backup og meta
Kategori

4

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Ini Bahayanya Jika Ibu Minum Alkohol Saat Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/03/2024

Ini Bahayanya Jika Ibu Minum Alkohol Saat Hamil

Anda tentu perlu mengurangi atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan dan minuman demi kesehatan janin, termasuk berhenti minum alkohol saat hamil.

Bukan rahasia lagi bahwa alkohol memiliki banyak dampak negatif terhadap kehamilan. Namun, apa saja dampak tersebut? Mari simak dalam ulasan berikut.

Bahaya minum alkohol saat hamil

Alkohol yang Anda minum akan ikut mengalir dalam darah. Apabila ibu hamil minum alkohol, zat ini akan ikut masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta.

Sejatinya, alkohol akan dipecah oleh hati. Namun, hati janin masih berada dalam tahap perkembangan sehingga belum bisa memecah alkohol dengan baik.

Akibatnya, akan ada banyak alkohol yang mengendap di dalam tubuh janin. Kondisi ini seiring waktu dapat menghambat pertumbuhan janin di dalam kandungan.

Berikut ini sejumlah efek alkohol bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dapat ditimbulkannya.

1. Kelainan pada fisik janin

fetus in fetu

Salah satu efek samping minum alkohol saat hamil adalah meningkatnya risiko cacat lahir. Ini lantaran alkohol termasuk ke dalam teratogen.

Teratogen merupakan zat yang menyebabkan bayi lahir cacat karena adanya kelainan perkembangan saat masih menjadi janin.

Bentuk kecacatan lahir yang paling sering ditemukan adalah fetal alcohol syndrome (FAS) atau fetal alcohol spectrum disorders (FASD).

FAS/FASD dapat menyebabkan kecacatan fisik maupun mental. Kelainan yang tampak secara fisik antara lain:

  • jarak antar mata yang lebar,
  • batang hidung rata,
  • bibir atas yang tipis,
  • tidak adanya philtrum atau lekukan di atas bibir,
  • lingkar kepala bayi kecil,
  • tinggi dan berat badan di bawah rata-rata, 
  • permasalahan pada otot dan gangguan keseimbangan tubuh, serta
  • masalah pada jantung, ginjal, atau tulang.

2. Keterlambatan perkembangan intelektual

Anak yang dilahirkan dari ibu yang minum alkohol saat hamil juga berisiko mengalami gangguan mental dan keterlambatan perkembangan intelektual, seperti:

  • keterlambatan bicara,
  • hiperaktif,
  • IQ rendah,
  • kesulitan berkonsentrasi,
  • kurangnya kemampuan bersosialisasi, dan
  • masalah gangguan perilaku lainnya.

3. Masalah kesehatan pada ibu hamil

Tidak hanya berdampak buruk untuk janin, minum alkohol juga membahayakan kesehatan ibu yang sedang mengandung.

Terlalu banyak minum alkohol meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, dehidrasi, kekurangan gizi, hingga diabetes gestasional. Berbagai kondisi ini bisa menyebabkan kehamilan berisiko.

4. Risiko terhadap kehamilan

Di samping itu, ibu hamil yang minum alkohol juga berisiko mengalami komplikasi berupa:

  • berat badan lahir rendah,
  • keguguran,
  • kelahiran prematur,
  • kematian mendadak, dan
  • bayi lahir mati (stillbirth).

Adakah batasan minum alkohol selama kehamilan?

efek samping minum alkohol saat hamil pada perkembangan janin 3 minggu

Makin banyak alkohol ibu hamil minum, makin tinggi pula risiko efek samping yang ditimbulkan.

Namun, sampai saat ini belum diketahui pasti berapa banyak alkohol yang dapat menimbulkan fetal alcohol syndrome atau keguguran.

Menurut American Pregnancy Association, trimester ketiga menjadi masa ketika alkohol paling berpengaruh terhadap kehamilan karena pada tahapan inilah otak janin berkembang dengan sangat pesat.

Tidak ada pernyataan yang menyebut bahwa alkohol boleh dikonsumsi pada trimester pertama dan kedua. Sebaiknya Anda segera berhenti minum alkohol saat menyadari kehamilan.

Bahkan, dokter menyarankan untuk berhenti minum alkohol dari jauh-jauh hari bila Anda sudah merencanakan kehamilan.

Efek samping minum alkohol pada setiap kehamilan mungkin berbeda. Beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risikonya, yakni:

  • metabolisme tubuh yang lemah,
  • hamil pada usia tua,
  • pola hidup yang buruk, seperti merokok saat hamil, dan
  • faktor genetik atau keturunan.

Bagaimana cara berhenti minum alkohol saat hamil?

Bagi Anda yang dalam keseharian memang tidak minum alkohol, tentu saja menghindari jenis minuman ini saat hamil bukanlah perkara yang sulit.

Sementara itu, bagi Anda yang masih berusaha berhenti minum alkohol karena sedang hamil atau merencanakan kehamilan, cobalah beberapa cara berikut ini.

  • Jauhi tempat Anda biasa minum, seperti bar atau pesta.
  • Dapatkan dukungan dari orang-orang sekitar dengan memberi tahu bahwa Anda tidak minum alkohol karena sedang hamil atau merencanakan kehamilan.
  • Jangan menyimpan alkohol di rumah Anda.

Jika Anda masih merasa kesulitan bahkan setelah melakukan usaha seperti di atas, datanglah ke penyedia layanan kesehatan terdekat untuk menerima perawatan.

Bagaimana jika Anda pernah telanjur minum alkohol saat hamil?

Jika Anda pernah minum alkohol atau tidak menyadari kehamilan ketika sedang minum, segera hentikan dan periksakan diri Anda dengan dokter.

Ceritakan pada dokter kapan terakhir kali Anda minum alkohol dan berapa banyak alkohol yang Anda minum.

Setelah itu, dokter mungkin akan mencari tahu apakah terdapat tanda-tanda yang berhubungan dengan fetal alcohol syndrome.

Makin cepat Anda berhenti minum alkohol dan berkonsultasi dengan dokter, makin baik pula dampaknya pada janin dalam kandungan Anda.

Kesimpulan

  • Ibu hamil harus berhenti minum alkohol, bahkan bila sedang merencanakan kehamilan.
  • Efek samping minum alkohol saat hamil yang paling umum ialah fetal alcohol syndrome. Kondisi ini berdampak pada kelainan fisik dan mental, bahkan setelah bayi lahir.
  • Belum diketahui pasti jumlah alkohol yang dapat mengganggu kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan benar-benar menghentikan konsumsinya.
  • Carilah perawatan di penyedia layanan kesehatan jika Anda belum mampu menghentikan konsumsi alkohol.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/03/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan