backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Uretrotomi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 08/01/2021

Uretrotomi

Definisi

Apa itu uretrotomi?

Uretrotomi merupakan prosedur medis untuk menangani masalah penyempitan uretra. Uretra adalah saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Pada laki-laki, saluran ini juga mengalirkan sperma dan air mani keluar dari penis.

Penyempitan uretra, atau dikenal juga sebagai striktur uretra, umumnya disebabkan oleh jaringan parut. Pembentukan jaringan parut dapat berawal dari infeksi, cedera, atau peradangan pada uretra (uretritis).

Jaringan parut lama-kelamaan menyebabkan penyempitan uretra. Dampaknya, Anda mungkin menjadi lebih sering buang air kecil, buang air kecil tiba-tiba, mengeluarkan sedikit urine, atau merasa tidak tuntas setiap kali selesai buang air kecil.

Kapan saya perlu menjalani uretrotomi?

Uretrotomi dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami gejala penyempitan uretra. Prosedur ini bertujuan untuk memperlancar aliran urine, meningkatkan pengosongan kandung kemih, dan mengurangi rasa ingin kencing pada malam hari.

Uretrotomi juga dapat melindungi Anda dari risiko infeksi saluran kemih (ISK). Setelah menjalani uretrotomi, tidak akan ada lagi sisa urine yang terjebak dalam bagian uretra yang tadinya menyempit. Risiko timbulnya infeksi pun menjadi lebih rendah.

Pencegahan dan peringatan

Apakah ada alternatif dari prosedur ini?

Selain uretrotomi, berikut adalah metode alternatif yang mungkin dilakukan untuk mengatasi penyempitan uretra.

  • Balloon dilatation. Alat khusus yang dilengkapi balon kecil dimasukkan ke dalam uretra. Balon ini nantinya akan membesar dan melebarkan bagian uretra yang menyempit.
  • Dilator. Alat berbentuk batang logam kecil dimasukkan ke dalam uretra untuk melebarkan bagian uretra yang menyempit.
  • Dokter spesialis urologi terkadang juga perlu melakukan pembedahan bila penyempitan uretra cukup sulit diatasi. Bagian uretra yang dibedah kemudian diperbaiki dengan teknik operasi plastik.

    Proses

    Apa yang harus dilakukan sebelum menjalani uretrotomi?

    Sebelum menjalani uretrotomi, Anda perlu berdiskusi dengan dokter anestesi seputar metode pembiusan yang akan gunakan. Penting untuk selalu mengikuti arahan dokter mengenai kapan sebaiknya Anda mulai berpuasa sebelum operasi.

    Anda juga perlu memberitahu dokter tentang pengobatan yang sedang Anda jalani dan alergi yang mungkin Anda miliki. Jelaskan apa saja terkait kondisi kesehatan Anda yang mungkin dapat memengaruhi jalannya pembedahan.

    Anda akan diberikan panduan jelas yang perlu dilakukan sebelum operasi, termasuk apakah Anda boleh mengonsumsi makanan atau minuman apa pun menjelang prosedur. Umumnya, Anda akan diharuskan berpuasa 6 jam sebelum operasi dimulai.

    Bagaimana proses uretrotomi?

    Prosedur uretrotomi dilakukan dalam keadaan bius total atau epidural yang diberikan melalui tulang belakang. Setelah obat bius bekerja, dokter bedah akan memasukkan stetoskop kaku (sistoskopi) ke dalam uretra Anda untuk memeriksa penyempitan.

    Dokter kemudian akan menggunakan alat yang disebut urethrotome untuk mengiris jaringan parut dan memperlebar jalur uretra Anda. Dokter mungkin juga memasukkan sistoskop hingga ke dalam kandung kemih untuk memeriksa apakah ada masalah.

    Setelah seluruh jaringan parut hilang, dokter akan memasangkan kateter urine pada kandung kemih Anda. Kateter ini berfungsi menyalurkan urine ke luar tubuh selama masa pemulihan uretra. Seluruh prosedur biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit.

    Apa yang harus dilakukan setelah menjalani uretrotomi?

    Pasien umumnya diperbolehkan pulang pada hari yang sama setelah operasi. Namun, kadang pasien mungkin memiliki kondisi tertentu sehingga perlu menginap semalam di rumah sakit.

    Apabila Anda langsung diperbolehkan pulang, Anda semestinya sudah bisa kembali bekerja setelah beberapa hari masa pemulihan. Anda boleh berolahraga, tapi pilihlah olahraga ringan dan hindari segala macam aktivitas yang memberatkan tubuh.

    Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau naik-turun tangga dapat membantu Anda lekas pulih dan kembali menjalani kegiatan seperti biasa. Akan tetapi, mintalah saran dari dokter atau tim petugas medis yang menangani anda sebelum mulai berolahraga.

    Terkadang, penyempitan uretra bisa kembali terjadi dan pasien mengalami gejala yang sama seperti sebelumnya. Meski begitu, ini bukanlah yang kasus yang umum terjadi. Sebagian besar pasien akhirnya pulih dan tidak lagi mengalami gangguan perkemihan.

    Komplikasi

    Komplikasi apa yang bisa terjadi?

    Uretrotomi adalah prosedur yang relatif aman. Meski demikian, tetap ada beberapa risiko komplikasi ringan yang mungkin terjadi. Konsultasikanlah kepada dokter bedah Anda seputar risiko yang mungkin akan Anda hadapi.

    Komplikasi ringan uretrotomi tidak berbeda dengan prosedur bedah pada umumnya. Pasien mungkin mengalami nyeri setelah efek obat bius hilang, perdarahan pada area yang dibedah, atau infeksi pada uretra akibat operasi atau pemasangan kateter.

    Selain itu, komplikasi lain yang spesifik dan tidak umum di antaranya:

    • reaksi tak terduga terhadap obat bius,
    • reaksi alergi terhadap obat bius,
    • pembentukan gumpalan darah (deep vein thrombosis),
    • pembengkakan penis,
    • sulit buang air kecil, dan
    • penyempitan pada bagian uretra yang lain.

    Anda dapat mengurangi risiko komplikasi dengan berhati-hati dan selalu mengikuti anjuran dokter. Ikuti setiap instruksi dokter seputar persiapan menjalani uretrotomi, termasuk berpuasa dan menghentikan beberapa pengobatan tertentu.

    Uretrotomi adalah prosedur medis untuk mengatasi penyempitan pada uretra. Dengan prosedur ini, jalur uretra yang tadinya menyempit bisa kembali normal sehingga Anda terhindar dari masalah perkemihan dan infeksi saluran kemih.

    Pelebaran jalur uretra sama seperti prosedur bedah lainnya yang tidak luput dari risiko komplikasi. Namun, manfaat prosedur ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan risikonya.

    Anda pun bisa mengurangi risiko komplikasi dengan mengikuti anjuran dokter sebelum dan setelah operasi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 08/01/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan