backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gegar Otak

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/01/2023

Gegar Otak

Apa itu gegar otak?

Gegar otak adalah cedera pada otak yang disebabkan oleh benturan eksternal, seperti jika kepala Anda terbentur benda fisik, yang bisa memengaruhi fungsi otak

Kondisi ini dapat termasuk cedera kepala ringan karena biasanya tidak mengancam jiwa. Meskipun begitu, efeknya bisa jadi serius sehingga butuh perawatan yang tepat. 

Seberapa umumkah kondisi ini?

Gegar otak bisa terjadi pada siapa saja. Namun, mereka yang paling rentan mengalami cedera kepala ialah atlet.

Atlet ini terutama seperti petinju atau pemain sepak bola dengan kegiatan yang berisiko tinggi mengalami benturan kepala. 

Gejala gegar otak

Gejala gegar otak bisa jadi tidak kentara dan mungkin tidak langsung muncul. Gejala bisa berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu atau bahkan lebih lama.

Gejala yang paling umum dirasakan adalah sakit kepala, hilang ingatan (amnesia), dan linglung

Pada pasien yang mengalami amnesia, mereka mungkin lupa dengan kejadian yang menyebabkan cedera kepala yang baru saja dialami atau bahkan peristiwa sebelum cedera terjadi.

Berikut gejala lain yang mungkin dialami.

  • Telinga berdenging.
  • Perut mual dan muntah.
  • Bicara jadi kurang jelas dan kurang respons saat ditanya. Ia mungkin mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali.
  • Sulit konsentrasi dan daya ingat memburuk, seperti mudah lupa.
  • Lebih sensitif dengan cahaya dan suara bising.
  • Indera perasa dan penciuman menjadi terganggu.
  • Gangguan tidur, depresi, atau kepribadian berubah.

Gejala khusus gegar otak pada bayi atau anak

Cedera yang terjadi pada kepala anak atau bayi lebih sulit dikenali ketimbang orang dewasa. Namun, umumnya anak atau bayi yang mengalami gegar otak akan menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut.

  • Terlihat linglung. 
  • Tubuh lesu atau mudah lelah.
  • Mudah marah.
  • Keseimbangan tubuh buruk dan berjalan mudah goyah.
  • Anak atau bayi lebih rewel.
  • Pola makan dan tidur menjadi berubah.
  • Minatnya pada mainan favorit juga berkurang.
  • Muntah-muntah dan kejang. 

Kapan harus ke dokter?

Anda harus segera periksa ke dokter, jika mengalami kondisi di bawah ini.
  • Hilang kesadaran dan berlangsung lebih dari 30 detik.
  • Mual dan muntah berulang.
  • Sakit kepala yang memburuk seiring waktu.
  • Keluar cairan atau darah dari telinga atau hidung.
  • Telinga berdering tidak kunjung menghilang.
  • Lengan tangan atau tungkai kaki menjadi lemas.
  • Kulit tampak pucat selama lebih dari satu jam.
  • Perilaku berubah, berbicara tidak jelas, atau sulit mengenali orang dan tempat.
  • Koordinasi tubuh memburuk, contohnya mudah terjatuh.
  • Kepala pusing dalam waktu lama atau kejang-kejang.
  • Ada benjolan atau memar di kepala atau dahi pada anak-anak dan bayi di bawah 12 bulan.

Penyebab gegar otak

Otak Anda dilindungi oleh lapisan gelatin. Lapisan ini melindungi otak dari guncangan atau benturan yang mungkin terjadi saat melakukan aktivitas sehari-hari.

Guncangan dan benturan yang jadi penyebab gegar otak bisa terjadi akibat:

  • pukulan keras di kepala atau leher yang menyebabkan otak cedera, serta
  • gerakan tubuh yang menyebabkan guncangan keras dan mendadak di otak, contoh ketika kecelakaan mobil.

Cedera otak juga dapat menyebabkan perdarahan di otak. Jika perdarahan terjadi, ini bisa berakibat fatal.

Oleh karena itu, orang yang mengalami gegar otak akan dipantau beberapa jam setelah cedera terjadi. 

Faktor risiko gegar otak

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko gegar otak.

  • Sudah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.
  • Mengoperasikan mesin atau mengendarai sepeda motor secara tidak aman (sedang mabuk atau tanpa alat pengaman).
  • Melakukan olahraga dengan risiko tinggi terhadap cedera seperti sepak bola, tinju, dan lainnya. Risiko dapat menjadi lebih tinggi apabila tidak menggunakan alat pengaman dan tidak dipantau oleh ahlinya.

Komplikasi gegar otak

Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi, di antaranya sebagai berikut.

  • Sakit kepala hingga tujuh hari setelah cedera otak terjadi.
  • Kepala pusing atau sensasi lingkungan di sekitar berputar-putar (vertigo) yang berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau berbulan-bulan setelah cedera.

Sebanyak 15 – 20% orang yang mengalami gegar otak mengalami post-concussion syndrome atau sindrom pasca gegar otak.

Kondisi ini menimbulkan gejala kepala pusing, sakit kepala, dan kesulitan berpikir yang berlangsung selama 3 minggu hingga 3 bulan.

Diagnosis gegar otak

Guna menegakkan diagnosis, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes kesehatan, di antaranya:

1. Tes pencitraan

Tes ini biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami sakit kepala parah, kejang, dan muntah berulang. Lewat tes ini dokter dapat menentukan keparahan cedera, perdarahan, atau pembengkakan serta komplikasi yang terjadi.

Beberapa jenis tes pencitraan yang umumnya dilakukan yaitu CT scan dan MRI.

2. Tes neurologis

Selain tes pencitraan, dokter juga akan mengevaluasi gejala dirasakan pasien dengan tes neurologis.

 Pada tes ini, dokter akan menguji kemampuan pasien dalam melihat, mendengar, merasakan sentuhan, menjaga keseimbangan, menunjukkan refleks, dan koordinasi tubuh.  

3. Tes kognitif

Adanya cedera memengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, dokter akan mengadakan tes kognitif dengan menguji kemampuan pasien dalam mengingat dan memusatkan konsentrasi.

Apa pilihan pengobatan untuk gegar otak?

Berikut ini adalah pilihan perawatan untuk membantu penyembuhan gegar otak.

1. Istirahat fisik dan mental

Istirahat merupakan cara tepat untuk memulihkan otak Anda dari cedera. Ini dilakukan selama beberapa hari setelah cedera terjadi.

Pada perawatan ini, dokter akan membatasi aktivitas yang memerlukan kinerja otak dalam berpikir dan memusatkan konsentrasi.

Berikut beberapa hal yang dapat membantu.

  • Membatasi bermain video game, menonton TV, mengerjakan tugas sekolah, membaca, mengirim pesan, atau menggunakan komputer.
  • Menghindari aktivitas fisik yang dapat meningkatkan gejala, seperti olahraga.
  • Menghindari semua rangsangan dari cahaya atau gelap berlebihan.

Setelah itu, Anda disarankan untuk meningkatkan aktivitas harian secara bertahap seperti waktu menatap layar jika Anda dapat mentolerirnya tanpa memicu gejala.

Selanjutnya, dokter akan merekomendasikan terapi yang berbeda, seperti rehabilitasi untuk penglihatan, rehabilitasi untuk masalah keseimbangan, atau rehabilitasi kognitif untuk masalah dengan pemikiran dan ingatan.

2. Minum obat pereda nyeri

Sakit kepala dapat terjadi beberapa hari atau minggu setelah cedera otak.

Untuk mengatasi rasa sakit, tanyakan kepada dokter apakah aman mengonsumsi pereda nyeri seperti acetaminophen (Tylenol, lainnya).

Hindari pereda nyeri lain seperti ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan aspirin, karena obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko pendarahan.

Pencegahan gegar otak

Kondisi ini bisa dicegah lewat beberapa tips berikut ini.

  • Kenakan alat pelindung selama olahraga. Pastikan peralatan tersebut sesuai ukuran, dirawat dengan baik, dan dipakai dengan benar. 
  • Saat bersepeda atau bersepeda motor kenakan helm pelindung kepala yang sesuai standar.
  • Gunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan patuhi rambu lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan yang menyebabkan cedera pada kepala.
  • Atur pencahayaan di rumah tidak terlalu gelap dan pastikan lantai di rumah tidak licin untuk menghindari terpeleset atau tersandung.
  • Selalu awasi si kecil ketika bermain, terutama ketika ia suka naik ke tempat yang tinggi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 27/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan