backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

10 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Pakai Kontrasepsi

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 10/06/2021

    10 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan Saat Pakai Kontrasepsi

    Pasangan yang belum siap memiliki anak atau tak mau memiliki anak lagi perlu menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Ada banyak jenis kontrasepsi yang bisa Anda pilih. Semua metode pencegah kehamilan ini akan memberikan hasil yang efektif kalau dilakukan dengan benar. Maka, hindari sejumlah kesalahan ini agar usaha Anda tidak sia-sia.

    Daftar kesalahan yang umum dilakukan saat menggunakan alat kontrasepsi

    1. Menganggap semua alat kontrasepsi sama saja

    Satu kesalahan yang paling umum dilakukan adalah memukul rata efektivitas semua alat KB yang ada, dan terlalu berharap lebih pada kemanjuran alat kontrasepsi yang dipilih. Padahal, beda alat kontrasepsi yang Anda pakai, beda pula keampuhannya untuk mencegah kehamilan.

    Misalnya begini: Bila digunakan secara konsisten dan benar, kemanjuran kondom untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 98 persen. Sementara itu, apabila pil KB diminum rutin dan tepat waktu, efektivitasnya dilaporkan mencapai 99 persen. KB spiral tembaga bisa mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya. Sementara vasektomi dan tubektomi termasuk KB steril yang efeknya permanen dan sulit dibalikkan.

    Di sisi lain, kontrasepsi alami seperti ejakulasi di luar (27 kehamilan dari 100 pasangan setiap tahun) dan sistem kalender (25 kehamilan dari 100 pasangan setiap tahun) termasuk metode yang kurang efektif namun paling favorit digunakan.

    2. Tidak pakai kondom karena sudah pakai KB lain, atau sebaliknya

    Sebetulnya, keputusan untuk pakai kondom kalau sudah minum pil KB (atau sebaliknya) ada di tangan Anda. Yang perlu dicatat di sini adalah, kelalaian minum pil KB atau cara pakai kondom yang salah adalah hal yang lumrah terjadi. Inilah yang bisa menurunkan efektivitas keduanya untuk mencegah kehamilan.

    Jika Anda benar-benar ingin jaminan mencegah kehamilan, tidak ada salahnya untuk menggunakan keduanya sekaligus. Tetaplah rutin minum pil KB, mendapatkan suntik KB, atau pakai koyo di keseharian Anda sembari memakai kondom saat berhubungan seks.

    Terlebih, kondom merupakan satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa membantu mencegah penyakit menular seksual (IMS).

    3. Lupa minum pil KB

    Jika digunakan secara sempurna sesuai aturan pakai dan diminum teratur di waktu yang sama tanpa pernah terlewat sekalipun, efektivitas pil KB bisa mencapai 99 persen. Salah cara pakai, terlambat, atau bahkan lupa minum dosisnya bisa menurunkan efektivitas obat hingga 92 persen.

    Segera minum dosis yang tertinggal begitu ingat. Bahkan jika ini berarti Anda minum dua pil dalam satu hari, asalkan tidak lebih dari 12 jam di hari yang sama. Seterusnya, lanjutkan minum dosis seperti biasa. Anda perlu menggunakan kondom ketika berhubungan seks jika sudah ketinggalan dosis pil lebih dari 2 hari.

    4. Tidak menempelkan koyo KB dengan benar

    Cara kerja koyo KB mirip dengan pil KB, yaitu dengan melepaskan estrogen untuk mencegah tubuh memproduksi sel telur. Koyo KB ini harus ditempelkan dengan benar, misalnya di lengan atas, perut, atau bokong.

    Penempatan koyo KB yang tidak benar, misalnya saat kulit lembap atau bahkan basah, dapat menurunkan tingkat efektivitasnya. Maka dari itu, tempatkan koyo KB pada kulit yang bersih dan kering. Lepaskan pada minggu keempat setelah pemasangan, untuk diganti dengan yang baru.

    alat kontrasepsi efektif

    5. Menjalani pengobatan lain yang bisa memengaruhi efektivitas alat kontrasepsi

    Jika Anda sedang menjalani pengobatan tertentu, pastikan dokter yang menangani Anda tahu bahwa Anda sedang pakai KB.  Beberapa jenis obat dapat mengubah cara kerja hormon dari pil KB atau koyo sehingga meningkatkan risiko Anda terhadap kehamilan dan efek samping lainnya. Misalnya saja:

  • Antibiotik tertentu, seperti rifampin.
  • Obat herbal tertentu.
  • Obat antiepilepsi tertentu seperti carbamazepine.
  • Terapi ARV yang khusus digunakan untuk mengobati HIV, seperti ritonavir.
  • Dokter mungkin dapat mengubah jenis obatnya untuk meminimalisir risiko efek sampingnya.

    6. Sembarangan menggunakan lubrikan atau pelumas

    Menggunakan pelumas dapat membantu menambah kenikmatan saat bercinta. Meski begitu, perhatikan jenis pelumas seks yang Anda pakai. Jika Anda menggunakan pelumas yang berbahan dasar minyak saat sedang pakai kondom lateks, ini akan merisikokan kondom sobek sehingga peluang kehamilan pun meningkat. Oleh karena itu, pilihlah pelumas yang berbahan dasar air atau silikon yang lebih aman untuk semua jenis kondom.

    7. Tidak mempersiapkan kontrasepsi darurat

    Tidak ada alat kontrasepsi yang efektif 100 persen mencegah kehamilan. Belum lagi ditambah dengan kekeliruan cara pakai atau pemakaian yang terlambat sehingga risiko kehamilan pun makin meningkat.

    Untuk mengantisipasi kondom sobek atau lupa minum pil KB, Anda bisa berjaga-jaga dengan menyiapkan KB darurat alias morning-after pill. Pil KB darurat adalah kontrasepsi oral nonresep yang mudah didapat. 

    Anda perlu meminumnya sesegera mungkin setelah berhubungan seks tanpa kondom. Jika Anda mengonsumsi pil dalam waktu 1 x 72 jam setelahnya, pil KB darurat dapat mengurangi risiko kehamilan hingga 89 persen. Jika Anda meminum kontrasepsi darurat dalam waktu 24 jam setelah berhubungan seks, efektivitasnya melonjak hingga 95%. Namun seperti namanya, pil KB darurat bukanlah bentuk pencegahan kehamilan yang utama.

    8. Merokok saat masih minum pil KB

    Merokok saat rutin minum pil KB dapat melipatgandakan risiko kehamilan, khususnya bagi wanita yang berusia 35 tahun ke atas. Selain itu, ada juga efek samping lainnya dari kebiasaan buruk ini, yaitu meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, pembekuan darah, dan penyakit serius lainnya.

    Maka, sebaiknya Anda menghentikan kebiasaan merokok bila Anda memilih untuk minum pil KB. Bila Anda tidak bisa berhenti merokok, baiknya Anda memilih alat kontrasepsi lainnya.

    9. Berhenti pakai alat kontrasepsi karena tidak tahan efek samping

    Selain kondom, beberapa alat kontrasepsi memang dapat menyebabkan efek samping yang bikin tidak nyaman. Misalnya saja pil KB yang dapat membuat pusing, mual, hingga menstruasi yang keluar banyak. Efek samping koyo KB dapat menyebabkan iritasi kulit. Spiral IUD dapat menyebabkan kram perut dan meningkatkan risiko penyakit radang panggul.

    Meski begitu, Anda tidak bisa sembarangan berhenti menggunakan alat kontrasepsi hanya karena tidak siap dengan efek sampingnya. Justru ini akan meningkatkan risiko Anda tidak hanya terhadap kehamilan, namun juga efek samping lainnya. Ada baiknya Anda diskusikan dulu mengenai pilihan metode KB dengan dokter agar Anda lebih siap dengan efek samping yang mungkin timbul.

    10. Tidak berkonsultasi dengan dokter tentang alat kontrasepsi permanen

    Bila Anda khawatir membuat kesalahan dengan alat kontrasepsi, baiknya Anda mempertimbangkan apakah Anda siap untuk beralih ke alat kontrasepsi yang lain. Misalnya, bila Anda sudah sangat yakin tidak ingin menambah momongan, pilihlah metode kontrasepsi permanen seperti ligasi tuba atau tubektomi untuk perempuan atau vasektomi untuk pria. Setelah tiga bulan pasca operasi, Anda tidak akan khawatir lagi untuk berhubungan seks maupun terhadap efek samping yang ditimbulkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 10/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan