backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Berbagai Penyebab Ketuban Pecah Lebih Awal

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    Berbagai Penyebab Ketuban Pecah Lebih Awal

    Salah satu tanda persalinan yang paling khas adalah pecahnya air ketuban. Ketika air ketuban pecah, basanya ini menandakan bahwa Anda siap untuk melahirkan dalam waktu dekat. Namun, kadang air ketuban pecah lebih awal, bahkan jauh sebelum waktunya Anda memasuki persalinan.

    Ketika ketuban pecah sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan persalinan tidak dimulai dalam waktu satu jam setelahnya, kondisi ini dikenal sebagai ketuban pecah dini (KPD). Sekitar seperempat dari semua kelahiran prematur disebabkan oleh air ketuban pecah dini karena begitu kantung istirahat ketuban Anda pecah, langkah perawatan terbaik adalah induksi persalinan secepat mungkin bila aman dan memungkinkan.

    Kantung ketuban berfungsi sebagai pelindung agar organisme menular tidak bisa mencapai Anda dan bayi, sehingga hilangnya perlindungan dari ketuban akan memicu peningkatan risiko infeksi. Risiko akan terus meningkat jika air ketuban Anda pecah semakin menjauhi waktu persalinan. Dengan demikian, semakin awal air ketuban Anda pecah, akan lebih banyak pula risiko dan komplikasi yang terlibat.

    Apa yang membuat ibu hamil rentan mengalami ketuban pecah lebih awal?

    Ketuban pecah lebih awal termasuk komplikasi kehamilan yang cukup langka, hanya memengaruhi 2-3 persen kehamilan. Tetapi, kondisi ini terkait dengan hampir 40 persen kelahiran bayi prematur dan dapat mengakibatkan peningkatan risiko gangguan kesehatan dan/atau kematian pada bayi baru lahir — termasuk perdarahan otak, kelainan bentuk tulang, gangguan saraf, dan sindrom distres pernapasan (RDS). Tiga penyebab kematian neonatal utama terkait ketuban pecah dini adalah prematuritas, sepsis, dan hipoplasia paru.

    Pecahnya ketuban sering tak terduga, dan penyebabnya juga sering sulit untuk diketahui. Tapi, ada sejumlah faktor yang membuat seorang ibu hamil rentan mengalami air ketuban pecah dini, meliputi:

    • Infeksi saluran kencing (ISK) — pemicu umum ketuban pecah dini
    • Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
    • Riwayat kelahiran prematur
    • Riwayat tekanan darah tinggi, atau aktif
    • Kerusakan pada selaput kantung ketuban (infeksi atau peradangan)
    • Percepatan aktivasi membran ketuban
    • Leher rahim yang rusak atau lemah (dari trauma fisik, seperti benturan saat kecelakaan bermotor, atau akibat infeksi)
    • Peregangan rahim dan kantung ketuban yang berlebihan (distensi). Kehamilan ganda atau terlalu banyak cairan ketuban yang harus dibendung (polihidramnion) adalah dua penyebab umum dari distensi
    • Infeksi ginjal, kandung kemih, rahim, atau vagina
    • Minimnya kandungan kolagen dalam jaringan kantung ketuban
    • Perdarahan vagina selama lebih dari satu trimester
    • Posisi bayi sungsang
    • Pernah menjalani prosedur medis pada rahim — cerclage di awal kehamilan untuk mencegah kelahiran prematur; amniocentesis (tes kelainan genetik) di awal kehamilan; atau biopsi rahim akibat hasil Pap smear abnormal
    • Berhubungan seks
    • Melakukan olahraga berat atau aktivitas fisik yang menempatkan tekanan besar untuk tubuh
    • Merokok atau menyalahgunakan obat-obatan
    • Pola makan berantakan dan gizi buruk selama hamil (Kekurangan tembaga, zinc, atau vitamin C)
    • Penyakit paru
    • BMI tubuh rendah
    • Penyakit jaringan penghubung (MCTD) — kumpulan gejala-gejala serupa yang ditemukan pada lupus eritematosus sistemik, scleroderma, polymyositis, dan dermatomyositis
    • Status sosial-ekonomi keluarga rendah

    Apa yang akan terjadi saat ketuban pecah dini?

    Ketika mempertimbangkan apa yang menjadi penyebab air ketuban pecah, penting untuk memahami bahwa hal tersebut adalah bagian alami dari kelahiran yang biasanya terjadi tepat menjelang atau selama proses persalinan. Yang tidak banyak orang tahu, cukup umum untuk air ketuban pecah selagi Anda terlelap tidur. Beberapa wanita mungkin berpikir bahwa mereka mengompol di malam hari.

    Saat ketuban pecah, biasanya akan terdengar suara atau terasa “ledakan” kecil dalam perut. Aliran ketuban antara satu wanita dengan yang lain bisa berbeda, beberapa terasa seperti sedikit basah dan yang lainnya mengalami banjir yang menetes deras dari vagina. Cairan ketuban dapat berwarna kuning kecokelatan muda dengan bau yang menyerupai urin. Kadang cairan ketuban juga bisa berwarna jernih dan tidak berbau. Jika Anda tidak yakin air ketuban Anda telah pecah, hubungi dokter agar ia dapat melakukan tes untuk melihat kondisi kantung ketuban Anda.

    Segera setelah ketuban pecah, Anda akan mulai mengalami kontraksi jika Anda belum mengalaminya. Jika Anda tidak masuk ke tahap persalinan dalam waktu 24 jam setelahnya, Anda mungkin mengalami persalinan prematur. Kadang, ketika aliran kebocoran lambat dan tanda-tanda infeksi belum hadir, kontraksi mungkin tidak akan mulai dalam beberapa hari atau lebih lama. Selain itu, lokasi kebocoran di kantung ketuban yang tinggi kadang dapat menutup dengan sendirinya sehingga persalinan prematur dapat tertunda atau digagalkan.

    Penting untuk memperhatikan warna dan bau cairan ketuban, terutama jika berwarna cokelat tua atau hijau. Kadang, bayi memiliki aktivitas pencernaan saat masih dalam rahim dan ini bisa menyebabkan kondisi serius untuk Anda. Lebih lanjut, jika ketuban Anda pecah, Anda membuat risiko yang lebih besar untuk Anda dan bayi Anda terhadap infeksi.

    Apa yang harus dilakukan jika ketuban saya pecah dini?

    Penanganan air ketuban pecah lebih awal akan tergantung pada banyak faktor berbeda, termasuk usia kehamilan Anda saat mengalaminya. Dokter akan mendiskusikan dengan Anda mengenai pertimbangan risiko melahirkan bayi atau mengupayakan mempertahankan kehamilan Anda.

    Jika air ketuban pecah dini di usia kehamilan 33-36 minggu, ini disebut ketuban pecah dini agak prematur. Untuk mengatasinya, dokter pada umumnya akan mempercepat proses persalinan Anda jika tidak terjadi kontraksi dalam 48 jam ke depan. Namun, jika usia kehamilan Anda saat ketuban pecah masih di bawah 32 minggu, disebut ketuban pecah sangat prematur, mungkin akan ditangani dengan mencoba menunda persalinan untuk mengusahakan bayi dapat berkembang lebih lama dalam kandungan. Opsi perawatan ini dapat dicapai dengan memberikan kortikosteroid untuk mempercepat perkembangan fungsi paru bayi dan antibiotik untuk mencegah/menekan infeksi.

    Tentu saja, semua keputusan ini akan bergantung pada kondisi Anda dan bayi Anda. Jika salah satunya berada dalam risiko kesehatan tinggi, terjadi perdarahan vagina hebat, atau menunjukkan tanda-tanda infeksi, dokter mungkin akan memutuskan untuk melanjutkan induksi persalinan dan melahirkan bayi Anda tak peduli seberapa prematur usianya. Hasil untuk bayi yang lahir prematur sebelum 24 minggu biasanya buruk.

    Adakah cara untuk mencegah kemungkinan ketuban pecah dini?

    Dokter tak selalu dapat mengetahui pasti apa penyebab air ketuban pecah dini, jadi dapat sulit untuk mengetahui bagaimana cara mencegahnya.

    Berikut adalah sejumlah langkah yang bisa anda ambil untuk mengurangi risiko Anda mengalami ketuban pecah dini:

    • Rutin menggunakan semua antibiotik untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing seperti yang diresepkan dokter. Infeksi ini dapat memicu persalinan prematur namun dapat dengan mudah diobati.
    • Berhenti merokok, menggunakan obat-obatan, dan minum alkohol.
    • Rutin hadiri semua janji temu perawatan kehamilan dan kelas prenatal.
    • Suplemen vitamin C setelah usia 14 minggu kehamilan dapat mencegah terjadinya pengulangan ketuban pecah dini pada wanita yang memiliki riwayat ketuban pecah dini sebelumnya. Vitamin C memainkan peran penting dalam metabolisme kolagen dan peningkatan ketahanan jaringan membran kantung ketuban.

    Selain itu, jika Anda memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya, dokter mungkin meresepkan hormon progesteron. Prosedur medis seperti ceclage serviks juga mungkin dilaksanakan untuk membantu mencegah kemungkinan kelahiran prematur di masa depan.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ajeng Quamila · Tanggal diperbarui 03/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan