backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Chikungunya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/01/2021

Chikungunya

Definisi

Apa itu chikungunya?

Chikungunya adalah infeksi virus yang ditularkan melalui nyamuk. Di Indonesia, chikungunya juga dikaitkan dengan istilah flu tulang karena infeksi virus ini memengaruhi persendian.

Jenis nyamuk yang menularkan virus ini sama dengan yang menyebarkan virus demam berdarah dengue (DBD) dan virus Zika, yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Pasien yang terinfeksi biasanya akan menderita demam dan nyeri sendi parah secara tiba-tiba di awal.

Dilansir dari laman World Health Organization, virus ini pertama kali teridentifikasi selama wabah pada tahun 1952 di Tanzania. Virusnya adalah virus Ribonucleic Acid (RNA) yang termasuk dalam jenis alphavirus keluarga Togaviridae.

Nama chikungunya sendiri berasal dari sebuah kata dalam bahasa Kimakonde yang kurang lebih berarti “melengkung’.

Artinya, nama ini menggambarkan tampilan fisik penderita yang biasanya mengalami pembungkukan akibat nyeri sendi yang disebabkan oleh virus ini.

Seberapa umumkah chikungunya?

Penyakit chikungunya telah teridentifikasi di lebih dari 60 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja di semua rentang usia dan jenis kelamin.

Namun, Anda bisa mengurangi paparan penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala chikungunya?

Kemunculan chikungunya biasanya ditandai dengan berbagai gejala seperti:

  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot
  • Sendi bengkak
  • Sakit kepala
  • Kelelahan

Gejala chikungunya juga terkadang bisa disertai dengan ruam yang mirip dengan campak, konjungtivitis (mata merah), mual, dan muntah.

Berbagai gejala ini biasanya muncul di antara 3-7 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Penyakit ini umumnya tidak menyebabkan kematian, tetapi gejalanya bisa parah dan melumpuhkan.

Biasanya, keparahan kondisi ini sangat berisiko terjadi pada lansia terutama yang memiliki penyakit kronis.

Pada sebagian besar kasus, pasien yang terinfeksi virus ini akan merasa lebih baik dalam waktu seminggu. Namun, sebagian lainnya bisa mengalami nyeri sendi selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Umumnya, orang yang pernah terinfeksi penyakit ini cenderung tidak akan lagi terserang penyakit ini di masa depan.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter.

Kapan saya harus pergi ke dokter?

Temui dokter jika Anda menduga Anda atau anggota keluarga mungkin mengalami chikungunya dari gejala yang dirasakan. Terutama jika Anda baru-baru ini pergi ke tempat terjadinya wabah.

Dokter biasanya akan melakukan tes darah untuk memastikan apakah Anda sedang terserang penyakit yang satu ini atau tidak.

Penyebab

Apa penyebab chikungunya?

Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus chikungunya (CHIKV) yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi.

Sebelumnya, nyamuk chikungunya terinfeksi virus ketika menggigit dan menghisap darah dari orang yang sudah terinfeksi virus ini pula. Nyamuk yang terinfeksi inilah yang kemudian bisa menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitannya.

Kedua jenis nyamuk tersebut sama dengan nyamuk yang menularkan virus demam berdarah dengue. Biasanya jenis nyamuk ini cenderung menggigit manusia di siang dan malam hari.

Apakah chikungunya menular di antara sesama manusia?

Tak seperti penyakit akibat virus lainnya, chikungunya jarang sekali ditularkan dari ibu ke bayi yang baru lahir saat proses kelahiran.

Selain itu, tidak ditemukan data atau kasus yang menyebutkan bahwa air susu ibu (ASI) bisa menjadi media penularan virus chikungunya.

Malahan, banyak ibu yang didorong untuk menyusui anaknya saat wabah penyakit chikungunya sedang menyebar. Pasalnya, ASI mengandung banyak sekali manfaat untuk tubuh, salah satunya memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.

Selain itu, meski secara teori virus bisa menyebar melalui transfusi darah, hingga sekarang belum ada laporan mengenai hal ini.

Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa sangat kecil kemungkinannya untuk virus ini bisa menular melalui darah.

Faktor risiko

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko saya terkena penyakit ini?

Penyakit chikungunya memang bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Namun, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko Anda terserang penyakit ini, yaitu:

  • Tinggal di negara tropis
  • Bepergian ke area yang terkena wabah
  • Tinggal di area dengan kebersihan atau sanitasi lingkungan yang buruk
  • Berusia lebih dari 65 tahun
  • Bayi baru lahir
  • Memiliki masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan sistem imun lemah

Komplikasi

Apa saja komplikasi chikungunya?

Meski tidak membahayakan jiwa, chikungunya juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan di antaranya:

1. Uveitis

Uveitis adalah kondisi saat lapisan mata meradang, membengkak, dan merusak jaringan mata. Peradangan ini menyerang lapisan tengah mata yang disebut saluran uveal atau uvea.

Penyakit ini biasaya datang secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Mata merah, sakit, sensitif terhadap cahaya, dan pandangan kabur menjadi gejala yang biasanya muncul.

2. Miokarditis

Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung (miokardium). Miokarditis memengaruhi otot jantung, kelistrikan jantung dan kerja jantung dalam memompa darah.

Akibatnya terjadi irama jantung yang tidak normal. Miokarditis biasanya ditandai dengan gejala seperti:

  • Sakit dada
  • Denyut jantung yang abnormal
  • Napas pendek bahkan ketika sedang istirahat
  • Pembengkakan cairan di kaki
  • Kelelahan

3. Hepatitis

Hepatitis adalah peradangan pada hati yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Namun, selain infeksi virus, kondisi ini juga biasanya disebabkan karena kebiasaan minum alkohol, penyakit autoimun, dan zat racun atau obat-obatan tertentu.

Hepatitis tediri atas tiga tahap yaitu A, B, dan C. Hepatitis C adalah jenis hepatitis yang paling parah dan sering kali baru terdeteksi saat sudah kronis.

Orang dengan hepatitis biasanya memiliki satu gejala yang sangat khas, yaitu memiliki kulit yang berwarna kekuningan. Itu sebabnya penyakit ini sering disebut juga dengan penyakit kuning.

Diagnosis & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini?

Gejala demam chikungunya sangat mirip dengan demam berdarah dengue dan Zika. Hal ini membuat pemeriksaan fisik biasa tidak mampu mendeteksi penyebab pasti penyakit.

Beri tahu dokter dan petugas kesehatan jika berbagai gejala yang tak wajar muncul, terutama setelah Anda bepergian ke daerah dengan kasus chikungunya yang tinggi.

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus chikungunya atau tidak, dokter akan melakukan tes darah.

Prosedur ini menjadi satu-satunya tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus. Biasanya pemeriksaan akan berjalan efektif jika demam  yang dialami sudah berlangsung dua sampai tiga hari.

Pasalnya, demam yang baru berlangsung satu hari masih belum bisa diketahui penyebab pastinya.

Apa saja pilihan pengobatan untuk chikungunya?

Tidak ada vaksin atau obat untuk virus chikungunya. Pengobatan chikungunya biasanya dilakukan untuk membantu mengurangi gejalanya.

Tak perlu khawatir, virus jarang sekali berakibat fatal. Namun, yang perlu diperhatikan bahwa memang gejala dari virus ini cukup melumpuhkan.

Akan tetapi, biasanya dokter akan memberikan obat untuk membantu meredakan demam dan nyeri sendi. Obat-obatan yang biasanya diresepkan yaitu:

1. Naproxen

Naproxen merupakan salah satu obat yang hampir pasti diresepkan dokter untuk orang dengan masalah sendi. Obat ini mampu membantu mengurangi peradangan dan nyeri sendi serta otot pada pasien chikungunya.

Namun, tidak semua orang bisa minum obat ini. Naproxen tidak dianjurkan untuk orang-orang yang alergi terhadap obat-obatan NSAID, memiliki gangguan pencernaan, serta mengidap penyakit kronis tertentu (penyakit hati, ginjal, atau jantung).

2. Ibuprofen

Ibuprofen termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang digunakan untuk meredakan nyeri dan mengurangi peradangan.

Biasanya ibuprofen juga menjadi salah satu obat yang diresepkan dokter jika Anda mengalami demam dan nyeri yang cukup menganggu akibat chikungunya.

Sama dengan naproxen, obat ini tidak bisa digunakan oleh sembarang orang terutama jika mereka memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti tekanan darah tinggi, penyakit hati, ginjal, atau jantung.

3. Paracetamol

Paracetamol juga bisa membantu meredakan gejala nyeri sendi serta demam akibat chikungunya. Obat ini tergolong aman untuk dikonsumsi semua orang.

Akan tetapi, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter jika memiliki masalah hati, ginjal, serta alergi terhadap paracetamol.

Apa saja pengobatan rumahan untuk mengatasi chikungunya?

Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu Anda mengurangi risiko demam chikungunya, yaitu:

  • Banyak minum air untuk membantu meredakan demam
  • Makan-makanan bergizi seimbang untuk membantu memulihkan kondisi
  • Cukup istirahat dan tidak beraktivitas berlebihan saat sedang sakit agar lekas pulih

Pencegahan

Bagaimana cara mencegah chikungunya?

Chikungunya ditularkan melalui nyamuk. Itu sebabnya, pencegahan terbaik tentu dengan menghindari gigitannya. Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk:

  • Menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET (N, N-Diethyl-meta-toluamide) atau picaridin pada kulit dan pakaian
  • Menyalakan diffuser yang berisi minyak lemon eucalyptus untuk mencegah nyamuk berkeliaran
  • Menggunakan pakaian tertutup seperti celana dan lengan panjang
  • Memakai pakaian berwarna cerah karena nyamuk lebih menyukai warna-warna gelap
  • Tidak pergi ke daerah yang sedang mengalami wabah
  • Memasang kelambu di kamar tidur
  • Menutup sumber genangan di rumah
  • Meletakkan pot bunga atau wadah lain yang tidak digunakan secara terbalik agar tidak jadi sarang nyamuk
  • Menaruh tanaman pengusir nyamuk di dalam atau sekitar rumah.
  • Meminimalisir beraktivitas di luar ruangan pada sore dan malam hari saat nyamuk sedang berkeliaran

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan