Schizoaffective disorder atau gangguan skizoafektif adalah gangguan mental yang sering kali disangka sebagai “gila” atau kesurupan. Bagaimana penyakit ini bisa terjadi? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk menanganinya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Schizoaffective disorder atau gangguan skizoafektif adalah gangguan mental yang sering kali disangka sebagai “gila” atau kesurupan. Bagaimana penyakit ini bisa terjadi? Tindakan apa yang harus dilakukan untuk menanganinya?
Gangguan skizoafektif adalah penyakit mental yang ditandai gabungan gejala skizofrenia, yaitu halusinasi atau delusi, juga gejala gangguan suasana hati berupa depresi atau mania.
Dilansir dari Mayo Clinic, schizoaffective disorder terbagi menjadi dua tipe berikut.
Gangguan skizoafektif sangat sulit untuk dipahami dan tidak seperti penyakit mental lainnya. Ini karena gejalanya cenderung berbeda pada masing-masing pasien.
Karena sering dianggap sebagai gila atau kesurupan, pengidapnya biasanya tidak segera mendapat perawatan. Hal ini bisa menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, pengidap gangguan skizoafektif dapat mengalami penurunan dalam produktivitas kerja dan prestasi di sekolah akibat gejala penyakit mental yang dialaminya.
Gejala gangguan skizoafektif berbeda pada tiap orang, tergantung pada tipenya.
Pengidap penyakit mental ini umumnya mengalami sebuah siklus gejala. Ada saat-saat ketika mereka mengalami gejala berat, lalu diikuti dengan membaiknya gejala.
Berikut gejala yang biasa ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami gangguan skizoafektif.
Hingga saat ini, penyebab gangguan skizoafektif belum diketahui secara pasti.
Namun, beberapa faktor berikut ini diduga berperan dalam kemunculan gejala gangguan mental ini pada diri seseorang.
Gangguan skizoafektif merupakan masalah kesehatan mental yang perlu ditangani dengan serius.
Apabila dibiarkan begitu saja, penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan yang lebih serius atau bahkan kematian pada pengidapnya.
Sejumlah dampak schizoaffective disorder yang perlu Anda waspadai meliputi:
Skizoafektif termasuk gangguan mental yang harus didiagnosis oleh dokter spesialis kejiwaan. Maka dari itu, Anda sebaiknya tidak melakukan diagnosis sendiri.
Gangguan ini ditandai dengan sedikitnya dua poin dari kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) sebagai berikut.
Untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit fisik yang mirip dengan gejala skizoafektif, psikiater juga bisa menyarankan serangkaian tes medis sebagai berikut.
Cara mengatasi gangguan skizoafektif bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gejalanya.
Pasien akan mendapatkan kombinasi perawatan dengan obat-obatan, terapi psikologis, dan pelatihan keterampilan agar bisa kembali beraktivitas sehari-hari.
Perubahan gaya hidup juga dapat membantu memudahkan Anda hidup dengan gangguan ini. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan.
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu dirawat inap di rumah sakit. Pengobatan jangka panjang yang dilakukan secara rutin juga bisa membantu mengendalikan gejala.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa
General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar