Jika Anda merupakan perokok berat, sebaiknya segera berhenti merokok. Hal yang sama juga berlaku pada perokok pasif.
Kandungan yang terdapat pada rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Selanjutnya, ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
6. Tidur dan istirahat yang cukup
Selain memastikan tubuh Anda tetap aktif, tidur dan beristirahat cukup juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Gangguan tidur juga menjadi faktor gaya hidup yang buruk dan dapat meningkatkan risiko impotensi.
7. Memperhatikan kadar kolesterol dan tekanan darah
Banyak pria mengabaikan kondisi kesehatan yang dialaminya, termasuk jarang memperhatikan kadar kolesterol tubuh dan tekanan darahnya.
Padahal, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi (hipertensi) termasuk faktor yang dapat meningkatkan risiko masalah disfungsi ereksi.
8. Bijak mengonsumsi obat
Penggunaan obat-obatan tertentu yang diresepkan dokter juga berpotensi menyebabkan disfungsi seksual, seperti obat diuretik dan antihipertensi.
Jika Anda mengalami kondisi ini, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk menentukan anjuran minum atau pengobatan alternatif yang dapat diberikan.
9. Memperhatikan kesehatan mental
Masalah kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan dapat berpengaruh pada kondisi fisik. Salah satu dampaknya adalah disfungsi ereksi.
Untuk memperbaiki kondisi hati dan menghilangkan stres, Anda bisa mencoba hobi baru, berkumpul dengan orang-orang terdekat, atau melakukan hal-hal yang menyegarkan pikiran.
10. Konsultasi dengan psikolog
Apabila berbagai cara menghilangkan stres tidak memberikan efek, Anda bisa melakukan konseling dengan psikolog atau psikiater.
Dokter dan psikolog akan memberikan perawatan, seperti pemberian obat antidepresan atau terapi kognitif dan perilaku (Cognitive Behavioral Therapy).
Mencegah gejala disfungsi seksual dan masalah kesehatan seks lainnya tentu akan bermanfaat bagi Anda dan pasangan.
Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar ereksi dan masalah yang terkait dengannya, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar