backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bruxism

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/12/2022

Bruxism

Apakah Anda memiliki kebiasaan untuk menggemeretakkan atau mengeratkan gigi? Mungkin saja kondisi ini merupakan gejala dari bruxism. Yuk, kenali lebih lanjut tentang gangguan pada gigi dan mulut ini melalui pembahasan berikut.

Apa itu bruxism?

menggemeretakkan gigi saat tidur

Bruxism adalah suatu kondisi saat seseorang menggertakkan, mengatupkan, menggesekkan, atau mengeratkan giginya. Ini bisa menimbulkan suara kertak gigi, seperti dahan patah atau lantai papan yang terinjak.

Pada awalnya, kasus gigi gemeretak tampak tidak berbahaya. Namun, lama-kelamaan kondisi ini bisa berdampak buruk pada gigi, otot rahang, dan sendi temporomandibular (TMJ).

Dikutip dari Bruxism Association, bruxism dialami oleh 8–10% populasi. Kondisi ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, tetapi lebih umum terjadi pada orang-orang usia 25–44 tahun.

Perilaku menggertakkan gigi bisa ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risikonya. Diskusikan dengan dokter Anda untuk memperoleh informasi dan perawatan lebih lanjut.

Jenis-jenis bruxism

Anda mungkin secara tak sadar menggertakkan gigi pada siang atau malam hari saat tidur.

Berdasarkan waktu terjadinya kebiasaan ini, bruxism dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni awake bruxism dan sleep bruxism.

1. Awake bruxism

Awake bruxism membuat Anda menggertakkan gigi atau mengatupkan rahang pada siang hari. Kondisi ini biasanya terkait dengan masalah emosional.

Merasa cemas, stres atau marah dapat menyebabkan gigi gemeretak. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa muncul saat Anda berkonsentrasi penuh.

2. Sleep bruxism

Orang-orang yang menggertakkan atau mengeratkan gigi selama tidur lebih mungkin memiliki gangguan tidur lain, seperti mendengkur dan jeda pada pernapasan (sleep apnea).

Sleep bruxism mungkin bisa menyebabkan dampak lebih buruk daripada yang terjadi pada siang hari, salah satunya sakit kepala akibat mengeratkan gigi terlalu keras.

Tanda dan gejala bruxism

gejala bruxism

Kebiasaan membuat gigi gemeretak mungkin disadari atau tidak oleh pengidapnya. Terkadang, orang di sekitarnya yang menyadari terlebih dahulu kondisi ini.

Beberapa tanda dan gejala utama dari bruxism adalah sebagai berikut.

  • Menggertakkan atau mengeratkan gigi yang cukup keras sampai membangunkan orang lain yang tidur di dekatnya.
  • Gigi rata, retak, atau goyang.
  • Enamel gigi rusak dan mengekspos lapisan gigi bagian dalam.
  • Mengalami gigi sensitif.
  • Otot rahang yang lelah atau terasa kencang.
  • Sakit pada telinga, tetapi bukan berasal dari gangguan telinga.
  • Sakit kepala sampai ke telinga.
  • Sakit kepala tumpul yang berasal dari bagian pelipis.
  • Kerusakan dari mengunyah bagian pipi dalam.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda sebaiknya konsultasi dengan dokter bila Anda mengalami gejala-gejala berikut ini.

  • Gigi sensitif dan rusak.
  • Rasa sakit pada rahang, wajah, atau telinga.
  • Keluhan bahwa Anda menghasilkan suara gemeretak gigi saat tidur.
  • Kondisi rahang terkunci dan tidak dapat terbuka maupun tertutup dengan sempurna.

Jika Anda mencurigai anak-anak memiliki gejala bruxism, pastikan untuk menyebutkannya saat konsultasi dengan dokter gigi. 

Tubuh setiap orang berbeda sehingga gejala yang muncul tak selalu sama. Maka dari itu, selalu konsultasi dengan dokter tentang keluhan apa pun yang Anda alami.

Penyebab gigi gemeretak

otot rahang sakit

Para ahli masih belum yakin dengan pasti mengenai apa yang jadi penyebab bruxism. Akan tetapi, kondisi ini mungkin terjadi dari kombinasi faktor fisik, psikologis, dan genetik.

Adapun, berikut beberapa kemungkinan penyebab kebiasaan menggertakkan gigi.

  • Emosi, seperti gelisah, stres, kemarahan, frustrasi, atau merasa tegang.
  • Strategi bertahan dari masalah mental atau kebiasaan untuk fokus.
  • Tipe kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif.
  • Letak gigi atas dan bawah yang abnormal (maloklusi).
  • Gangguan tidur, seperti sleep apnea.
  • Asam lambung naik ke esofagus (kerongkongan).
  • Respons terhadap nyeri dari sakit telinga atau teething (pada anak-anak).
  • Efek samping yang tidak umum dari obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresan. 
  • Komplikasi yang berasal dari kelainan seperti penyakit Huntington atau Parkinson.

Faktor risiko yang memicu gigi gemeretak

Terdapat beragam faktor yang meningkatkan risiko bruxism. Berikut beberapa di antaranya.

  • Stres. Bertambahnya kegelisahan, stres, amarah, dan frustrasi dapat menyebabkan gemeretak gigi yang mungkin tidak Anda sadari.
  • Usia. Bruxism umum terjadi pada anak-anak mulai usia empat tahun, tetapi biasanya hilang dengan sendirinya saat remaja.
  • Tipe kepribadian. Memiliki kepribadian yang agresif, kompetitif, atau hiperaktif dapat meningkatkan risiko bruxism.
  • Zat stimulan. Merokok tembakau, konsumsi minuman berkafein dan beralkohol, atau obat-obatan seperti metamfetamin dan ekstasi meningkatkan risiko bruxism.

Diagnosis bruxism

Jika mencurigai adanya bruxism, dokter akan menentukan penyebabnya dengan memberikan pertanyaan terkait kesehatan mulut, pengobatan, rutinitas sehari-hari, dan kebiasaan tidur Anda.

Untuk mengevaluasi tingkat keparahan dari kebiasaan menggertakkan gigi ini, dokter dapat melihat beberapa hal, seperti:

  • nyeri pada otot rahang,
  • kelainan gigi yang jelas, seperti gigi patah, lepas, atau lokasi gigi yang buruk, dan
  • kerusakan pada gigi dan tulang rahang, biasanya dengan bantuan rontgen.

Pemeriksaan gigi juga bisa mendeteksi kondisi lainnya yang menyebabkan nyeri sendi rahang atau telinga, seperti sindrom sendi temporomandibular, masalah gigi, atau infeksi telinga.

Pengobatan bruxism

pemeriksaan ke dokter gigi

Bruxism bukanlah gangguan serius, tetapi bisa menyebabkan komplikasi seperti kerusakan gigi yang parah bila tidak segera ditangani dengan baik.

Dokter dapat memberikan obat pereda nyeri untuk meringankan rasa sakit. Anda juga dapat meletakkan kompres panas dan memijat area yang sakit. 

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa pilihan perawatan untuk mengobati bruxism.

1. Menggunakan pelindung mulut

Pelindung mulut (mouth guard) dirancang untuk menjaga gigi tetap terpisah dan menghindari kerusakan akibat menggemeretakkan atau mengatupkan gigi.

Alat ini terbuat dari bahan plastik keras atau lunak yang dipasang pada gigi atas dan bawah. Dokter biasanya menyarankan untuk memakai mouth guard saat Anda tidur.

2. Memperbaiki kerusakan gigi

Perawatan untuk memperbaiki kerusakan gigi bisa dilakukan pada kasus bruxism yang parah. Kondisi ini bisa menyebabkan gigi sensitif hingga pengidapnya tidak mampu mengunyah dengan benar.

Dokter gigi mungkin merekomendasikan prosedur crown gigi untuk mengembalikan bentuk dan fungsi dari mahkota gigi yang rusak.

3. Mengelola stres

Dokter gigi juga akan menyarankan Anda untuk konsultasi dengan psikolog bila kebiasaan gigi gemeretak terkait dengan masalah stres atau kecemasan.

Psikolog dapat membantu dengan melakukan tes perilaku kognitif (CBT), latihan pernapasan, atau meditasi untuk mengurangi stres yang dialami.

Pengobatan di rumah untuk bruxism

Bruxism bisa dicegah dan diobati dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Berikut ialah beberapa hal yang bisa Anda lakukan bila berisiko tinggi mengalami kondisi ini.

  • Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti soda, cokelat, dan kopi, serta alkohol yang bisa membuat gemeretak gigi makin parah.
  • Jangan mengunyah permen karet karena ini dapat memicu otot rahang untuk bergemeretak.
  • Jika menyadari Anda sedang menggertakan gigi pada siang hari, posisikan ujung lidah di antara gigi. Hal ini akan membantu melatih otot rahang untuk relaks.

Bruxism bisa dikendalikan dengan selalu melakukan rencana perawatan dari dokter Anda. Hal ini membantu memperbaiki gejala dan mencegah kerusakan yang lebih parah.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait kondisi ini, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan solusi terbaik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 02/12/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan