backup og meta
Kategori

7

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Perut Ibu Hamil Sering Tertekan, Apa Efeknya pada Janin?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Perut Ibu Hamil Sering Tertekan, Apa Efeknya pada Janin?

Kehamilan memang membuat wanita lebih waswas terhadap berbagai hal, termasuk saat perutnya tertekan. Lantas, apakah perut yang sering tertekan saat hamil memiliki efek buruk bagi janin?

Efek perut ibu hamil sering tertekan

Aktivitas sehari-hari, seperti memilih posisi tidur, menggendong anak, hingga bersih-bersih rumah, memang membuat perut ibu hamil sering tertekan.

Laman UT Southwestern Medical Center menyebutkan bahwa selama tidak terlalu keras, tekanan pada perut saat hamil tidak akan menimbulkan bahaya bagi janin.

Pasalnya, selain dilindungi oleh rahim yang tersusun atas otot yang cukup kuat, janin juga terlindungi oleh cairan ketuban.

Salah satu fungsi utama cairan ketuban bagi janin adalah melindunginya dari guncangan, benturan, atau tekanan dari luar.

Namun, Anda harus waspada jika tekanan di perut terlalu keras hingga menimbulkan cedera. Selain karena beberapa aktivitas, risiko cedera perut memang meningkat pada trimester dua dan tiga kehamilan.

Perubahan tubuh ibu hamil yang belum terlalu signifikan pada trimester pertama membuat rahim masih mendapatkan perlindungan penuh dari tulang panggul.

Sementara itu, seiring dengan membesarnya ukuran janin, perlindungan dari tulang panggul akan berkurang. Alhasil, risiko cedera rahim ikut meningkat.

Aktivitas yang berisiko membuat perut ibu hamil tertekan

Seperti yang disebutkan di atas, sebagian besar tekanan pada perut ibu hamil yang terjadi akibat aktivitas sehari-hari memang tidak berbahaya.

Namun, bukan berarti Anda bisa mengabaikan setiap tekanan pada perut. Pasalnya, tekanan yang terjadi karena beberapa hal berikut dinilai berisiko menimbulkan bahaya bagi janin.

1. Angkat beban berat

Ibu hamil harus mulai mengurangi kebiasaan mengangkat beban berat saat usia kandungannya memasuki 21 minggu.

Jika durasinya cukup singkat, ibu hamil diperbolehkan mengangkat beban hingga 14 kg saat usia kehamilan di bawah 21 minggu dan menguranginya menjadi 10 kg saat usia kehamilan di atas 21 minggu.

Sementara itu, jika durasi angkat beban mencapai lebih dari satu jam, ibu hamil harus menurunkan batas maksimal menjadi 8 kg pada usia kehamilan kurang dari 21 minggu dan 6 kg saat usia kehamilan di atas 21 minggu.

Tekanan yang berulang saat mengangkat beban bisa meningkatkan cedera otot pada ibu hamil, kelahiran prematur, hingga keguguran.

2. Kecelakaan atau cedera

Tekanan yang disebabkan oleh kecelakaan atau jatuh dari suatu tempat berisiko tinggi menyebabkan trauma pada perut ibu hamil.

Jika Anda mengalaminya, segera periksakan diri ke dokter meski Anda tidak merasakan gejala tertentu.

Kecelakaan, terutama jika benturan terjadi pada perut bagian depan tubuh, berisiko menyebabkan solusio plasenta, perdarahan fetomaternal, hingga kematian pada janin.

Oleh karena itu, lebih berhati-hatilah dalam berkendara saat sedang hamil. Bila perlu, mintalah bantuan pada orang lain untuk mengurangi risiko perut terbentur setir atau bagian depan kendaraan.

Kapan harus ke dokter jika perut ibu hamil tertekan?

Sebagian besar tekanan yang terjadi akibat aktivitas sehari-hari memang tidak membutuhkan perawatan khusus.

Namun, jika tekanan cukup keras atau ibu hamil mengalami beberapa efek berikut setelah perut tertekan, jangan menunda untuk pergi ke dokter.

  • Perdarahan saat hamil atau keluarnya darah dari vagina.
  • Keluar cairan dari vagina.
  • Nyeri pada rahim dan sekitarnya.
  • Gerakan janin berkurang atau bahkan tidak ada.
  • Kontraksi muncul tiba-tiba.

Dokter akan memeriksa kondisi janin dengan USG. Selama proses pemeriksaan, jangan ragu untuk membicarakan segala kekhawatiran Anda.

Jika perut yang sering tertekan memberikan efek buruk bagi ibu hamil dan janin, ikutilah petunjuk perawatan dari dokter untuk mencegah komplikasi kehamilan.

Kehamilan memang merupakan proses yang harus dilewati dengan penuh kehati-hatian. Namun, kebahagiaan yang ditawarkan pun tak terkirakan.

Panik merupakan respons yang wajar oleh ibu hamil saat perutnya tertekan sesuatu. Meski kondisi ini biasanya tidak membahayakan, tidak ada salahnya jika ibu hamil tetap melakukan pemeriksaan untuk menghilangkan kepanikan.

Kesimpulan

  • Jika disebabkan oleh aktivitas sehari-hari dan tidak terlalu keras, seperti menggendong anak atau bersih-bersih rumah, tekanan pada perut ibu hamil tidak akan membahayakan janin.
  • Angkat beban berat dan kecelakaan merupakan dua kondisi yang berisiko menimbulkan tekanan perut yang membahayakan ibu hamil.
  • Anda perlu segera ke rumah sakit jika tekanan pada perut disertai dengan perdarahan vagina, kontraksi, hingga gerakan janin yang berkurang.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan