Cacat bawaan sejak lahir

Beberapa orang terlahir dengan kondisi cacat sejak lahir. Hal ini yang mungkin memengaruhi saluran kencing dan ginjal, sehingga meningkatkan risiko penyakit ginjal bengkak. 

5. Pernah mengalami cedera atau operasi

Cedera akibat kecelakaan atau trauma setelah operasi ternyata dapat memperbesar potensi seseorang memiliki ginjal yang bengkak. 

6. Mengidap tumor atau kanker

Bagi pasien tumor atau kanker, terutama yang berkembang di organ sekitar saluran kencing, mungkin perlu lebih waspada. Pasalnya, tumor atau kanker yang berada di kandung kemih, kanker serviks, atau kanker prostat lebih berisiko terkena hidronefrosis. 

Diagnosis & pengobatan

Bagaimana hidronefrosis didiagnosis?

Jika Anda merasakan tanda dan gejala yang telah disebutkan, segera periksakan diri ke dokter. Awalnya, Anda mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis urologi untuk menjalani serangkaian tes dan pemeriksaan. 

1. Pemeriksaan fisik dasar

Hal yang pertama yang dilakukan dokter dalam mendiagnosis penyakit, termasuk hidronefrosis, adalah pemeriksaan secara menyeluruh. Mereka akan menanyakan seputar gejala yang dialami dan riwayat kesehatan sembari melakukan pemeriksaan fisik. 

Hal ini juga dilakukan bersama dengan memeriksa perut dan sekitar pinggang untuk memastikan, apakah ginjal benar membengkak. Pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu memasang kateter untuk menguras urine dari kandung kemih. 

2. Tes pencitraan

Jika prosedur pemasangan kateter tidak berhasil, artinya ada sumbatan di dalam kandung kemih atau uretra. Hal ini yang membuat tes pencitraan, seperti tes USG atau CT-scan diperlukan untuk mendiagnosis hidronefrosis. 

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat apakah ginjal Anda bengkak dan di mana letak sumbatan secara akurat.  

3. Tes urine

Sampel urine dari pasien akan dianalisis di laboratorium untuk memeriksa, apakah terdapat darah, batu kristal, atau bakteri dalam urine. 

4. Tes darah

Pemeriksaan fungsi ginjal yang satu ini bertujuan untuk melihat kreatinin, laju penyaringan ginjal (GFR), dan nitrogen urea darah.

Bagaimana hidronefrosis diobati?

Hidronefrosis umumnya diobati dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya, seperti batu ginjal atau infeksi. 

Beberapa kasus ginjal yang bengkak dapat diselesaikan tanpa operasi. Namun, ketika penyakit ini semakin parah, berikut beberapa pilihan penanganan yang dapat dilakukan untuk mengobati hidronefrosis, berdasarkan kondisi kesehatan.

1. Penggunaan stent ke ginjal

Apabila penyakit termasuk kategori akut atau terjadi secara mendadak, tenaga medis akan memasukkan stent atau tabung kecil dari kulit ke ginjal. Tabung ini kemudian membantu menguras urine yang menumpuk di ginjal. 

2. Litotripsi

Pada prosedur ini biasanya tenaga medis akan mengalirkan gelombang kejut berkekuatan tinggi dengan bantuan mesin. Gelombang ini membantu memecah batu-batu yang ada di ginjal. Dengan begitu, pecahan batu akan larut dan dapat dikeluarkan dari tubuh. 

3. Ureteroskopi

Ureteroskopi umumnya memakai tabung tipis khusus yang akan diletakkan di uretra. Tabung tipis ini bertujuan memudahkan dokter untuk menghancurkan dan membuang batu-batu yang menyumbat. 

Prosedur ini biasanya dikombinasikan dengan metode lain, seperti pulsed dye laser atau litotripsi. Kebanyakan kasus menunjukkan bahwa ureteroskopi digunakan sebagai alternatif bagi ibu hamil, pasien dengan darah yang menggumpal, atau pasien yang obesitas. 

4. Pemberian obat antibiotik

Jika hidronefrosis disebabkan oleh suatu infeksi, Anda mungkin akan diberikan antibiotik untuk mengatasi penyebab tersebut. 

5. Operasi

Jika batu di ginjal sudah terlalu besar dan sulit dibuang, dokter mungkin akan menganjurkan prosedur bedah atau operasi. Selain itu, operasi juga disarankan bagi Anda yang mempunyai tumor. 

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat dilakukan untuk mengatasi hidronefrosis?

Obat dan penanganan dari dokter saja tidak cukup, sehingga Anda perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Apa saja yang diperlukan?

1. Penuhi kebutuhan cairan harian

Memenuhi kebutuhan cairan dengan minum banyak air dapat membantu tubuh membuang bakteri dari sistem kemih. Oleh sebab itu, Anda dianjurkan untuk minum setidaknya delapan gelas air per hari. 

Jika Anda adalah pasien penyakit ginjal, silakan konsultasikan kepada dokter, berapa banyak air yang perlu diminum sesuai dengan kebutuhan.

Jika bayi atau anak Anda mengalami pembengkakan ginjal, berikan mereka semangat untuk minum banyak cairan. Selain air biasa, Anda juga dapat membuat jus segar atau teh herbal dingin.

Namun, cobalah untuk menghindari minuman bersoda atau jus yang asam karena dapat menyebabkan nyeri dan iritasi pada kandung kemih. 

2. Konsumsi makanan yang mengandung banyak air

Makanan yang mengandung banyak air, seperti peterseli dan semangka, ternyata dapat membantu memperlancar aliran urine. Hal ini yang membuat batu keluar dari saluran kencing lebih lancar.

Selain kedua hal di atas, Anda mungkin disarankan untuk mengurangi makanan berprotein dan mengandung garam yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan fungsi ginjal

Jika ada pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat untuk Anda. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 26/11/2020

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan