3. Septum
Kondisi ini merupakan salah satu kelainan bentuk rahim yang dapat terjadi pada wanita.
Prosedur histeroskopi dapat membantu menentukan apakah ada jaringan tambahan yang menggantung dari atas.
Perlu diketahui apabila septum uterus ini juga bisa terjadi sejak lahir.
4. Perdarahan abnormal
Manfaat lain histeroskopi adalah dapat membantu mengidentifikasi penyebab aliran menstruasi yang banyak dan lama.
Selain itu, prosedur ini juga bisa mengatasi terjadinya kondisi perdarahan setelah menopause.
Diperlukan prosedur ablasi endometrium dengan menggunakan histeroskop dan alat lainnya. Prosesnya adalah menghancurkan lapisan rahim untuk mengobati penyebab perdarahan hebat.
5. Endometriosis
Biasanya, wanita dengan kondisi endometriosis hanya memerlukan prosedur laparoskopi.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan diperlukan prosedur histeroskopi untuk melihat kondisi rahim sekaligus biopsi apakah terjadi infertilitas atau tidak.
Selain kondisi di atas, histeroskopi juga dapat dilakukan untuk mencari alat kontrasepsi seperti IUD atau spiral.
Terkadang, alat ini bisa berpindah posisi sampai ke dinding rahim dan sekitarnya.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan, prosedur ini tidak boleh digunakan apabila Anda sedang hamil, menderita infeksi panggul, kanker rahim, atau setelah menjalani prosedur operasi rahim.
Persiapan sebelum histeroskopi
Prosedur ini akan dilakukan ketika dokter membutuhkan diagnosis lebih lanjut mengenai kondisi Anda agar bisa cepat hamil.
Lalu, dokter mungkin akan merekomendasikan penjadwalan histeroskopi pada minggu pertama setelah menstruasi selesai.
Pada waktu ini, dokter bisa memberikan pandangan yang lebih lengkap mengenai kondisi bagian dalam rahim Anda.
Diskusikan dengan dokter Anda tentang apa saja yang harus diperhatikan sebelum melakukan prosedur, baik dari kesehatan fisik hingga apa saja yang harus dihindari.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar