backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kandungan Skincare yang Tidak Boleh untuk Ibu Hamil, Apa Saja?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/02/2024

    Kandungan Skincare yang Tidak Boleh untuk Ibu Hamil, Apa Saja?

    Kehamilan memang menjadi salah satu masa yang menyenangkan bagi wanita. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masa ini juga membuat ibu hamil harus lebih berhati-hati, tidak terkecuali saat memilih skincare.

    Meski menyehatkan kulit, ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh digunakan untuk ibu hamil karena bisa mengganggu kesehatan janin.

    Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kandungan skincare yang biasa Anda gunakan sejak sebelum hamil untuk memastikan bahwa tidak ada zat berbahaya di dalamnya.

    Daftar kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil

    Perubahan hormon selama kehamilan memang sering membuat kulit ibu hamil terasa lebih kering, kasar, bahkan mudah berjerawat.

    Produk perawatan kulit memang bisa membantu mengatasi berbagai masalah tersebut, tetapi Anda tentu perlu mencermati kandungannya.

    Jika Anda sedang memilih skincare untuk dipakai saat hamil, pastikan merek yang Anda pilih tidak mengandung berbagai zat berikut.

    1. Retinoid

    rekomendasi skincare untuk ibu hamil

    Sering tertulis sebagai vitamin A, retinoid atau retinol menjadi salah satu kandungan produk perawatan kulit yang harus dihindari saat hamil.

    Larangan penggunaan retinoid selama kehamilan juga berlaku untuk turunannya, seperti tretinoin, isotretinoin, retinaldehyde, differin, dan adapalene.

    Kandungan retinol dapat menyebabkan fetal retinoid syndrome pada ibu hamil. Kondisi ini ditandai dengan cacat fisik saat bayi lahir, seperti hidrosefalus, microcephaly, keterlambatan pertumbuhan, hingga kelainan jantung.

    Laman Rare Disease Info menyebutkan bahwa setidaknya 20–35% janin yang terpapar retinoid selama kehamilan akan mengalami berbagai cacat lahir tersebut.

    2. Tetracycline

    Kerap ditemukan dalam antibiotik untuk obat jerawat, tetracycline merupakan salah satu kandungan skincare yang tidak boleh dipakai ibu hamil.

    Aturan ini juga termasuk untuk zat-zat turunannya, seperti doxycycline dan minocycline.

    Penggunaan tetracycline selama kehamilan dikhawatirkan bisa menyebabkan perubahan warna gigi susu bayi menjadi abu-abu atau cokelat kekuningan.

    Zat ini juga diduga dapat mengganggu proses pengerasan tulang dan gigi janin.

    3. Hidrokuinon

    Melasma, kulit kusam, dan hiperpigmentasi merupakan beberapa masalah kulit yang bisa diatasi dengan hidrokuinon.

    Meski belum ada penelitian memadai yang membuktikan bahaya hydroquinone selama kehamilan, ibu hamil tetap tidak disarankan menggunakannya.

    Pasalnya, dibandingkan kandungan skincare lain, daya serap hydroquinone ke kulit terbilang cukup tinggi, yaitu 35–45 persen. Tingginya angka tersebut dikhawatirkan bisa membahayakan janin.

    4. Phthalates

    Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil selanjutnya adalah phthalates. Selain skincare, phthalates juga banyak ditemukan pada parfum dan sampo.

    Mengutip situs Harvard Health Publishing, penggunaan phthalates selama kehamilan dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan motorik, seperti kemampuan memahami bahasa dan menggerakan anggota tubuh.

    Hanya saja, efek penggunaan phthalates memang kerap baru terlihat setelah bayi dilahirkan.

    5. Paraben

    Dalam produk skincare, paraben bisa tertulis sebagai methylparaben, propylparaben, dan butylparaben. Semua kandungan paraben pada produk skincare tersebut tidak boleh untuk ibu hamil.

    Hal ini pernah dibahas dalam penelitian terbitan International Journal of Environmental Research and Public Health pada 2021 lalu.

    Menurut studi tersebut, ibu hamil yang terpapar paraben memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah saat persalinan, seperti bayi lahir dengan berat rendah, bayi lahir pendek, hingga kelahiran prematur.

    Ibu hamil yang menggunakan paraben saat hamil juga dikhawatirkan melahirkan bayi dengan dermatitis atopik.

    6. Diethanolamine (DEA)

    DEA atau diethanolamine beserta turunanya, seperti oleamide DEA, lauramide DEA, dan cocamide DEA yang banyak ditemukan pada produk perawatan rambut serta tubuh sebaiknya juga dihindari saat hamil.

    Pasalnya, senyawa kimia yang tidak berwarna ini dikhawatirkan dapat menghambat perkembangan otak janin.

    Meski dibutuhkan penelitian lebih lanjut, DEA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran.

    7. Dihidroksiaseton (DHA)

    Sejauh ini, memang belum ada penelitian memadai yang membuktikan bahaya kandungan skincare dihidroksiaseton dalam bentuk krim atau losion pada ibu hamil karena daya resapnya cukup rendah.

    Namun, DHA yang terkandung dalam produk skincare berbentuk spray telah dikaitkan dengan efeknya pada janin. Pasalnya, produk spray membuat senyawa kimia dapat dengan mudah terhirup.

    Dihidroksiaseton banyak ditemukan pada produk sunless tanning yang berfungsi memberikan efek tanning pada kulit tanpa perlu berjemur.

    8. Tabir surya

    Tidak semua sunscreen atau tabir surya berbahaya untuk ibu hamil. Namun, kandungan di dalam produk skincare ini yang tidak boleh diberikan untuk ibu hamil yaitu:

    • avobenzone,
    • homosalate,
    • octisalate,
    • octocrylene,
    • oxybenzone,
    • octocrylene, dan
    • methyl anthranilate

    Berbagai kandungan sunscreen tersebut dapat dengan mudah terserap ke kulit dan terbawa ke aliran darah sehingga memengaruhi kondisi janin.

    Sebagai gantinya, pilih tabir surya dengan kandungan skincare yang aman untuk ibu hamil, seperti titanium dioxide atau zinc oxide. Keduanya biasanya terkandung dalam sunscreen mineral atau physical.

    Tahukah Anda?

    Tabir surya berbasis mineral lebih disarankan karena zatnya tidak mudah meresap ke dalam kulit. Ia bekerja dengan cara memantulkan sinar UV dari matahari. Sementara itu, zat tabir surya kimiawi akan dengan mudah meresap ke dalam kulit.

    9. Sodium lauryl sulfate (SLS)

    Meski tidak sebesar pada sabun atau sampo, sodium lauryl sulfate juga sering kali ditemukan dalam produk perawatan kulit ibu hamil.

    Jika salah satu produk skincare Anda mengandung SLS, segera hentikan penggunaannya saat hamil. Penggunaan SLS disebut dapat meningkatkan risiko kelainan bawaan pada janin.

    Sebagai gantinya, pilihlah produk skincare, sabun mandi, dan sampo khusus ibu hamil yang mengandung bahan alami atau meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis.

    Setiap ibu hamil bisa memiliki pantangan kandungan skincare yang berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas.

    Oleh karena itu, bicarakan dengan dokter kandungan terlebih dahulu sebelum menggunakan produk perawatan kulit apa pun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/02/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan