backup og meta
Kategori

8

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Normalkah Jika Keluar Keputihan Selama Masa Kehamilan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Normalkah Jika Keluar Keputihan Selama Masa Kehamilan?

    Anda pernah mengalami keputihan saat hamil? Akan ada banyak perubahan yang terjadi pada tubuh wanita sepanjang masa kehamilan. Satu di antaranya yang mungkin juga bikin waswas adalah keluarnya keputihan tiba-tiba. Apakah keputihan saat hamil itu normal atau harus segera diobati? Berikut penjelasan lengkapnya.

    Keluar keputihan saat hamil, normal atau tidak?

    keputihan setelah berhubungan

    Keputihan merupakan hal yang normal terjadi pada tubuh wanita selayaknya berkeringat atau buang air kecil. Pada wanita yang tidak hamil, keluarnya keputihan menandakan vagina mereka sedang membersihkan dirinya sendiri sekaligus melindungi dari risiko infeksi.

    Lantas, bagaimana jika mengalami keputihan saat hamil? Tidak usah khawatir. Keluarnya keputihan sebelum dan saat hamil pada dasarnya menggambarkan fungsi pembersihan vagina yang tetap berjalan baik.

    Kondisi keputihan saat hamil yang normal

    Keputihan ketika sedang hamil adalah kondisi yang normal bila teksturnya tipis, bening atau putih susu, dan aromanya ringan (tidak terlalu pekat).

    Keputihan juga termasuk sebagai salah satu tanda awal kehamilan. Cairan keputihan ini disebut dengan leukorrhea.

    Keputihan dapat mulai muncul sedini dua minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum Anda sadar sudah telat menstruasi.

    Kondisi keputihan ketika hamil juga umumnya tetap tergolong wajar jika masih terus berlanjut sepanjang kehamilan. Cairan keputihan biasanya cenderung keluar paling banyak pada trimester akhir kehamilan.

    Di minggu terakhir kehamilan, ibu hamil akan melihat bahwa cairan keputihan memiliki garis lendir kental yang bersatu dengan darah. Ini merupakan tanda awal persalinan dan ibu hamil tidak perlu panik.

    Meski begitu, tidak semua wanita hamil akan selalu mengalami keputihan. Ada beberapa ibu hamil yang mengalami keputihan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan sebelum dirinya hamil, ada pula yang tidak.

    Apa penyebab keputihan saat hamil?

    pembalut bikin susah hamil

    Seperti penjelasan di atas, keluarnya keputihan ketika hamil adalah tanda vagina masih berfungsi baik untuk membersihkan dan melindungi dirinya sendiri secara rutin.

    Keputihan tidak selalu menjadi tanda bahaya atau komplikasi kehamilan yang harus diwaspadai.

    Semasa kehamilan, leher rahim (serviks) dan dinding vagina akan semakin melunak akibat meningkatnya produksi hormon estrogen.

    Peningkatan hormon hamil juga akan memengaruhi aliran darah yang menuju area vagina sehingga jadi lebih banyak dan lancar dari biasanya. Kondisi inilah yang kemudian memicu keluarnya keputihan saat hamil.

    Selama hamil, leher rahim dan dinding vagina menjadi lebih lembut dan lebih banyak menghasilkan lendir atau disebut keputihan.

    Hal ini karena tubuh lebih banyak menghasilkan hormon estrogen dan lebih banyak darah mengalir ke daerah leher rahim selama kehamilan.

    Keputihan saat hamil sebenarnya berfungsi untuk melindungi leher rahim atau vagina dari bakteri atau kuman dari luar.

    Dengan begitu, keputihan saat hamil bantu mencegah adanya infeksi vagina yang bisa berpindah ke rahim dan membahayakan janin.

    Menjelang akhir kehamilan, kepala bayi yang menekan leher rahim juga bisa menyebabkan keputihan saat hamil muncul lebih banyak, seperti dikutip dari NHS.

    Terkadang, Anda mungkin tidak bisa membedakan keputihan saat hamil dengan air kencing ketika teksturnya cukup cair. 

    Kondisi keputihan saat hamil yang membuat Anda perlu ke dokter

    Keputihan saat hamil memang normal terjadi, tetapi penting bagi Anda untuk tetap memantaunya. Jadi, jika sewaktu-waktu ada yang aneh dari keputihan, segera periksakan ke dokter.

    Berikut tanda-tanda keputihan tidak normal yang bisa jadi tanda dari infeksi vagina.

    • Keputihan berubah warna, misal menjadi lebih kuning atau kehijauan
    • Mengeluarkan bau tidak sedap
    • Anda merasa gatal atau nyeri di vagina

    Normalnya, keputihan muncul ketika memiliki ciri-ciri seperti berwarna putih (seperti susu) dan jernih serta tidak mengeluarkan bau tak sedap.

    Bila Anda mengalami infeksi jamur selama kehamilan, dokter akan merekomendasikan krim supositoria untuk menghindari infeksi jamur.

    Cara membedakan keputihan saat hamil yang normal dan tidak

    keputihan saat hamil

    Meski keputihan ketika hamil tergolong wajar, Anda tetap harus jeli melihat penampilannya, apakah normal atau tidak.

    Cairan keputihan normal seharusnya berupa lendir agak kental dan lengket berwarna bening atau putih susu jernih dan tidak berbau menyengat.

    Jumlah cairan yang keluar biasanya sedikit, tidak sampai membasahi celana dalam. Namun semakin tua usia kehamilan, lambat laun volume keputihan juga cenderung makin banyak.

    Ini bertujuan untuk mempersiapkan tubuh, terutama vagina dalam menghadapi proses melahirkan

    Di sisi lain, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang bisa menyebabkan keputihan saat hamil jadi tidak normal.

    Berikut sejumlah masalah kesehatan selama kehamilan yang memengaruhi kesehatan vagina:

    1. Keputihan tanda infeksi jamur (candidiasis)

    Keputihan ketika hamil bisa jadi tanda terkena infeksi jamur vagina (candidiasis) apabila teksturnya berbongkah-bongkah disertai cairan kental berbusa dan berbau menyengat.

    Infeksi jamur candidiasis juga menyebabkan vagina terasa gatal atau panas karena terirititasi.

    Dikutip dari Virtua, dokter spesialis kandung dr. Eric Grossman mengatakan sekitar satu dari empat wanita akan mengalami infeksi jamur vagina. Akan tetapi tenang saja karena kebanyakan kondisi ini tidak membahayakan bayi.

    Meski infeksi jamur bisa mudah diobati dengan obat-obatan di apotek, ibu hamil tidak disarankan untuk asal beli dan pakai. Sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter mengenai rekomendasi untuk mengatasinya.

    Untuk menghindari infeksi jamur, Anda bisa melakukan upaya pencegahan, yaitu:

  • Memakai pakaian longgar agar kulit bisa bernapas
  • Mengeringkan vagina setelah mandi, berenang, dan olahraga agar tidak lembap
  • Mengonsumsi makanan fermentasi untuk memelihara bakteri baik di dalam tubuh.
  • Keputihan yang tidak normal juga menandakan komplikasi kehamilan. Segera hubungi dokter untuk konsultasi lebih lanjut karena bisa menjadi tanda palsenta previa atau plasenta abruptio.

    2. Keputihan tanda infeksi bakteri (bacterial vaginosis)

    Keputihan ketika sedang hamil yang menandakan bacterial vaginosis biasanya berupa lendir berwarna putih keruh, abu-abu, atau kuning pekat dengan aroma yang amis atau asam.

    Kadang kondisi ini juga disertai vagina yang terasa gatal dan kemerahan. Sekitar 10-40 persen wanita hamil yang terinfeksi bacterial vaginosis berisiko mengalami persalinan prematur dan infeksi berupa cairan ketuban.

    Oleh karena itu, jangan abaikan keputihan yang Anda alami ketika hamil jika warna dan teksturnya tak seperti biasanya.

    3. Keputihan tanda keguguran

    Keputihan saat hamil yang keluar dapat menandakan gejala keguguran atau kehamilan ektopik jika berupa lendir berwarna kecoklatan atau disertai bercak darah. Dua komplikasi kehamilan ini berpotensi bahaya bagi ibu dan bayi.

    Meski bercak darah bisa jadi ciri hamil, keputihan disertai dengan kondisi tersebut juga mungkin menandakan serviks yang terluka dari hubungan seksual saat hamil.

    Kemungkinan lainnya bisa juga akibat pemeriksaan panggul, seperti pap smear saat hamil.

    Jika disebabkan oleh dua hal ini, keputihan yang disertai bercak darah masih bisa dikatakan normal. Bercak darah ini akan perlahan menghilang seiring waktu.

    4. Keputihan tanda penyakit menular seksual

    Cairan keputihan saat hamil yang berwarna kuning atau kehijauan dengan bau tidak sedap mungkin menandakan gejala trikomoniasis.

    Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur dan berat bayi rendah saat baru lahir (BBLR). Sementara itu, keputihan saat hamil dengan warna kuning keruh berawan menandakan gonore.

    Bagaimana cara mengatasi keputihan saat hamil?

    tips menjaga kesehatan ibu hamil dengan pola hidup sehat

    Keputihan sering membuat risih dan mengganggu aktivitas. Bagaimana cara mengatasinya? Pertama, pastikan dulu keputihan saat hamil masih tergolong normal.

    Anda juga disarankan untuk menjaga kebersihan diri dan area kewanitaan dengan:

    • Membiasakan mencuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh area vagina.
    • Membilas vagina dengan air bersih (tidak usah pakai pembersih vagina) dari depan ke belakang setiap kali habis kencing.
    • Hindari penggunaan tisu pembersih vagina (feminine wipes) dan vaginal douche karena dapat mengiritasi kulit vagina.
    • Hindari pakai baju terlalu ketat saat hamil agar area intim tetap bisa “bernapas”.
    • Rutin ganti celana dalam dan pantyliner saat keputihan yang keluar ketika hamil cukup banyak.
    • Mengeringkan daerah intim usai mandi, berenang, buang air, dan berolahraga agar tidak terus-terusan lembap.

    Bila ragu, konsultasikan dengan dokter kandungan untuk memastikan kondisi keputihan yang dialami memang tidak berbahaya.

    Bagaimana cara mencegah keputihan saat hamil?

    Mencegah keputihan ketika hamil tidak mungkin dilakukan karena keputihan merupakan hal yang normal. Namun, Anda bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kemunculan infeksi vagina. 

    Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi vagina karena keputihan:

    • Tidak menggunakan pantyliner setiap hari selama keputihan karena bisa mengiritasi area vagina.
    • Tidak menggunakan tampon karena bisa memasukkan kuman baru ke dalam vagina.
    • Gunakan deterjen tanpa pewangi untuk mencuci pakaian dalam Anda. Bilas cucian sampai benar-benar bersih.
    • Hindari menggunakan sabun wangi atau cairan antiseptik yang ditambahkan ke dalam bak mandi.
    • Cuci tangan sebelum maupun sesudah menyentuh kemaluan.
    • Pastikan vagina dilumasi dengan baik sebelum melakukan hubungan seksual untuk mencegah iritasi.
    • Pilih celana dalam dari bahan katun sehingga mudah menyerap keringat.
    • Pilih juga celana panjang, celana pendek, atau rok yang longgar untuk dipakai sehingga keringat tidak menumpuk di area sekitar vagina.
    • Bersihkan vagina dari depan ke belakang sehingga kuman atau bakteri yang ada di sekitar anus tidak tersebar ke daerah vagina.
    • Berhenti merokok karena merokok membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi vagina.
    • Konsumsilah makanan tinggi probiotik, seperti yoghurt karena probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam vagina.

    Jangan anggap remeh ketika cairan keputihan berwarna aneh dan berbau amis, menyengat, dan tidak sedap.

    Sebaiknya, segera periksakan ke dokter dan hindari menggunakan obat-obatan yang dijual bebas kecuali atas saran dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan