backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Waspadai Sifilis Kongenital pada Bayi, Ini Gejala dan Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/10/2023

Waspadai Sifilis Kongenital pada Bayi, Ini Gejala dan Penyebabnya

Meski umumnya dialami oleh orang dewasa, nyatanya penyakit sifilis mungkin terjadi pada bayi. Bahkan, si Kecil sudah bisa terinfeksi sejak ia masih di dalam kandungan. Kondisi ini disebut dengan sifilis kongenital. Lantas, seberapa bahaya sifilis kongenital bagi sang bayi? Apakah bisa disembuhkan? Berikut ulasannya.

Apa itu sifilis kongenital?

perlak bayi yang bagus

Sifilis kongenital adalah suatu infeksi serius yang dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup dan kematian pada bayi baru lahir.

Sifilis sendiri merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri spiroset jenis Treponema pallidum.

Penyakit seks menular seperti sifilis alias raja singa biasanya sangat rentan terjadi pada orang yang melakukan hubungan seks secara tidak aman atau gonta-ganti pasangan.

Sifilis dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak diobati, dan sifilis kongenital adalah salah satu bentuk komplikasinya.

Ibu hamil sangat mungkin menularkan infeksi pada sang janin, terutama jika penyakit ini tidak ditangani dan terjadi pada trimester kedua, atau saat persalinan melalui plasenta ke dalam tubuh janin.

Sifilis kongenital termasuk infeksi yang mengancam jiwa karena dapat menyerang berbagai sistem organ di dalam tubuh sang janin yang sedang berkembang, termasuk otak, sistem limfatik, hingga tulang.

Namun, dengan penanganan yang tepat pada ibu sejak sebelum hamil, penularan pada bayi bisa dicegah.

Tahukah Anda?

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, jumlah kasus sifilis kongenital diketahui mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, yaitu lebih dari 2.000 kasus yang dilaporkan pada tahun 2021. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sifilis selama masa kehamilan.

Apa tanda dan gejala sifilis kongenital?

Pada awalnya, bayi yang lahir hidup dari ibu yang menderita sifilis mungkin tampak sehat dan baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu beberapa gejala dapat timbul.

Gejala yang timbul pada bayi akan dipengaruhi oleh seberapa lama ibu menderita sifilis dan apakah atau kapan pengobatan dilakukan.

Biasanya, bayi di bawah usia 2 tahun yang mengalami sifilis kongenital akan mengalami kondisi berikut ini.

  • Gangguan tulang.
  • Pembesaran liver.
  • Tidak mengalami pertambahan berat badan secara signifikan dibandingkan berat saat baru lahir.
  • Meningitis.
  • Sering rewel.
  • Anemia.
  • Kulit pecah di sekitar mulut, genital, dan anus.
  • Ruam pada kulit.
  • Tidak dapat menggerakkan lengan dan kaki.
  • Sering keluar cairan dari hidung.

Sementara itu, pada balita dan anak-anak, berikut adalah gejala sifilis kongenital yang mungkin terjadi.

  • Kelainan pertumbuhan gigi.
  • Gangguan pada tulang.
  • Kebutaan atau gangguan pada kornea.
  • Gangguan pendengaran hingga tuli.
  • Gangguan pertumbuhan tulang hidung.
  • Pembengkakan persendian.
  • Gangguan kulit di sekitar mulut, genital, dan anus.

Apa penyebab sifilis kongenital?

selangkangan sakit saat hamil

Sifilis kongenital disebabkan oleh penularan bakteri Treponema pallidum dari ibu hamil yang terinfeksi kepada janin yang dikandungnya.

Penularan ini dapat terjadi selama masa kehamilan atau saat persalinan. Ada beberapa cara penularan sifilis kongenital, yang meliputi berikut ini.

1. Penularan intrauterin

Bakteri sifilis dapat menyebar melalui aliran darah ibu ke janin yang dikandungnya selama kehamilan. Ini bisa terjadi baik dalam tahap awal maupun kemudian selama masa kehamilan.

2. Penularan saat persalinan

Jika seorang ibu terinfeksi sifilis dan tidak diobati, bayi dapat terinfeksi melalui jalan lahir saat proses persalinan. Kontak dengan luka atau lesi sifilis di area genital ibu dapat menyebabkan penularan ini.

3. Penularan melalui ASI

Meskipun jarang, sifilis kongenital juga dapat menular melalui ASI jika ibu masih memiliki sifilis aktif dan tidak diobati.

Apa komplikasi yang mungkin timbul dari sifilis kongenital?

Sifilis kongenital bisa meningkatkan risiko gangguan kehamilan, seperti berikut ini.

Risiko ini akan lebih tinggi pada wanita penderita sifilis yang tidak mendapat pengobatan.

Bagaimana dokter mendiagnosis sifilis kongenital?

Deteksi penyakit sedini mungkin pada ibu hamil dapat dilakukan dengan melakukan berbagai pemeriksaan darah, seperti berikut ini.

  • Fluorescent treponemal antibody absorbed test (FTA-ABS).
  • Rapid plasma reagin (RPR).
  • Venereal disease research laboratory test (VDRL).

Deteksi dan penanganan sedini mungkin akan sangat bermanfaat untuk mencegah penularan ke janin.

Pada bayi baru lahir, jika dicurigai adanya infeksi sifilis, pemeriksaan plasenta dapat dilakukan disertai dengan pemeriksaan fisik bayi terhadap adanya gejala pada organ tubuh.

Pemeriksaan fisik bayi mencakup berikut ini.

  • Sinar-x pada tulang.
  • Pemeriksaan mata.
  • Pemeriksaan mikroskopis terhadap bakteri sifilis.
  • Tes darah (sama seperti pada ibu hamil).
  • Lumbar pungsi untuk mengambil sampel tulang belakang.

Apa pengobatan untuk sifilis kongenital?

pemeriksaan kehamilan pandemi covid-19

Pada ibu hamil, penanganan hanya efektif jika infeksi sifilis terjadi pada fase awal dengan pemberian antibiotik spesifik penisilin oleh dokter.

Penanganan sifilis fase lanjut akan sangat berbahaya bagi janin, sehingga dapat menimbulkan reaksi aborsi spontan.

Jika bayi telah dilahirkan, penanganan infeksi juga menggunakan antibiotik spesifik oleh dokter sedini mungkin pada 7 hari pertama setelah dilahirkan.

Regimen pemberian obat antibiotik juga akan bergantung pada kondisi berat badan bayi serta riwayat infeksi dan pengobatan dari ibu hamil.

Untuk mengatasi gejala akhir pada bayi usia lanjut hingga anak-anak, pemberian obat antibiotik kemungkinan juga masih diperlukan dengan pengurangan dosis antibiotik secara bertahap.

Pemberian antibiotik tersebut disertai dengan pengobatan spesifik pada organ tubuh lainnya yang mungkin terkena dampak infeksi, seperti mata dan telinga.

Bagaimana cara mencegah sifilis kongenital?

Infeksi sifilis kongenital sangat bergantung pada kondisi dan riwayat infeksi ibu hamil.

Menerapkan perilaku seksual yang aman sebelum masa konsepsi dapat menghindarkan diri Anda dari infeksi dan risiko untuk menularkan sifilis.

Jika merasa berisiko mengalami infeksi sifilis, segera periksakan diri ke dokter. Penanganan sedini mungkin dapat menghindarkan infeksi sifilis pada fase lanjut.

Pemeriksaan pada ibu hamil juga harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama kehamilan.

Pemeriksaan juga harus dilakukan kembali jika ibu hamil terdiagnosis oleh penyakit menular seksual lainnya selama masa kehamilan.

Peluang untuk sembuh bagi ibu dan bayi terhindar dari infeksi sangat besar jika sifilis terdeteksi dan diobati sejak dini.

Dalam beberapa kasus, sifilis yang ditangani saat masa akhir kehamilan dapat menghilangkan infeksi pada ibu hamil, tetapi gejala infeksi sifilis tetap dapat terlihat pada bayi baru lahir.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikan kepada dokter Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/10/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan