4. Sasaran pemeriksaan
Baik USG abdominal maupun transvaginal memang bisa dilakukan oleh ibu hamil.
Namun, USG transvaginal tidak disarankan untuk ibu hamil yang letak plasentanya terlalu dekat dengan serviks, seperti pada kasus plasenta previa.
Melakukan USG transvaginal pada ibu hamil dengan plasenta previa justru dikhawatirkan bisa menyebabkan perdarahan.
Pemeriksaan ini juga tidak disarankan untuk kehamilan dengan risiko ketuban pecah dini. Dalam kondisi tersebut, ibu hamil disarankan untuk melakukan USG melalui perut saja.
Berbeda dengan USG transvaginal yang hanya bisa dilakukan oleh wanita, USG abdominal juga bisa dilakukan oleh pria.
Pasalnya, prosedur ini bisa menunjukkan berbagai gangguan organ di di dalam perut yang juga bisa dialami pria.
Mengutip situs Mayo Clinic, pemeriksaan ini bahkan dianjurkan bagi pria yang berisiko terkena aneurisma aorta (penggelembungan pembuluh darah aorta), seperti perokok aktif.
5. Waktu pemeriksaan
Perbedaan lain antara USG transvaginal dan abdominal adalah aturan waktu pemeriksaannya. Waktu pelaksanaan USG abdominal lebih fleksibel.
Anda bisa menjalani pemeriksaan kapan pun ketika merasa membutuhkannya atau direkomendasikan dokter, baik itu untuk keperluan kehamilan maupun pemeriksaan medis.
Sementara itu, USG transvaginal disarankan untuk dilakukan sejak trimester pertama kehamilan, tepatnya sebelum janin berusia 12 minggu.
Untuk pemeriksaan kesehatan organ reproduksi, Anda disarankan menjalani USG transvaginal saat masa subur atau ketika masa ovulasi.
Lebih baik USG transvaginal atau abdominal?
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar