backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Kenapa Perempuan Perlu Vaksin TORCH Sebelum Menikah dan Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/06/2021

    Kenapa Perempuan Perlu Vaksin TORCH Sebelum Menikah dan Hamil

    Ada banyak persiapan yang mesti seorang perempuan rampungkan sebelum menikah dan merencanakan kehamilan. Salah satunya adalah pemenuhan vaksin TORCH. Vaksin TORCH adalah “senjata’ bagi perempuan untuk memerangi empat jenis virus yang dapat membahayakan kesehatan tubuh mereka saat hamil, juga keselamatan janinnya.

    Penyakit apa saja yang termasuk TORCH?

    vaksin adalah

    TORCH adalah singkatan dari toksoplasmosis, rubella (campak Jerman), cytomegalovirus, dan herpes. Masing-masing penyakit ini dapat membahayakan keselamatan ibu hamil dan janin dalam kandungan. Virus dapat mengalir dalam darah Anda dan masuk ke bayi sehingga ia juga bisa terkena infeksi yang sama.

    Terlebih, janin dalam kandungan juga masih dalam tahap perkembangan sehingga sistem kekebalan tubuhnya kemungkinan besar tidak akan mampu melawan infeksi virus. Jika infeksi virus menyerang janin dalam kandungan, organ-organ tubuhnya mungkin tidak berkembang dengan normal.

    Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

    1. Toksoplasmosis

    Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Penyakit ini umumnya tidak berbahaya, tapi akan sangat berbahaya apabila menyerang ibu hamil.

    Penyakit ini dapat ditularkan saat kita memakan daging dari hewan yang terinfeksi yang belum dimasak (terutama domba dan babi) atau melalui kontak dengan kotoran kucing atau kandang kucingnya jika kucing terinfeksi.

    Infeksi toksoplasma dapat ditularkan saat Anda makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang sudah terinfeksi (terutama domba dan babi), atau lewat kontak dengan kotoran kucing jika hewan peliharaan Anda terinfeksi.

    Apabila ibu hamil terinfeksi pada usia awal kehamilan, ada risiko besar untuk mengalami keguguran, lahir mati (stillbirth), atau melahirkan bayi yang cacat.

    Penyakit ini juga dapat menular dari ibu ke bayi dalam kandungan selama masa kehamilan. Parasit penyebab toksoplasma dapat menginfeksi plasenta sehingga menyebabkan bayi terlahir mengalami kerusakan otak.

    2. Rubella

    Rubella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Infeksi ini juga akrab disebut dengan campak Jerman. Virus ini ditularkan dari satu orang ke yang lain lewat kontak dengan cairan dari hidung dan tenggorokan penderita rubella.

    Campak Jerman sangat berbahaya bagi ibu hamil. Jika wanita hamil terinfeksi rubella terutama dalam 4 bulan pertama usia kehamilan, bayi berisiko mengalami lahir cacat atau bahkan lahir mati.

    Virus ini menyebabkan bayi terlahir mengalami katarak, tuli, kelainan organ vital (jantung, hati, paru-paru) serta keterlambatan tumbuh kembang. Sindrom rubella bawaan pada janin dalam bahasa medis disebut sebagai Congenital Rubella Syndrome (CRS).

    Namun demikian, risiko ini akan tergantung dari berapa lama Anda terinfeksi virus. Risiko paling tinggi terjadi selama tahap awal atau dalam 12 minggu usia bayi di dalam kandungan.

    3. Cytomegalovirus

    Ibu hamil yang terinfeksi cytomegalovirus jarang memunculkan gejala di awal-awal. Namun jika sistem imunnya lemah kemungkinan akan muncul gejala-gejala seperti demam, kelenjar getah bening bengkak, kelelahan, nyeri otot dan sendi, serta kehilangan nafsu makan.

    Cytomegalovirus dapat berbahaya bagi bayi apabila virus ini menyerang sang ibu untuk pertama kali. Sekitar sepertiga dari ibu hamil yang pertama kali terinfeksi virus ini akan menularkan penyakit ini pada bayi dalam kandungan.

    Bayi yang terinfeksi virus ini selama masa kandungan dapat lahir mati bila infeksi terjadi pada masa awal kehamilan. Gangguan lainnya yang bisa dialami bayi dengan sitomegalovirus bawaan adalah kelainan sistem saraf pusat, keterbatasan pertumbuhan, ukuran kepala lebih kecil, limpa dan hati membesar, dan penyakit kuning.

    Masalah kesehatan jangka panjang juga bisa muncul pada bayi yang terinfeksi, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, cacat intelektual, dan gangguan saraf lainnya.

    4. Herpes

    Herpes merupakan salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus. Ada dua jenis virus yang dapat menyebabkan herpes, yaitu virus herpes simplex tipe 1 dan virus herpes simplex tipe 2.

    Ibu hamil yang terkena herpes bisa menularkan ke bayi lewat persalinan normal, karena bayi melalui dinding vagina yang sudah terpapar virus herpes. Risiko penularan pada bayi lebih besar saat ibu hamil terinfeksi virus herpes pada trimester ketiga kehamilan. Pasalnya, semakin mendekati waktu kelahiran, semakin terlambat bagi ibu untuk memproduksi antibodi yang dapat melindungi bayinya dari virus.

    Dokter Anda mungkin akan menganjurkan persalinan lewat operasi caesar jika memang ibu hamil terinfeksi virus herpes di akhir kehamilan. Dengan demikian, bayi tidak terpapar dengan virus herpes yang ada di sekitar vagina Anda.

    Jika Anda terinfeksi virus herpes pada trimester pertama kehamilan, risiko yang bisa terjadi adalah keguguran atau cacat lahir. Meski demikian, ada kemungkinan lain bahwa bayi terlindungi dari herpes karena sistem imun (kekebalan tubuh) ibu yang memproduksi antibodi khusus untuk melawan virus herpes.

    Kapan harus melakukan vaksin TORCH?

    Vaksin TORCH adalah satu jenis vaksin yang bisa membantu wanita terhindar dari keempat infeksi di atas. Namun, jadwal mendapatkan vaksin ini tidak boleh sesuka hati. Ada beberapa vaksin yang tidak boleh didapat saat Anda sudah hamil, dan TORCH adalah salah satunya.

    Vaksinasi dilakukan dengan cara memasukkan virus hidup atau virus mati yang sudah dijinakkan. Ditakutkan, memasukkan virus jinak yang masih hidup juga akan tetap memengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan meski tujuan awalnya adalah untuk pencegahan penyakit.

    Maka dari itu, vaksin ini sebaiknya didapatkan sebelum menikah atau beberapa bulan sebelum memulai progam hamil. Setelah mendapatkan vaksin Anda juga harus menunda dulu rencana kehamilan selama 2 bulan agar vaksin bekerja maksimal dalam tubuh dan nantinya tidak sampai membahayakan kehamilan Anda.

    Bagaimana cara mencegah infeksi ini saat hamil?

    Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk cegah infeksi virus TORCH pada ibu hamil. Berikut hal yang bisa dilakukan:

  • Hindari dulu makan daging mentah dan  kurang matang saat hamil.
  • Pastikan ibu hamil makan makanan yang bersih dan sehat.
  • Wajib cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, terutama setelah berkebun atau menyentuh tanah.
  • Hindari kontak dengan kotoran kucing atau anjing secara langsung.
  • Jangan berbagi barang-barang pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi dengan orang lain selama hamil.
  • Hindari melakukan tato atau menindik tubuh saat hamil.
  • Hindari dulu makan cokelat, kacang tanah, selai kacang, dan stres yang bisa menyebabkan herpes genital ibu hamil kambuh.
  • Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 08/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan