backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

13

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Proses Kehamilan: dari Hubungan Intim hingga Jadi Janin

Ditinjau secara medis oleh dr. Amanda Rumondang Sp.OG · Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 17/04/2023

Proses Kehamilan: dari Hubungan Intim hingga Jadi Janin

Anda tentu tahu bahwa proses kehamilan bermula ketika sel sperma dari pria bertemu dengan sel telur dari wanita. Proses inilah yang dinamakan sebagai pembuahan atau konsepsi.

Lalu, bagaimana cara sel sperma dan sel telur bertemu? Ini bukanlah proses yang sederhana, dan bahkan membutuhkan waktu yang lama. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Produksi sel telur dan sperma

proses kehamilan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, agar terjadi proses pembuahan, dua unsur penting yang harus ada adalah sel telur dan sperma.

Setiap bulan, wanita akan melepaskan satu sel telur yang sudah matang dari salah satu ovarium. Proses yang dinamakan ovulasi ini menandakan datangnya masa subur wanita.

Setelah dilepaskan, sel telur akan melewati tuba falopi yang memiliki panjang sekitar 10 cm menuju rahim. Sel telur ini rata-rata dapat bertahan hidup sampai 24 jam sejak dilepaskan.

Berbeda dengan wanita yang melepaskan satu sel telur setiap bulan, pria dapat terus menghasilkan sperma.

Bahkan, dapat dikatakan, tubuh pria secara teratur memproduksi sperma sepanjang hidupnya.

Diperlukan waktu sekitar 2–3 bulan bagi tubuh pria untuk membentuk sel sperma baru. Proses ini disebut sebagai spermatogenesis.

Pada pria yang sehat, ada sekitar 20 hingga 300 juta sel sperma dalam 1 ml air mani. Namun, hanya dibutuhkan satu sel sperma agar terjadi proses pembuahan.

Bagaimana terjadinya proses kehamilan?

proses kehamilan

Setiap pasangan mempunyai pengalaman masing-masing dalam proses terjadinya kehamilan, baik pada kehamilan secara alami atau yang menjalani perencanaan kehamilan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, inti dari proses pembuahan adalah ketika sel sperma masuk ke dalam rahim, berhasil melalui tuba falopi, lalu bertemu dengan sel telur di dalam rahim.

Tuba falopi (oviduk) adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Jika tidak ada sperma yang membuahi sel telur, sel telur akan hancur dan terjadilah menstruasi.

Berikut merupakan proses pembuahan hingga terjadinya kehamilan.

1. Ejakulasi pada pria

Saat berhubungan seksual dengan pasangan, pria akan mencapai orgasme dan menghasilkan ejakulasi.

Ejakulasi yang dihasilkan ini akan mendorong cairan semen atau air mani yang mengandung sperma masuk ke dalam vagina menuju leher rahim.

Perlu diketahui bahwa diperlukan minimal 15 juta sperma per ml (mililiter) saat ejakulasi agar proses kehamilan bisa terjadi.

Setelah ejakulasi, air mani yang sehat akan menyediakan energi bagi sel sperma selama perjalanan menuju sel telur.

Kekuatan ejakulasi memberikan dorongan kepada sperma rata-rata 10 ml per jam untuk mencapai sel telur.

Sebaliknya, ketika penis dalam keadaan kering alias tidak ada cairan apa pun yang keluar, kecil atau hampir tidak ada kemungkinan wanita bisa hamil.

Sementara apabila Anda tidak sampai ejakulasi tapi penis masih basah karena cairan praejakulasi, tetap ada peluang hamil.

2. Perjalanan menuju sel telur

Meskipun pria membutuhkan orgasme untuk melepaskan sperma, wanita tidak memerlukan orgasme agar terjadi konsepsi.

Setelah sperma masuk ke dalam tubuh wanita, perjalanan sperma mencari sel telur untuk dibuahi baru akan dimulai.

Ini merupakan perjalanan yang panjang bagi sperma dan tidak mudah untuk dilewati.

Terdapat berbagai tantangan untuk mencapai keberhasilan membuahi sel telur sehingga terjadi proses kehamilan.

Tantangan pertama, yaitu lingkungan asam pada vagina yang membuat sperma tidak mampu hidup lama di dalam vagina dan akhirnya mati.

Tantangan kedua, yaitu lendir serviks. Hanya sperma dengan kemampuan berenang paling kuat yang dapat menembus lendir serviks ini.

3. Kemampuan sperma menuju sel telur

sel telur

Setelah berhasil melewati lendir serviks, sperma kemudian harus berenang sekitar 18 cm dari serviks menuju rahim. Kemudian, sperma menuju tuba falopi untuk mencapai sel telur.

Pada tahap ini, sperma bisa terjebak ke tuba falopi yang salah atau bahkan bisa mati di tengah pencariannya.

Rata-rata sperma mampu berjalan sepanjang 2,5 cm setiap 15 menit. Sperma yang mampu berenang sangat cepat mungkin mampu bertemu dengan sel telur dalam waktu 45 menit.

Namun, jika pergerakannya lambat, sperma butuh waktu hingga 12 jam untuk mencapai sel telur.

Perjalanan sperma belum selesai walaupun sudah bertemu dengan sel telur. Satu telur mungkin bisa didekati oleh ratusan sperma.

Akan tetapi, hanya sperma terkuat yang dapat menembus dinding luar sel telur.

4. Sperma berhasil bertemu sel telur

Ketika ada satu sperma yang berhasil masuk ke dalam inti sel telur, sel telur akan membentuk pertahanan diri sehingga mencegah sperma lainnya masuk. Inilah proses pembuahan atau konsepsi.

Jika sperma tidak mampu bertemu dengan sel telur, sperma mampu bertahan dalam tubuh wanita sampai tujuh hari.

Ketika wanita melepaskan sel telur pada masa ini, kesempatan untuk bisa hamil masih terbuka lebar.

Jadi, perhatikan cara menghitung masa subur sehingga Anda bisa menyesuaikannya dengan melakukan hubungan intim pada periode tersebut.

5. Sperma dan sel telur membentuk zigot

Apabila sperma sudah berhasil bertemu dengan sel telur, pada tahap inilah proses pembuahan berlanjut menjadi kehamilan.

Sel-sel baru dengan jumlah sekitar 100 sel akan membentuk bundelan yang disebut blastokista.

Blastokista kemudian bergerak menuju rahim. Prosesnya bisa memakan waktu sampai tiga hari atau lebih.

Di dalam rahim, blastokista akan menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi embrio dan plasenta.

Embrio merupakan bakal janin yang ada di dalam rahim. Semua ini membutuhkan waktu sampai beberapa minggu sampai proses kehamilan berhasil.

Setelah itu, janin akan terus berkembang dan semakin besar. Jenis kelamin bayi Anda juga sudah bisa ditentukan sejak dalam kandungan.

Jika sperma yang berhasil membuahi sel telur membawa kromoson Y, bayi Anda akan berjenis kelamin laki-laki.

Sementara jika sperma membawa kromoson X, bayi Anda akan berjenis kelamin perempuan.

Perlukah melakukan tes kehamilan?

Apabila Anda mengalami gejala tertentu yang berhubungan dengan kehamilan, ada kemungkinan proses kehamilan telah berhasil.

Tanda pertama yang paling mudah dikenali adalah ketika Anda tidak mengalami menstruasi ketika sudah waktunya.

Anda bisa mengonfirmasinya melalui tes kehamilan menggunakan test pack. Tes sebaiknya juga dilakukan bila Anda telat menstruasi selama satu minggu setelah berhubungan intim.

Apabila ingin mendapatkan jawaban yang lebih pasti, sebaiknya segera temui dokter kandungan Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Amanda Rumondang Sp.OG

Kebidanan dan Kandungan · Brawijaya Hospital Duren Tiga


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 17/04/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan