backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Daftar Menu Makanan untuk Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 01/11/2022

    Daftar Menu Makanan untuk Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum

    Mual dan muntah atau morning sickness merupakan masalah yang umum dihadapi oleh kebanyakan ibu hamil. Namun, jika frekuensi dan jumlah cairan muntahnya berlebihan sampai tidak nafsu makan, ini mungkin tandanya Anda mengalami hiperemesis gravidarum. Simak menu makanan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum berikut ini.

    Menu makanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

    mual saat hamil menghindarkan ibu dari keguguran

    Hiperemesis gravidarum (HG) saat kehamilan sebenarnya tidak membahayakan bayi Anda.

    Akan tetapi, bila dibiarkan terus, ada risiko bayi Anda lahir dengan berat badan rendah karena gizinya tak tercukupi selama dalam kandungan.

    Untuk menyiasatinya, Anda bisa contek panduan menu makanan untuk hiperemesis gravidarum pada ibu hamil di bawah ini.

    1. Hindari makanan manis dan berlemak

    Mual biasanya terjadi pada pagi hari sesaat setelah Anda bangun tidur.

    Sebaiknya, setelah Anda bangun tidur, baringkan tubuh sebentar sekitar 5—10 menit dan bangun dari tempat tidur dengan perlahan.

    Setelah itu, Anda bisa sarapan dengan beberapa keping biskuit dan teh hangat. Pilih biskuit yang asin atau yang rendah lemak.

    Makanan manis dan tinggi lemak dapat memicu ibu hamil merasa mual atau hiperemesis gravidarum.

    Lagipula, makanan tinggi lemak membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang cukup sulit untuk dicerna tubuh.

    Oleh karena itu, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak, seperti makanan yang digoreng saat mual.

    Jika masih lapar, Anda bisa makan roti tawar, muffin keju, bagel, roti pita, kentang tumbuk, atau sup kaldu ayam dengan sayuran sebagai sarapan Anda.

    Anda juga bisa mengonsumsi makanan tersebut di waktu makan lainnya (makan siang atau malam) saat Anda merasa mual.

    2. Konsumsi makanan kaya protein

    Setelah kondisi Anda membaik, yang ditandai dengan frekuensi mual dan muntah sudah berkurang, sebaiknya Anda makan lebih sering dari biasanya.

    Menurut Pregnancy Sickness Support, makanan berprotein terbukti lebih efektif dalam mengurangi mual dibandingkan makanan yang didominasi karbohidrat atau lemak.

    Selain itu, disebutkan bahwa makanan yang mengandung protein paling efektif dalam menekan perkembangan takiaritmia, masalah pada lambung, dan mual.

    Oleh karena itu, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarium disarankan untuk mengonsumsi menu makanan kaya protein daripada makan makanan berlemak.

    Adapun beberapa makanan kaya protein yang perlu Anda ketahui, di antaranya.

    • Ayam panggang atau rebus (tanpa kulit).
    • Ikan panggang atau rebus.
    • Daging tanpa lemak.
    • Telur.
    • Keju rendah lemak.
    • Sup.
    • Yoghurt.

    3. Mencukupi asupan vitamin B6

    Mengatasi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil sebenarnya cukup mudah, yakni dengan memenuhi asupan vitamin B6.

    Vitamin B6 memiliki peran penting dalam tubuh karena dapat membantu tubuh menggunakan makanan untuk dijadikan energi, membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan membentuk hemoglobin.

    Anda bisa memenuhi kebutuhan vitamin B6 untuk mengatasi hiperemesis gravidarum dari menu makanan seperti beras merah, gandum, ikan, daging ayam atau bebek, kacang-kacangan, dan sayuran yang berwarna hijau.

    Namun, bila Anda ingin mengonsumsi vitamin B6 dari suplemen hamil atau lainnya, pastikan konsultasikan dahulu dengan dokter kandungan Anda.

    4. Makan makanan tinggi energi

    Kondisi hiperemesis gravidarium tak jarang membuat ibu hamil menjadi kesulitan untuk makan.

    Padahal, wanita hamil harus mendapatkan cukup nutrisi setiap harinya untuk menjaga kesehatan ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.

    Meski dilanda rasa mual yang luar biasa, ibu hamil dengan hiperemesis gravidarium untuk tetap mengonsumsi makanan yang paling mudah dimakan dan tidak memicu muntah.

    Pastikan Anda memilih makanan yang tinggi energi dan protein. Dalam hal ini, menu makanan dengan olahan susu sangat disarankan untuk ibu hamil saat mengalami hiperemesis gravidarium.

    Selain itu, Anda bisa makan yoghurt dengan buah, menambahkan mentega dan selai di atas roti bakar, atau minum susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi saat Anda sedang tidak nafsu makan.

    Perhatikan ini saat ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum

    susu, buah-buahan, dan sayuran sebagai pilihan makanan sehat untuk ibu hamil

    Penting bagi ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum untuk memerhatikan beberapa hal di bawah ini.

    • Sebaiknya makan dalam porsi kecil tapi sering. Anda mungkin butuh 5-6 kali makan per hari, di bagi menjadi 3 kali waktu makan utama dan 3 kali waktu makan selingan.
    • Makan secara perlahan. Pastikan makanan sudah benar-benar halus dalam mulut, sehingga Anda mudah menelannya.
    • Jangan lupa untuk minum banyak air putih. Sering muntah membuat kemungkinan ibu hamil mengalami dehidrasi sehingga butuh asupan cairan lebih banyak untuk mencegah hal ini.
    • Jangan langsung tidur setelah makan. Beri jeda waktu setidaknya 2 jam setelah makan jika Anda ingin tidur atau sekadar berbaring.
    • Segera konsultasikan kepada dokter ahli apabila mual atau muntah yang Anda rasakan membuat Anda tidak mau makan dan minum hingga mengganggu aktivitas
    • Setelah muntah, sebaiknya hindari untuk makan atau minum apapun sampai Anda merasa baikan.
    • Jangan makan makanan panas dan makanan pedas untuk ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum karena mempunyai aroma yang kuat sehingga bisa memicu muntah.

    Itulah sejumlah pilihan menu makanan untuk ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.

    Selama kehamilan, pastikan untuk selalu memberitahukan kondisi apa pun kepada dokter kandungan Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 01/11/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan