backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

8

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 19/10/2022

Gangguan Bipolar (Bipolar Disorder)

Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang membuat pengidapnya mengalami perubahan emosi dan suasana hati secara ekstrim.

Kondisi ini perlu memerlukan penanganan serius karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk meningkatkan risiko bunuh diri pada penderitanya.

Apa itu bipolar disorder?

Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood secara ekstrem. 

Kondisi ini membuat suasana hati pengidapnya berubah secara tiba-tiba, dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi).

Beberapa orang sering kali menyamakan gangguan bipolar dengan depresi. Padahal, keduanya merupakan masalah mental yang berbeda.

Saat sedih, pengidapnya akan merasa sangat tertekan, putus asa, dan kehilangan semangat. Berbeda ketika senang, mereka akan beraktivitas dengan penuh gairah.

Jika dibiarkan, gangguan mental ini dapat memengaruhi produktivitas dan hubungan dengan orang lain.

Menurut data World Health Organization (WHO), kurang lebih 45 juta orang di dunia mengidap gangguan bipolar. Setengah dari kasus bipolar dialami oleh anak berusia di bawah 25 tahun.

Setengah kasus bipolar diderita anak muda

Gejala gangguan bipolar

gejala gangguan bipolar

Gejala gangguan bipolar pada masing-masing orang dapat berbeda, tergantung episode atau fase yang sedang dirasakan. Berikut sejumlah gejala bipolar disorder pada episode mania.

  • Terlalu bahagia, berenergi, dan bersemangat.
  • Sangat sensitif dan mudah tersinggung.
  • Kurang tidur atau merasa tidak butuh tidur yang lama.
  • Berbicara sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu ke topik lainnya. 
  • Pikiran terasa seperti berpacu.
  • Berpikir bisa melakukan banyak hal sekaligus.
  • Sering membuat keputusan yang buruk, seperti makan dan minum secara berlebihan, menghabiskan banyak uang, atau melakukan hubungan seks berisiko. 

Berbeda dengan fase mania, episode depresi membuat pengidapnya sangat sedih dan sulit untuk beraktivitas. Berikut gejala gangguan bipolar pada fase depresi.

  • Sangat sedih, khawatir, hampa, atau putus asa.
  • Kehilangan ketertarikan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. 
  • Makan lebih sedikit.
  • Sering mengantuk dan malas. 
  • Terlalu sadar diri dan minder.
  • Sulit berkonsentrasi. 
  • Pemikiran untuk bunuh diri. 

Tanda-tanda gangguan bipolar lainnya bisa berupa gangguan kecemasan, melankolis, dan psikosis. Gejalanya juga bisa muncul dalam masa kehamilan atau perubahan musim. 

Sementara itu, gejala bipolar disorder pada anak dan remaja sulit untuk dikenali. Hal tersebut disebabkan karena gejala yang muncul mirip dengan perilaku normal.

Kapan harus ke dokter?

Terlepas dari perubahan suasana hati yang ekstrem, orang-orang dengan gangguan bipolar sering kali tidak menyadari seberapa besar ketidakstabilan emosi mereka. 

Pengidap bipolar disorder mungkin juga tidak menyadari betapa perubahan suasana hati tersebut memengaruhi kehidupannya sendiri dan orang lain.  

Oleh karena itu, jika Anda merasa memiliki gejala seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter. 

Hal yang sama juga perlu dilakukan bila Anda mencurigai teman atau pasangan memiliki bipolar disorder berdasarkan gejala yang timbul.

Ini merupakan cara terbaik untuk membantu pasangan atau teman yang memiliki gangguan bipolar.

Jenis gangguan bipolar

bipolar dan borderline personality disorder

Bipolar disorder terbagi ke dalam beberapa jenis. Setiap jenis memiliki perbedaan pada gejala yang dirasakan oleh pengidapnya.

Berikut merupakan beberapa jenis gangguan bipolar (bipolar disorder).

1. Gangguan bipolar I

Pada bipolar disorder tipe I, setidaknya Anda mengalami satu atau lebih episode mania atau hipomania. Fase tersebut dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomania atau depresi.

2. Gangguan bipolar II

Pada tipe ini, Anda setidaknya mengalami satu episode depresi dan/atau hipomania. Namun, Anda tidak pernah mengalami episode mania. 

3. Gangguan siklotimia

Gangguan siklotimia terjadi saat periode gejala hipomania dan depresi berlangsung setidaknya selama dua tahun. Umumnya, gangguan bipolar jenis ini memiliki gejala yang lebih ringan daripada tipe I atau II. 

4. Jenis gangguan bipolar lain

Gangguan bipolar ini ditandai dengan periode perubahan mood yang abnormal secara drastis, tetapi tidak memenuhi kriteria bipolar I, II, atau siklotimia. 

Contohnya, gangguan bipolar yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu, alkohol, atau karena kondisi medis, seperti penyakit Cushing, multiple sclerosis, atau stroke

Penyebab gangguan bipolar

penyebab gangguan bipolar

Penyebab bipolar disorder belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga berperan dalam berkembangnya penyakit bipolar.

1. Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak

Otak dapat mengalami perubahan fisik. Hal ini berpengaruh pada jumlah bahan kimia otak (neurotransmitter) terkait suasana hati seperti noradrenalin, serotonin, dan dopamin.

Ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak dapat membuat Anda mengalami gejala bipolar disorder. Contohnya, episode mania sering terjadi karena tingkat hormon noradrenalin di dalam otak terlalu tinggi.

2. Keturunan

Faktor genetik atau keturunan bisa menyebabkan bipolar disorder. Gangguan ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki saudara kandung atau orangtua dengan kondisi serupa.

3. Pengaruh lingkungan

Para peneliti telah menemukan bahwa mungkin terdapat beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya bipolar disorder. Faktor-faktor tersebut dapat berupa:

  • perasaan stres akan kejadian atau trauma, seperti kematian anggota keluarga terdekat,
  • hubungan yang buruk dengan orang lain, 
  • perceraian, dan
  • masalah keuangan.

Diagnosis gangguan bipolar

Beberapa tes akan dilakukan dokter atau psikiater untuk membantu membuat diagnosis bipolar disorder. Berikut sejumlah tes yang mungkin akan Anda jalani.

  • Tes atau pemeriksaan fisik untuk membantu mengetahui penyebab gejala.
  • Tes laboratorium, seperti tes darah, untuk mengesampingkan kondisi medis lain yang mungkin menjadi penyebab gejala.
  • Tes psikologis untuk mengetahui tentang perasaan, pikiran, dan perilaku Anda.
  • Penggambaran mood dengan membuat catatan pada buku harian tentang pola tidur, suasana hati, dan tingkah laku untuk membantu menentukan diagnosis.

Cara mengatasi bipolar disorder

psikoterapi

Bipolar disorder tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, beberapa pengobatan bisa Anda lakukan untuk menjaga kestabilan suasana hati.

Tergantung kondisi masing-masing pasien, berikut perawatan gangguan bipolar yang mungkin akan diberikan oleh psikiater atau dokter.

1. Obat-obatan

Dokter Anda dapat memberikan resep obat untuk membantu mengurangi, mengelola, dan mencegah gejala. Ini termasuk obat-obatan untuk mengatasi masalah tidur serta kecemasan.

Obat-obatan yang biasanya diberikan terdiri dari:

  • antidepresan, 
  • penstabil mood
  • antipsikotik, atau 
  • antikecemasan.

2. Psikoterapi

Psikoterapi dilakukan dengan tujuan membantu seseorang mengenali serta mengubah emosi, pikiran, dan perilaku yang mengganggu.

Bentuk psikoterapi yang biasa diberikan yaitu terapi perilaku kognitif (cognitive-behavioral therapy) dan psikoedukasi. Bentuk psikoterapi lain mungkin juga akan dilakukan.

3. Pengobatan untuk penyalahgunaan zat tertentu

Apabila bipolar disorder disebabkan ketergantungan pada zat tertentu, seperti alkohol atau narkoba, Anda mungkin perlu melakukan perawatan khusus ini. 

Pasalnya, terus-menerus menyalahgunakan obat tertentu akan membuat Anda semakin sulit untuk mengatasi gangguan mental ini.

4. Program perawatan rumah sakit

Dalam kasus yang lebih parah, Anda mungkin diharuskan menjalani program rawat inap di rumah sakit untuk pengawasan berkala.

Cara ini khususnya dianjurkan apabila Anda mengalami tanda-tanda ingin melakukan bunuh diri. Pada level ini, Anda bisa saja melukai diri Anda sendiri dan orang lain.

Penanganan medis juga dapat dibantu dengan perawatan rumahan untuk menjaga kesehatan mental. Anda bisa mencoba rutin berolahraga, istirahat cukup, dan menerapkan pola hidup sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 19/10/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan