backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Cara Aman Mengeluarkan Gumpalan Darah Setelah Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/06/2023

Cara Aman Mengeluarkan Gumpalan Darah Setelah Melahirkan

Wanita yang baru saja melahirkan umumnya akan mengalami perdarahan dan penggumpalan darah selama beberapa waktu ke depan. Lantas, apakah gumpalan tersebut normal? Apa yang seharusnya ibu lakukan saat melihat gumpalan darah setelah melahirkan?

Penyebab penggumpalan darah setelah melahirkan

Keluarnya gumpalan darah usai melahirkan disebabkan oleh aliran darah deras yang menempel menjadi satu hingga bentuknya seperti agar-agar.

Kondisi tersebut terjadi saat plasenta terlepas dari rahim sehingga menyebabkan pembuluh darah di sekitarnya terbuka.

Selama 24 jam pertama usai persalinan, perdarahan yang disebut lokia ini memang kerap disertai dengan munculnya gumpalan darah.

Gumpalan tersebut terbentuk dari darah yang sudah lebih dulu membeku sebelum bisa keluar dari tubuh ibu.

Tidak hanya berbentuk agar-agar, beberapa orang pun mendapati keluarnya darah nifas yang berbentuk seperti gumpalan daging.

Ibu sebetulnya tidak perlu panik. Mengutip situs Queensland Health, sangat wajar apabila gumpalan darah semakin mengecil dan menghilang beberapa hari usai persalinan.

Namun, pembentukan gumpalan darah juga bisa menjadi suatu hal yang mengkhawatirkan jika pecah di dalam pembuluh darah ibu.

Dalam kondisi tersebut, alih-alih keluar dari tubuh, gumpalan darah justru berpindah ke paru-paru sehingga membuat ibu kekurangan oksigen.

Guna mencegah komplikasi tersebut, penting bagi ibu untuk mengetahui cara aman mengeluarkan gumpalan darah setelah melahirkan.

Gejala penggumpalan darah setelah melahirkan

cara agar darah haid keluar deras

Darah nifas yang menggumpal umumnya terdiri atas lendir serta jaringan plasenta dan rahim. Anda bisa mengalami perdarahan pascapersalinan ini hingga enam minggu ke depan.

Volume, warna, dan bentuk gumpalan darah pun dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.

Mengutip dari laman National Childbirth Trust, berikut adalah tanda pembekuan darah yang normal usai melahirkan.

  • 24 jam pertama: perdarahan dan pembekuan paling deras dengan darah berwarna merah kecoklatan. Ukuran gumpalan darah bisa sebesar anggur hingga bola golf.
  • 2–6 hari setelah melahirkan: darah berwarna cokelat tua atau merah muda seperti haid, kerap disertai dengan gumpalan berukuran lebih kecil.
  • 7–10 hari setelah melahirkan: darah berwarna cokelat tua atau merah muda. Aliran darah semakin berkurang dan noda pada pembalut juga semakin sedikit. Jika masih ada gumpalan, ukurannya seharusnya mengecil.
  • 11–14 hari setelah melahirkan: darah berwarna cokelat gelap atau merah muda. Aliran darah semakin ringan dari hari sebelumnya. 
  • 3–4 minggu setelah melahirkan: darah menjadi lebih pucat dan beberapa ibu mungkin sudah tidak menemukan bercak darah pada pembalut yang dipakai.
  • 5–6 minggu setelah melahirkan: tidak ada lagi darah nifas yang tampak seperti gumpalan daging. Namun, ibu mungkin menemukan bercak berwarna cokelat, merah muda, atau kekuningan yang akan segera hilang beberapa hari ke depan.

Penting untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi perdarahan  Anda, termasuk gumpalan darah yang keluar setiap harinya setelah melahirkan.

Jika darah nifas yang menggumpal tidak juga berkurang, segera hubungi dokter.

Selain itu, ibu juga perlu segera ke rumah sakit jika proses pembekuan darah setelah melahirkan disertai gejala berikut.

  • Nyeri, kemerahan, bengkak, dan hangat pada tungkai kaki. Bisa jadi gejala deep vein thrombosis (DVT).
  • Sesak napas.
  • Sakit dada.
  • Pusing atau pingsan.
  • Kulit terasa dingin.
  • Denyut jantung lebih cepat dari biasanya.

Tahukah Anda?

Deep vein thrombosis memang bisa dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, ibu hamil atau ibu yang baru saja melahirkan memiliki risiko yang lebih tinggi.
Kondisi ini akan membuat gumpalan darah naik ke paru-paru sehingga mengakibatkan ibu sulit bernapas.

Faktor risiko pembekuan darah setelah melahirkan

Beberapa wanita memiliki risiko lebih besar mengalami pembekuan darah setelah melahirkan karena faktor berikut.

  • Pernah mengalami pembekuan darah sebelumnya.
  • Riwayat pembekuan darah dalam keluarga.
  • Obesitas.
  • Melahirkan secara caesar.
  • Hamil di atas 35 tahun.
  • Jarang melakukan aktivitas fisik selama kehamilan.
  • Terlalu lama duduk dalam posisi yang sama.
  • Hamil kembar.
  • Kondisi medis seperti autoimun, kanker, atau diabetes.

Cara mengeluarkan gumpalan darah setelah melahirkan

Pada dasarnya, gumpalan darah akan keluar dengan sendirinya setelah melahirkan. Namun, ibu bisa mencoba cara berikut untuk melancarkan prosesnya.

  • Aktif bergerak. Seperti saat melakukan aktivitas fisik selama trimester 3, Anda bisa melancarkan keluarnya darah dengan cara ini. Dengan begitu, Anda bisa mengurangi risiko DVT dan penyumbatan pada paru-paru.
  • Menyusui. Saat menyusui, tubuh akan melepaskan hormon oksitosin. Hormon tersebut akan membuat rahim berkontraksi sehingga gumpalan darah bisa keluar lebih cepat tetapi dengan jumlah yang sama.
  • Menjaga berat badan. Obesitas dapat meningkatkan risiko pembekuan darah setelah melahirkan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga berat badan supaya gumpalan darah mudah keluar setelah Anda melahirkan.

Beberapa wanita memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami pembekuan darah usai persalinan dan komplikasinya.

Cara terbaik untuk memastikan seberapa besar risiko Anda adalah dengan rutin periksa ke dokter kandungan, terutama sebelum melahirkan.

Begitu pun jika Anda mengalami tanda-tanda pembekuan darah yang tidak wajar setelah persalinan, segera hubungi dokter kandungan atau rumah sakit terdekat.

Dokter mungkin akan memberikan Anda obat pengencer darah seperti warfarin atau heparin selama enam minggu setelah melahirkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 19/06/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan