backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyebab Anda Merasa Gemuk Meski Sebenarnya Tidak

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novi Sulistia Wati · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Penyebab Anda Merasa Gemuk Meski Sebenarnya Tidak

    “Aku gemukan, ya?’ 

    Pertanyaan yang mungkin sering Anda dengar dari teman Anda, terutama teman perempuan. Meskipun Anda menjawab jujur dengan jawaban tidak, teman Anda tersebut akan tetap merasa bahwa dirinya lebih gemuk dibandingkan dirinya yang dulu. Mungkin memang benar, apalagi jika ia membandingkan berat badan dirinya saat ini dengan beberapa tahun lalu.

    Namun, kenapa ada orang yang meski badannya langsing, tetap saja merasa gemuk?

    Berat badan naik bukan berarti menggemuk

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan, entah tinggi badan atau massa otot, misalnya. Faktanya adalah, tubuh Anda akan mengalami perubahan yang cepat, terutama setelah Anda melalui masa pubertas. Fisik Anda akan mengalami perubahan yang tidak jarang menyebabkan berat badan Anda ikut bertambah.

    Tapi, daripada hanya berfokus pada angka di timbangan, lebih baik Anda fokus pada gaya hidup Anda agar berat badan Anda tidak bertambah secara berlebihan.

    Apakah Anda benar menggemuk atau hanya merasa gemuk saja?

    Jika Anda merasa gemuk, atau berat badan Anda bertambah, coba tanyakan beberapa pertanyaan ini pada diri sendiri.

    Apakah Anda melewatkan sarapan?

    Sebuah studi menemukan bahwa sarapan dapat menahan perasaan lapar berlebih di siang hari dan seterusnya, sehingga mencegah Anda makan berlebihan, yang akan menyebabkan berat badan bertambah.

     Apakah Anda mengkonsumsi banyak makanan/minuman manis?

    Jika iya, maka Anda akan berisiko mengalami kenaikan berat badan. Meskipun gula memberikan tubuh Anda energi, namun konsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung gula tidak akan membuat Anda merasa kenyang dalam waktu lama.

    Apakah Anda melakukan aktivitas fisik?

    Aktivitas fisik tidak hanya mencakup olah raga, tapi juga aktivitas di rumah atau tempat kerja. Studi yang dilakukan oleh Hankinson, MD yang dikutip melalui medicinenet.com menyebutkan bahwa orang dewasa yang rutin melakukan aktivitas fisik cenderung tidak banyak mengalami kenaikan berat badan akibat pertambahan usia.

    Apakah Anda cukup tidur?

    Tidur kurang atau lebih dari yang dibutuhkan ternyata dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Sebuah studi menemukan bahwa jika Anda terbiasa dengan pola tidur yang kurang baik, maka akan meningkatkan keinginan Anda untuk makan makanan yang berkalori tinggi. Durasi tidur ternyata dapat mempengaruhi hormon ghrelin yang mengatur rasa lapar dan leptin yang mengatur nafsu makan. Selain itu, kurangnya tidur dapat menyebabkan Anda kelelahan dan berakibat pada aktivitas fisik yang kurang.

    Persepsi Anda terhadap diri sendiri lebih penting dibanding angka di timbangan

    Jika Anda khawatir dengan ukuran tubuh Anda, maka Anda bisa memulai hidup sehat dengan konsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur, tidur cukup, dan sebagainya. Untuk memulainya, Anda perlu bebicara dengan orang terdekat agar ia dapat mengingatkan Anda di saat Anda mulai lupa. Atau, Anda dapat bekonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat, apakah Anda memang benar-benar perlu menurunkan berat badan atau tidak. Jikapun Anda disarankan untuk menurunkan berat badan, maka dokter akan memberikan cara diet yang tepat.

    Dan yang terakhir, cobalah tanya diri Anda:

    • Apakah berat badan adalah hal yang penting?
    • Apakah berat badan Anda membuat Anda tidak bahagia?
    • Apakah teman-teman menjauhi Anda hanya karena badan Anda tidak seperti artis atau model yang di televisi?

    Jika jawabannya tidak, maka Anda lebih baik berfokus untuk membiasakan diri untuk hidup sehat, bersosialisasi dengan teman, dan lakukan hal yang membuat Anda senang, daripada berfokus untuk menurunkan berat badan di saat Anda belum tentu gemuk seperti yang Anda pikirkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novi Sulistia Wati · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan