backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Proses dan Tahapan Melahirkan Normal

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 19/12/2023

Proses dan Tahapan Melahirkan Normal

Bagi Anda yang sedang hamil anak pertama, bayangan tentang proses persalinan atau melahirkan normal melalui vagina mungkin terdengar sedikit menakutkan.

Namun, Anda tak perlu khawatir. Mari pelajari lebih dalam tentang proses persalinan normal melalui uraian berikut ini.

Tanda-tanda akan melahirkan normal

Melahirkan normal adalah proses ketika wanita mengeluarkan janin yang telah berkembang di dalam rahimnya melalui vagina.

Pada umumnya, proses yang juga dikenal dengan istilah persalinan pervaginam ini terjadi ketika usia kandungan telah mencapai 38 minggu.

Setelah memasuki masa akhir kehamilan, yakni trimester ketiga, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil untuk lebih berhati-hati dan peka terhadap tanda-tanda melahirkan.

Tanda-tanda melahirkan normal bisa berbeda pada tiap wanita. Meski begitu, beberapa hal umum yang mungkin Anda rasakan saat mau melahirkan yaitu:

  • kontraksi yang teratur,
  • keluarnya lendir dan/atau darah, serta
  • pembukaan (dilatasi) jalan lahir atau serviks.

Menurut American Pregnancy Association, Anda akan mengalami nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar punggung dan perut bagian bawah, serta tekanan pada panggul.

Berbeda dengan kontraksi palsu, kontraksi persalinan yang sesungguhnya tidak hilang apabila Anda berganti posisi, bersantai, atau bahkan berjalan-jalan.

Persalinan normal berbeda dengan persalinan spontan

tanda-tanda melahirkan

Persalinan normal berbeda dengan persalinan spontan, yakni proses melahirkan melalui vagina yang berlangsung tanpa induksi, vakum, maupun metode medis lainnya.

Jadi, persalinan ini benar-benar hanya mengandalkan tenaga serta usaha ibu untuk mendorong keluarnya bayi tanpa bantuan alat atau obat. 

Persalinan spontan mungkin terjadi pada presentasi belakang kepala (kepala janin lahir terlebih dahulu) atau presentasi bokong (sungsang).

Sementara itu, persalinan normal lebih umum terjadi pada presentasi belakang kepala. Ibu dengan kehamilan sungsang biasanya membutuhkan penanganan khusus.

Kebanyakan ibu melahirkan normal di rumah sakit, tetapi ada juga yang lebih memilih untuk melahirkan di rumah.

Tak jarang, ibu hamil yang hendak melakukan persalinan normal juga mengupayakan kelancaran melahirkannya dengan cara induksi alami.

Namun, bila dibutuhkan, dokter dapat memberikan induksi persalinan medis dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan bayinya.

Tahapan dan proses melahirkan normal

Saat usia kehamilan sudah dekat dengan waktu persalinan, Anda, pasangan, dan kerabat dekat akan bersiap-siap menunggu kelahiran jabang bayi.

Supaya Anda lebih berani dan siap menghadapi kelahiran, berikut sejumlah tahapan melahirkan bayi dengan normal.

1. Tahap pertama: pembukaan leher rahim (serviks)

Tahap pertama dimulai ketika Anda merasakan kontraksi teratur yang membuat serviks terbuka. Tahap ini cenderung memakan waktu lebih lama daripada tahap persalinan normal lainnya.

Adapun, tahap pertama melahirkan normal terbagi ke dalam dua fase utama seperti berikut.

Fase laten

Pada fase laten, kontraksi muncul secara bervariasi dan tidak teratur. Intensitasnya pun berkisar dari ringan hingga kuat. Kontraksi akan memicu pelebaran leher rahim sekitar 3–4 sentimeter (cm).

Fase ini bisa dimulai dari beberapa hari atau jam sebelum melahirkan normal. Lama waktu fase laten tidak bisa diprediksi dan mungkin terjadi selama 8–12 jam.

Rentang waktu tersebut tidaklah mutlak. Fase ini terkadang berlangsung sangat cepat, tapi juga bisa cukup lama untuk beralih ke fase selanjutnya.

Fase aktif

Memasuki fase aktif, pembukaan lahiran akan lebih lebar lagi. Jika sebelumnya serviks hanya melebar 3–4 cm, kontraksi yang bertambah kuat membuat serviks melebar hingga 4–9 cm.

Selain itu, Anda mungkin mengalami gejala lain, seperti sakit punggung, kram, dan perdarahan. Ketuban yang pecah juga bisa menimbulkan sensasi seperti ada air yang menetes dari jalur lahir.

Fase aktif hingga melahirkan normal biasanya berlangsung selama 3–5 jam. Apabila Anda sudah merasakan kontraksi melahirkan ini, Anda perlu segera pergi ke rumah sakit.

Kontraksi yang terasa intens ini muncul setiap 30 detik hingga empat menit sekali dan mungkin berlangsung selama 60–90 detik. Kontraksi ini bisa sangat hebat dan kuat.

2. Tahap kedua: mengejan dan melahirkan bayi

induksi melahirkan normal

Beberapa ibu kerap mengalami dorongan untuk mengejan karena adanya rangsangan dari bayi yang hendak keluar. Pastikan Anda mengejan saat melahirkan dengan tepat.

Sebelum muncul keinginan mengejan, efek kontraksi seharusnya sudah mendorong posisi bayi. Kepala bayi biasanya sudah rendah dan sangat siap untuk keluar lewat vagina.

Saat serviks terbuka sepenuhnya, dokter akan menganjurkan Anda untuk mengejan. Lalu, tubuh bayi akan bergerak menuju vagina yang merupakan jalan lahirnya.

Dokter dan tim medis yang membantu persalinan akan memberikan instruksi kapan Anda harus menarik napas dan kapan harus membuangnya.

Tahapan persalinan normal bayi keluar melalui vagina

Lama waktu proses melahirkan normal ini bisa berbeda-beda, mulai dari hitungan menit sampai jam. Jika ini pengalaman pertama Anda, prosesnya mungkin berlangsung sekitar tiga jam.

Sementara bagi Anda yang sudah pernah melahirkan normal sebelumnya, proses ini umumnya berlangsung sekitar dua jam atau lebih singkat.

Saat kepala bayi telah menyentuh vagina, dokter akan meminta Anda untuk berhenti mengejan.

Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum, yaitu otot di antara vagina dan anus, untuk merenggang sehingga Anda akan mengeluarkan bayi secara perlahan.

Terkadang, dokter dapat melakukan episiotomi (gunting vagina) untuk mempercepat persalinan.

Dokter akan memberi anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit. Setelah bayi lahir, sayatan ini akan dijahit kembali seperti semula.

3. Tahap ketiga: mengeluarkan plasenta

inisiasi menyusui dini

Dalam tahap akhir persalinan, Anda masih harus berusaha mengeluarkan plasenta, yaitu organ yang menjaga kehidupan bayi selama dalam kandungan.

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan plasenta. Pertama, dengan melibatkan obat suntik untuk merangsang kontraksi sehingga Anda tidak perlu berusaha keras.

Kedua, pengeluaran plasenta bisa berlangsung alami tanpa tindakan medis. Hanya saja, Anda harus tetap mengejan agar plasenta memisahkan diri dari dinding rahim.

Selain itu, melakukan kontak antara kulit dan mulai melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) juga dapat membantu mempercepat pengeluaran plasenta.

Ringkasan

Tahapan persalinan atau melahirkan normal terbagi dalam tiga tahap utama, yakni pembukaan leher rahim (serviks), mengejan dan mengeluarkan bayi, hingga mengeluarkan plasenta.

Bolehkah Anda melahirkan normal setelah miomektomi?

Anda boleh melahirkan normal bila pernah menjalani prosedur miomektomi sebelumnya. Miomektomi adalah operasi pengangkatan fibroid rahim alias tumor rahim jinak. 

Miomektomi tidak menutup peluang Anda untuk bisa hamil. Prosedur ini hanya mengangkat sel dan jaringan tumor sehingga rahim masih tetap utuh.

Meski begitu, melahirkan normal setelah miomektomi membawa risiko yang cukup besar, seperti dikutip dari laman Mayo Clinic.

Apabila dokter bedah membuat sayatan yang cukup dalam pada dinding rahim, kemungkinan dokter kandungan Anda akan merekomendasikan persalinan dengan operasi caesar

Tindakan ini dilakukan untuk menghindari risiko rahim robek selama proses kelahiran normal berlangsung. Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan bayi. 

Normalkah buang air besar (BAB) saat melahirkan?

BAB saat melahirkan normal wajar terjadi. Pasalnya, proses persalinan dan buang air besar sama-sama melibatkan otot panggul dan perut bawah. 

Saat bayi bergerak perlahan menuju vagina, ia akan menekan bagian usus dan rektum yang mungkin berisi sisa-sisa makanan yang belum dikeluarkan sebelumnya.

Inilah yang membuat beberapa ibu mengalami mulas atau bahkan mengeluarkan feses selama proses kelahiran normal.

Lama waktu persalinan setiap wanita tidak sama

Beberapa ibu memilih lahiran normal karena waktu pemulihannya lebih singkat. Mereka juga bisa langsung menyusui bayi setelah semua tahapan melahirkan selesai.

Setiap wanita memiliki kondisi tubuh yang berbeda. Atas dasar itu pula, lama waktu persalinan yang dihabiskan dari awal sampai akhir pada setiap wanita juga tidak akan sama.

Jika ini pengalaman pertama Anda, proses persalinan dapat memakan total waktu selama 12–14 jam. Sementara itu, durasi persalinan pada kehamilan berikutnya mungkin lebih singkat.

Rasa sakit selama persalinan tidak selalu sama. Namun, rasa sakit selama melahirkan normal bisa bervariasi, mulai dari kram otot rahim hingga tekanan pada beberapa bagian tubuh.

Jika diperlukan, dokter dapat memberikan anestesi pada ibu untuk membantu meredakan rasa sakit.

Rasa sakit saat proses kelahiran ini juga bisa dikelola dengan menerapkan metode persalinan tertentu, seperti water birth, gentle birth, dan hypnobirthing.

Kesimpulan

  • Melahirkan normal terdiri dari tiga tahap utama, yaitu pembukaan leher rahim (serviks), mengejan dan melahirkan bayi, serta mengeluarkan plasenta.
  • Proses persalinan normal umumnya ditandai dengan kontraksi teratur, keluarnya lendir atau darah dari vagina, dan pembukaan serviks.
  • Untuk mengurangi rasa sakit, Anda bisa melakukan variasi persalinan normal, misalnya water birth, gentle birth, dan hypnobirthing.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Amanda Rumondang Sp.OG

Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 19/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan