backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenapa Beberapa Perempuan Tak Mau Punya Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/11/2020

    Kenapa Beberapa Perempuan Tak Mau Punya Anak

    Membangun keluarga adalah impian setiap orang. Setelah menikah, memiliki anak seakan menjadi suatu keharusan. Ada pasangan yang setelah menikah, siap segera memiliki anak, ada pula yang masih ingin menunda memiliki anak, karena berbagai alasan. Sebagai seorang perempuan, memiliki anak adalah sebuah anugerah, lengkap sudah rasanya jika sudah menjadi seorang ibu. Namun menjadi seorang ibu bukan hal mudah, atau bukan hal yang bisa dilakukan dengan asal-asalan. Itu juga yang menjadi salah satu perempuan melakukan program memiliki anak, agar mental untuk menjadi orang tua siap. Ada pula perempuan yang harus menunggu untuk memiliki anak. Namun, tak jarang juga perempuan yang memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

    Apa yang menjadi alasan mereka?

    Mengapa tak mau punya anak?

    Ada banyak alasan mengapa pasangan suami istri belum mau memiliki anak:

    Masih menikmati waktu berdua

    Biasanya beberapa pasangan yang baru menikah masih ingin menikmati waktu berdua. Hal ini bisa juga disebabkan oleh rutinitas yang sama-sama padat, sehingga waktu untuk berdua pun masih ingin dirasakan lebih lama. Bukan hal yang buruk, untuk menyeimbangkan peran di keluarga, saling mengenal satu sama lain adalah hal yang penting untuk dilakukan. Tak sedikit perempuan yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja, namun tak sedikit pula yang memutuskan untuk tetap bekerja. Menyeimbangkan peran baru setelah menikah adalah amat penting untuk perempuan. Maka dengan memiliki waktu berdua dengan pasangan, membuat perempuan menjadi lebih matang dalam mencapai visi misi berkeluarga.

    Kestabilan finansial

    Pasangan yang memilih untuk belum mau miliki anak bisa didasari faktor ekonomi. Mereka ingin membangun rumah tangga yang stabil dari segi finansial terlebih dahulu. Ini bisa menjadi keuntungan bagi perempuan bagi perempuan yang ingin mencapai karirnya terlebih dahulu. Memiliki anak berarti fokus seorang perempuan pun bertambah. Belum memiliki anak, perempuan dapat fokus pada impiannya dan membuat finansial keluarga stabil.

    Secara emosi tidak siap

    Menjadi ibu rumah tangga atau pekerja sama-sama memiliki tingkat stress tertentu. Berdasarkan data NICHD Study of Early Child Care and Youth Development (SECCYD), menjadi orangtua berarti kita harus memfokuskan pada aspek kesehatan mental, menangani konflik antara pekerjaan dan keluarga, terlibat dalam perkembangan anak di sekolah, dan sensitivitas lain mengenai parenting. Jika tingkat emosi seseorang belum siap, ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan keluarga dan kognitif anak. Maka memilih untuk tidak memiliki anak mungkin adalah hal yang masuk akal.

    Ingin memaksimalkan kehidupan sosial

    Keintiman dan keharmonisan rumah tangga yang diiringi kehidupan sosial yang memuaskan, akan membuat kehidupan menjadi lebih bahagia. Setelah menikah, biasanya akan ada perubahan dalam kehidupan sosial. Memiliki tanggung jawab baru seperti punya anak bukanlah hal mudah, karena ini menimbulkan adanya batasan pada kehidupan sosial, seperti tidak bisa terlalu sering lagi berkumpul bersama teman.

    Khawatir tak bisa jadi ibu yang baik

    Anak-anak sekarang hidup di zaman kompetitif. Mereka diajarkan untuk selalu terdepan dan memiliki inovasi. Anggapan tentang ‘ibu yang baik’ bermunculan, ketika anak meraih prestasi. Orang-orang akan memuji orang uanya dalam hal mendidik. Begitu juga ketika anaknya nakal, maka orang-orang akan menyalahkan orang tuanya. Ketika memilih untuk tidak memiliki anak, maka perempuan tidak perlu takut dengan anggapan itu.

    Apakah memiliki anak menakutkan?

    Melihat sisi positif tidak memiliki anak memang membuat perempuan berpikir dua kali untuk memiliki anak. Namun, benarkah memiliki anak itu berarti memiliki tanggung jawab yang menakutkan?

    Memiliki kehidupan baru

    Memiliki anak adalah suatu perjalanan baru sebagai perempuan. Ada kehidupan baru dan berbeda dari sebelumnya. Perjalanan tersebut sayang jika dilewatkan, karena sebagai orangtua, kita akan masuk ke dalam dunia imajinasi anak-anak, melihat perkembangannya. Saat sebagai masih muda, kita masih memiliki tenaga untuk membagi fokus pada anak. Maka tanggung jawab baru tidak seburuk itu.

    Terlibat pada setiap perkembangan

    Memang terkadang perempuan dihantui dengan kegagalan sebagai ibu untuk mendidik anak lebih baik. Padahal mendidik anak adalah tugas dua belah pihak. Terlibat dalam perkembangan anak dari kecil hingga dewasa bisa menjadi hal yang menakjubkan. Seperti kita menanam bunga, lalu melihat perkembangannya hingga bunga itu tumbuh mekar. Pasti akan terasa menyenangkan.

    Masa depan yang tak terduga

    Rasanya memang membuat cemas ketika rencana menjadi tak terduga. Memiliki anak akan membawa ke arah yang tak terduga. Sebagai perempuan, kita tidak tahu apa yang akan kita dapatkan ketika membesarkan anak.

    Stigma masyarakat

    Ada stigma masyarakat yang menuntut perempuan harus memiliki keturunan. Memang tak masalah mematahkan stigma tersebut. Tetapi akan menjadi tekanan ketika teman-teman yang dekat dengan telah memiliki anak, atau kerabat terdekat memiliki anak-anak yang lucu. Hal tersebut akan menambah beban mental perempuan.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 09/11/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan